29

467 21 6
                                    

***
Happy Reading ♡

Mereka sampai di villa jam sepuluh lebih tiga belas menit pagi. Memang agak jauh dari rumah Vano.

Suasana disana sangat sejuk dan sedikit dingin. Suara ombak yang kencang menemani mereka. Pantai nya sedikit jauh dari villa mereka, tetapi untuk sampai pantai mereka tidak memperlukan motor, hanya jalan kaki sedikit saja mereka sudah sampai ke pantai.

Satu persatu dari mereka turun dari motornya, menikmati suasana villa ini. Villa milik Ayahnya Vano tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar.

Vano mengajak teman-teman nya masuk ke villa milik Ayahnya itu. Villa ini memang khusus dibuat untuk keluarga Vano, tetapi mereka memang jarang kesini alhasil villa ini juga jarang kepake.

Tetapi villa ini cukup bersih dan nyaman di pakai walaupun sudah lama Vano dan keluarga nya tidak menginap disini.

"Van, villa lo angker ga? Ngeri gue, mana tadi kata lo, lo dan keluarga lo gapernah nginep ke villa ini lagi." Celetuk Rayn.

Vano berdecak "takut lo? Gue sama keluarga gue bukan nya ga pernah nginep disini lagi, tapi jarang soalnya bokap gue juga udah jarang banget dirumah." Jelas Vano.

"Mana ada gue takut, ga ya. Gue mah pemberani." Rayn merapikan bajunya dan berdiri tegap seolah-olah memang Rayn tidak takut, tapi dalam hati kecilnya nyali Rayn menciut.

Vano menggeleng-geleng kecil kepalanya, heran melihat kelakuan teman nya itu "yaudah kalau lo ga takut, lo tidur sendiri gimana Ray?." Tantang Vano.

"Jangan gitu lah, jahat banget lo jadi temen. Gimana kalau gue satu kamar sama Vika." Rayn mengangkat kedua alisnya dan menatap Vika dengan tatapan menggoda.

Sontak perempuan itu menoleh ke arah Rayn, karena merasa nama nya disebut-sebut "lambe lo, mau gue tampol hah?! Ngomong sekali lagi, gue beneran tampol lo pake sepatu gue." Vika tidak main-main, Vika beneran melepas satu sepatu nya hendak melayangkan pukulan nya ke arah Rayn.

Rayn yang mendadak terkejut menggunakan kedua tangan nya di depan wajah nya untuk melindungi serangan dari Vika.

"Vik, Vik itu sepatu lo kan mahal. Kasian sepatunya kalau sampe nyentuh muka si Rayn." Shila berusaha menurunkan satu tangan Vika yang hampir melempar sepatunya tepat ke arah Rayn yang berada di depan nya persis.

"Lo sih Ray. Jangan cari gara-gara sama Vika sehari aja bisa ga?." Ucap Ken menatap sebal Rayn.

"Bisa ga sih jangan berantem terus? Kita disini mau liburan mau seneng-seneng bukan mau berantem kaya gini, yang mau berantem mending sana balik aja." Kini giliran Fira yang berbicara, teman-teman nya ini kalau tidak berantem hidupnya tidak akan tentram apa?.

"Pacar gue kalau lagi serius kenapa cantik nya nambah ya." Ucap Marvel.

"Males gue males, bubar bubar."

"Sono lo aja yang bubar Ray, gue sih ogah." Rayn hanya menanggapi dengan decakan, kenapa teman nya tidak ada yang membela nya.

"Gini aja, yang cewe kalian tetep satu kamar, terus gue sama Marvel, Rayn sama Ken." Putus Vano.

Semuanya mengangguk setuju, lalu mereka mengambil barang-barang yang dibawa nya lalu segera berkemas. Barang mereka tidak terlalu banyak karena mereka hanya menginap dua hari saja.

Kita Berbeda (New Version) // (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang