02. Dark Ghost

161 23 0
                                    


Hujan, ya begitulah hari ini. Jessie menunggu jemput dari kakaknya di halte dekat sekolahan. Sebenarnya tadi ia ditawari pulang bersama Megan yang dijemput oleh ayah Megan, namun Jessie dengan halus menolak.

Tiiiin
Sebuah mobil menepi didekat Jessie berdiri.

"Ayo bareng gua aja," tawar Jason membuka kaca mobil.

"Nggak usah," Jessie.

"Bentar lagi hujan. Emang Princess Jessie mau hujan-hujanan?" tanya Jason sambil menggoda.

"Lain kali aja Jas,  kakak gue udah otw," Jessie menolak dengan senyumannya.

"Ya udah gua duluan, tapi lain kali jangan nolak ya," ucap Jason menghidupkan mobilnya.

"Iya," Jessie.

.....

Megan kali ini berada di rumah besar milik Jessie. Namun rumah itu cukup sepi. Hanya terdapat Jessie dan seorang pembantu tua. Kadang Alex kakak Jessie tidak pernah pulang ke rumah. Umur Alex hanya lebih tua dua tahun dari Jessie. Walaupun begitu disekitar rumah Jessie ada bodyguard yang cukup banyak suruhan dari Alex. Entahlah Jessie tidak tau apa gunanya bodyguard disana. Kedua orang tua Jessie bekerja di Perancis. Wajar saja gadis berbola mata honey itu sering kesepian.

"Jessie, Jessie, Jessie. Dengerin Megan!" teriak Megan keras melempari Jessie dengan bantal. Berharap gadis berbola mata honey itu menghentikan aksi belajarnya.

"Jessieeee," kembali Megan berteriak keras.

"Ada Alex dirumah," ucap Jessie yang masih setia duduk di kursi belajarnya. Benar saja, tak lama setelah itu seorang lelaki yang menggunakan jaket bomber bertuliskan 'Dark Ghost', dengan rambut berwarna coklat membuka pintu kamar Jessie. Alex, hanya melihat Jessie dengan teman cemprengnya saja di kamar itu.

"Jessie ini sudah malam, kenapa kau tak menutup jendela kamar!" lagi, lagi, dan lagi Alex selalu menyuruh Jessie untuk menutup jendela. Apa salahnya untuk membiarkan jendela terbuka agar bisa melihat indahnya malam, merasakan sejuknya udara malam? Kali ini Jessie baru bergerak dari kursi belajarnya untuk menutup jendela. Sebelum ia menutup jendela terlihat sosok berperawakan seperti Jason menggunakan jaket bomber yang sama dengan kakaknya sedang menggaruk-garuk tanah di depan rumahnya. Ah mungkin mata sedang lelah, jadi sering kali salah lihat, batin Jessie tak mau ambil pusing.

Melihat adiknya yang sudah menutup jendela Alex bernafas lega meninggalkan kamar bernuansa vintage itu.

"Jessie, kenapa lo gak bilang kalau ada Alex?" tanya Megan kesal menatap Jessie. Bagaimana tidak ia tak merasa malu berteriak-teriak di rumah orang yang didegarkan oleh sosok yang ia cintai? Ya, Megan telah menyukai Alex sejak setahun silam. Namun Megan tak berani mengungkapkannya, pasalnya Alex adalah playboy kelas kakap.

"Kalau lo suka sama kakak gue tembak aja," ucap Jessie seraya menghempaskan badannya di kasur empuknya.

"Jessie, tadi Megan nabrak cowok. Marahin dia Jes, tuh cowok aurannya kek beruang kutub. Katanya siswa pindah, satu kelas sama Jessie?" inilah tujuan awal Megan menginap di rumah Jessie. Ia hanya membujuk Jessie agar mau memarahi Jason. Bisa dibilang Megan adalah tipe pedendam.

"Meg, tuh cowok baik, gue gak mau cari masalah sama dia," ucap Jessie yang seakan menyakinkan Megan bahwa Jessie dan Jason satu kelas. Jessie dan Jason berada di kelas XI IPA dan Megan entah mengapa berada di kelas XI IPS.

"Cowok baik? Tuh cowok gila tingkat parah," Megan membayangkan kejadian tadi ia bertemu Jason sambil bergidik.

"Auk ah, gue mau tidur. Ngomong sama lo kek ngomong sama kereta lewat. Udah cempreng gak berhenti-henti," ucap Jessie kesal sambil menyelimuti kakinya. Ingin sekali rasanya Megan melempari kepala Jessie menggunakan bola ping pong kesayangan ayahnya. Namun ia masih punya jiwa nurani.

FIND A GHOST BOYFRIEND [COMPLETE ✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang