Rollercoaster

101 18 0
                                    

Hari ini aku terbangun di pukul 14.35, rasanya badanku remuk sekali mungkin karena semalam keluyuran dimalam hari. Ku buka ponselku disana ada panggilan tak terjawab dari Martin.

Aku bergegas untuk membersihkan badanku, lalu berencana untuk pergi ke tokoku. Aku berlari di area lobby apartemen karena ojek online telah menungguku di depan. Tak sengaja aku melihat sekilas sosok berbadan besar dan kekar memakai mantel coklat tengah melihat kearahku dan bersandar.

"Martin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Martin.." ucapku

"Sayang aku telp kamu ga angkat angkat, udah siap kan?"

"Martin, kamu ga kerja?"

"Aku ambil cuti hari ini"

"Kok..."

"Ayok kamu telat banget buat kerja" ujarnya seraya menarik lenganku

"Tin aku udah pesen ojek"

"Bisa kamu cancel Anya"

Sial hari ini aku harus bertemu dengannya lagi.
Kami berdua tidak begitu saling bercerita satu sama lain, bahkan aku hanya menjawabnya "ya" "tidak" "ohiya" dan lain lain untuk mematahkan percakapan.

"Anya"

"Hm?"

Ia memarkirkan mobilnya tepat di depan cafe bukuku.

"Boleh minta satu hal?"tanyanya

"Apa itu?"

"Aku mau periksa hp kamu" pintanya

"Hell.. buat apa Martin?"

"Berhak aku periksa hp kamu"

"Tapi itu privasi aku Martin, kamu gabisa seenaknya kaya gitu"

"Ahhh seriously? Sini hp kamu"

"You can't force me Martin"

"Why?"

"I never do that to u" jawabku
Aku keluar dari mobilnya dan meninggalkannya masuk kedalam toko. Disana aku melihat sepasang bola mata yang memperhatikanku memasuki ruangan kerjaku, ya dia Abay.

"Kenapa sih Martin jadi posesif kaya gitu" gerutuku

"That's true feelings" Suara abay terdengar olehku di depan pintu yang terbuka. Dia menutup buku yang telah ia baca, dan menghampiriku tentunya menutup pintu dengan rapat agar tidak ada yang mendengar pembicaraan kami di dalam.

"Maksud kamu?" Sepontan aku menoleh ke arahnya

"Martin ngerasa mungkin dari kamu ada yang beda dari sebelumnya" ujarnya

"....."

"Contohnya mungkin badan kamu makin kecil? Atau bagian dada kamu makin besar, atau mungkin mata panda kamu makin keliatan"

"Bercanda kamu" ujarku sambil menduduki kursi kerjaku.

"By the way , ibu bos gimana dinner semalam, sangat berkesan?" tanyanya sambil memegang kedua lengan kursi kerjaku. Yasss benar sekali dia berada tepat di depanku sangat. Aku mendongakkan daguku melihat raut wajahnya yang begitu lembut.

"Biasa aja" jawabku

"Bad liar"
Mata itu menatapku begitu dalam.
Tatapannya begitu dingin. Ada apa dengannya.

"Aku mau kerja Abay"

"Gimana jawaban yang aku tunggu? Masih memikirkannya?"

"Jawaban dari pertanyaan yang mana?"tanyaku balik

"Haruskah aku ulang Anya?"

"Kalau harus kenapa engga"

"Oke kamu yang minta, aku harus dapetin jawaban itu dengan akurat dari mulut manis kamu"

Dia menggendongku dan mendudukanku diatas meja kerjaku.

"Abay!" Teriakku terkejut.

Kedua lengannya menekan meja dan matanya begitu tajam melihat ku.

"Anya, aku suka sama kamu aku gatau perasaan ini mulai dari kapan. Walaupun kamu milik orang lain, sebelum kamu hidup sama dia, aku mau kamu ada di sisi aku selama kamu belum jadi istri dia. Anya aku bener bener suka sama kamu, kamu mau kan jalanin hubungan sama aku?"

"Abay, maksud kamu. Kamu mau jadi yang kedua?"tanyaku

"Yaa aku ga peduli"

"How bout your girl?" Tanyaku

"Aku udah ga berhubungan sama Nasel"

"Kenapa bisa?"

"Dia mutusin aku buat kesekian kalinya"

"Ahh gitu..."

"Anya , back to topic"

"Bay i cannot . Aku ga bisa bay ngeduain perasaan kalian berdua" jawabku
"I mean . Kamu adalah seorang wanita who does look like a man, but still you have a soft heart like other women" jelasku lagi

"Perset*n dengan gender Anya. Aku suka sama kamu, aku sama kamu bisa lewatin ini perlahan"

Bibirnya begitu indahku pandang, betul membuatku salah fokus telah memandangnya. Aku mengelus bagian pelipisnya dan aku menyentuh tekuknya yang indah itu, mataku terpejam dan bibirku menempel dibagian permukaan bibir tebal itu.

Sensasi yang aku rasakan benar benar beda dari yang lainnya. Aku merasa hidupku penuh dengan kupu kupu yang bertebaran diatas bukti bunga bunga yang begitu indah. Yaaa indah seperti wanita yang tengah membalas ciumanku itu.

Ku lepas ciuman itu, dan melihat raut Abay yang kebingungan.

"Aku terima perasaan yang unik ini" jawabku

Abay tersenyum kami berdua melanjutkan ciuman yang penuh kasih sayang, rasanya sangat membuatku seperti ibaratkan akan terjun dari rel kereta rollercoaster yang tinggi. Disaat aku melewatinya momen dimana kereta rollercoaster itu terjun bebas dan teriakanku yang tak kalah kencang dan lepas itulah yang membuat perasaan itu ada diatas segalanya.

🌈Unifcorn

Behind the RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang