24. Kiss?

83 11 0
                                    


Berbeda, ya hari ini seperti itu. Jessie sejak tadi hanya bungkam. Mengabaikan beberapa pertanyaan yang dilontarkan untuknya. Banyak siswi yang menanyakan apakah ia dan Jason masih pacaran atau tidak. Jason yang duduk disampingnya juga diam sejak tadi.

Jessie benar-benar membenci Jason. Ia mencoba sepenuhnya agar pikirannya kosong. Jason yang sejak tadi mencoba untuk meramal apa yang sedang dipikirkan oleh gadis disampingnya hanya menemukan pikiran yang ditahan. Apakah Jessie benar-benar tidak menyukainya? Jujur ia sudah menyukai Jessie sejak pertama kali melihat gadis berbola mata honey itu. Jason juga tidak menyangka bahwa Jessie pemilik dari pasangan kalung itu. Sebenarnya ia berniat untuk tidak tergesa-gesa mengambil kalung itu dari Jessie karena ia tahu apa akibat yang akan ditanggung oleh Jessie.

Jason sangat mencintai Jessie, tidak ada alasan untuk itu. Namun mengapa dunia begitu sempit?

"Jessie, yuk ke kantin," Megan dengan watadosnya masuk di kelas Jessie. Menghampiri gadis berbola mata honey itu.

"Gue gak mood," balas Jessie.

"Hayolah jangan berduaan sama Jason terus," kini Megan duduk didepan Jessie dengan memutar kursi.

"Gue udah putus," balas Jessie seraya memasukkan bukunya ke tas.

"Beneran Jas?" Megan menolehkan kepalanya ke arah Jason.

"Bener," singkat padat dan jelas ala Jason.

Megan diam sejenak, ia tidak tahu alasan yang pasti mengapa Jessie dan Jason putus. Padahal baru beberapa hari yang lalu baikan. Megan dengan cepat menarik tangan Jessie untuk keluar dari sana.

"Meg lo apa-apaan sih tarik tangan gue?" Jessie kesalnya bukan main. Ia melepaskan cekalan tangan Megan ditangannya.

"Apa alasan lo putus sama Jason? Kenapa lo gak bilang sama gue?" tanya Megan to the point. Mereka berhenti di lorong perpustakaan.

"Lo nggak perlu tahu Meg," Jessie.

"Lo anggap gue apa Jes? Gue orang yang paling peduli sama lo setelah kakak lo, tapi lo bikin kecewa gue," Megan. Megan meninggalkan Jessie disana, namun buru-buru Jessie menarik tangan Megan. Ia tak mau kehilangan sahabatnya yang selalu ada untuknya.

"Gue mau jelasin, tapi gak sekarang. Nanti lo dateng ke rumah gue aja. Please jangan marah, gue sayang lo Meg. Lo satu-satunya sahabat gue," ucap Jessie. Megan menganggukan kepalanya, karena bel masuk sebentar lagi berbunyi maka Megan pamit ke kelas duluan.

Jessie masih diam di lorong itu sambil melamun, hingga sebuah angin besar menerpa rambut Jessie yang dapat membuat gadis itu tersadar kembali. Derasnya hujan menambah dinginnya hari ini. Saat Jessie berjalan untuk kembali ke kelas tiba-tiba ada sebuah kabut putih didepannya.

Muncullah seorang wanita berbaju putih yang diliputi oleh darah basah maupun kering. Jessie sudah cukup terbiasa melihat hantu seperti itu.

"Bagus sekarang kalian putus!" ucap wanita itu.

"Jangan ganggu gue lagi. Gue udah nggak ada hubunganan apapun sama Jason," kata Jessie.

"Tapi Jason masih suka sama lo. Lo lebih baik mati ditangan gue," hantu wanita itu perlahan mendekati Jessie dengan tangan kanannya membawa sebuah pisau tajam, mengarahkannya ke Jessie.

"Stop lo main-main sama gue," ucap Jessie mundur.

"Gue nggak main-main sama lo," wanita yang meneteskan darah itu terus mendekati Jessie hingga punggung Jessie menabrak dinding dibelakangnya.

"Berhenti kabur dari gue," wanita hantu. "Leher lo ternyata jenjang juga," wanita hantu menggores sedikit leher Jessie hingga darah segar mengalir dari sana. Jessie meringis menahan rasa perih di lehernya.

PRANKKK
Pisau ditangan wanita itu terlempar jauh. Jason yang telah melakukannya.

"Garbien, gua udah bilang beberapa kali ke elo, jangan ganggu dia!" Jason.

"Lo cinta sama dia? Lo takut kehilangan dia?" kata Garbien dengan senyum mengejek. Beberapa detik kemudian Garbien berubah menjadi sosok wanita cantik, bukan hantu lagi.

"Lo tau apa yang bisa gua lakuin ke elo kan?!" Jason menggertakan giginya.

"Gue nggak takut sama lo Jas karena gue cinta sama lo. Gue rela mati demi elo," Garbien mengatakannya dengan jujur.

"Lo cinta sama gua?! Bahkan gua udah terlanjur benci sama lo. Sekarang lo pergi atau gua laporin kalo lo berkeliaran disini!" Jason.

"Gue pergi sekarang. Lo cewek pelakor nggak akan pernah bisa kabur dari gue lagi besok. Inget itu!" ucap Garbien menatap Jessie tajam, sedetik kemudian ia menghilang dari sana.

Jason berbalik untuk menatap Jessie. Cewek yang kali ini ia cintai, namun cewek itu telah membenci dirinya.

"Ayo Jes luka lo gua obati," ajak Jason.

"Nggak perlu," Jessie.

"Maaf, mantan pacar gua selalu ganggu lo," Jason meminta maaf mengatas namakan Garbien.

"Ooh jadi dia mantan pacar lo! Sebaiknya lo urus dia baik-baik. Cocok sih kalian, mending baikan. Ghost sama gho-uuups" ucap Jessie terputus. Jason mencium tepat dibibir Jessie. Jessie menahan nafasnya karena tidak menduga bahwa Jason akan melakukan hal itu. Jason mengigit bibir Jessie dengan agresif, menyiratkan bahwa ia sangat rindu dengan Jessie. Jessie sejak tadi hanya diam, tidak melakukan apapun. Jujur ia juga merindukan Jason.

"Lo jaga diri lo baik-baik saat nggak ada gua," ucap Jason mengakhiri kiss nya. Ia meninggalkan Jessie yang masih berada disana.

Jessie akan ke UKS untuk mengobati lehernya yang terkena goresan pisau, namun tidak ada luka sedikit pun di lehernya. Jason? Ya ini pasti ulah cowok itu.

FIND A GHOST BOYFRIEND [COMPLETE ✔️] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang