31

475 18 10
                                    

***
Happy Reading ♡

⚠️ 2396 kata

"Buset ini bau masakan nya enak banget, siapa yang masak woy." Rayn mencium aroma makanan sedap dari meja makan.

Shila datang membawa tujuh piring lalu Shila letakkan di atas meja makan.

"Ya gue lah yang masak, emang ada orang lain selain gue disini?."

"Udah cocok jadi istri gue lho Shil, ayok nikah." Rayn mengacak-acak rambut Shila.

"Ekhem."

Rayn menengok ke arah belakang dan mendapati Vano yang menatap Rayn dengan tatapan tidak bersahabat. Rayn yang ditatap seperti itu hanya bisa tersenyum kecut.

"Aelah Van bercanda kali gue, natapnya gausah kaya gitu kali. Sini lah bro kita duduk, nyantai kita ngopi sini ngopi." Rayn mendorong Vano untuk duduk di meja makan.

Rayn hendak mengambil ayam yang berada di depan nya namun dengan cepat Shila menepuk tangan tersebut.

Rayn mengusap tangan nya yang tadi di tepuk oleh Shila "sakit woy, ngapain sih lo nepuk-nepuk tangan gue."

"Ya lo ambil-ambil aja, nungguin yang lain dulu jangan asal comot, gasopan." Sinis Shila

"Gue tau lo laper Ray tapi nunggu yang lain dulu lah, masa kita makan duluan." Ucap Vano.

Rayn melipat kedua tangan nya di depan dadanya "kenapa gue selalu ternistakan?." Tanyanya kepada diri sendiri.

"Wih udah pada ngumpul, bau nya enak banget nih pasti masakan Shila, beuh emang the best banget sahabat gue ini kalau masak." Fira datang bersama Marvel dan Vika.

"Buruan kalian duduk, gue udah laper banget. Mana lama banget lo bertiga lagi pada ngapain sih? Jangan-jangan kalian bertiga berbuat aneh-aneh lagi." Cecar Rayn.

"Otak lo itu kayaknya penuh dengan kecurigaan ya, harus di cuci sih otak lo yang amat sangat kotor itu." Ucap Fira.

"Emang otak bisa di cuci?." Beo Rayn.

Vika mengepalkan satu tangan nya, jari telunjuk nya Vika letakkan tepat di depan dahi Rayn.

"Ya lo pikir pake otak lo sendiri yang lemot itu apa yang sok lemot." Vika berusaha menahan emosinya sendiri, Rayn dimana-mana emang selalu menguji kesabaran.

"Berantem itu butuh tenaga, nah mendingan lo isi dulu perut lo biar bertenaga kalau mau baku hantam sama Rayn." Ucap Vano.

...

Setelah selesai sarapan Vano dan Shila memutuskan untuk jalan-jalan di sekitaran pantai, tidak terlalu ramai dan tidak terlalu sepi juga pantai disini.

Tidak ada yang memulai obrolan terlebih dahulu, dua-dua nya sama-sama menikmati keindahan pantai itu.

"Em Vano."

Vano menoleh "iya kenapa? Kamu mau apa?."

Shila menggeleng kuat-kuat "enggak kok aku ga mau apa-apa."

Kita Berbeda (New Version) // (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang