Nano-Nano

85 9 0
                                    

Aku menghampiri Abay yang sedang berdiri didepanku. Lenganku melingkar dilehernya, Abay yang begitu terlihat mulai bergairah tidak tinggal diam. Ia mencumbuku, mencium pelipisku, dan mengelus rambutku.

Hatiku merasa campur aduk didalamnya. Teringat wanita dalam foto itu, membuatku sakit hati. Abay mendaratkan ciumannya dibibirku. Aku hanya diam tidak membalas ciumannya, tapi lengannya tidak membiarkan tubuhku terbebas dari genggamannya. Kedua tangannya meremas bongkahan pantatku.

Dan aku merasa terangsang.

"Hmmmphhh" desahanku lolos didalam ciuman itu.

Abay meraup daging yang tidak bertulang itu. Menyedot seluruhnya dengan ganas, sesekali Abay menampar bongkahanku. Lalu Abay menggendongku, dan memposisikan ku duduk diatas wastafel.

Jari jemariku bermain diatas dadanya yang telanjang.

"Anya" panggilnya

Aku menatapnya, lalu ia menciumi leherku dan membuat kissmark disana. Mataku terpejam menikmati indahnya adegan ini. Menikmati bibirnya yang selalu menciumiku disetiap sudutnya. Hingga akhirnya ia membuka beberapa kancing kemeja itu, dan meremas dua gunung kembar yang menyembul siap untuk disantap oleh Abay.

°°°

Setelah selesai kami melakukannya, aku dan Abay telanjang bulat diatas kasurnya.

"By.. kamu tadi kenapa nangis?"tanyanya

Betul, ketika dipertengahan bercinta dengannya sempat air mataku menetes dan Abay menyadarinya.
Aku tidak bisa membendung rasa penasaran ini.

"Bay"

"Hmm?"

"Menurut kamu, aku kurang apa?"tanyaku

"Aku ngerasa kamu sempurna sayang"

"Bener?"

"Yaa... Kamu sempurna di mata aku, kamu satu satunya perempuan yang aku suka"

"Boleh aku tanya hal lain?"

"Apa itu?"

"Siang tadi kamu kemana aja bay?"

"Ahh itu aku ke cafe bareng temen temen, biasa lah nongkrong anak muda" aku tahu ia membohongiku

"Ada ceweknya?"

"Emm.. ada banyak kok cewek cowok kumpul semua"

"Kamu ada suka sama temen temen cewek kamu?"

"Mana ada sayang, mereka itu temen kuliah aku gaada yang aku suka"

"Oh gitu"

"Kenapa sayang?"tanyanya

"Engga aku kaya lihat kamu di jalan gitu sama cewek lain"

"Hahaha salah liat kali bby"

"Iya mungkin"

Ia menciumku. Dan berkata...

"Jangan nangis lagi kaya gitu ya by, aku ngerasa kamu terpaksa ngelakuinnya"ujarnya

"Hmm, mungkin aku terlalu ngenikmatin" aku tersenyum

Abay menyeringai dan memelukku.

"Aku sayang kamu Anya"

"Aku juga"jawabku

Mengapa Abay membohongiku.
Siapa perempuan itu. Aku harus menyelidikinya.

°°°

Dipagi hari aku dan Abay sudah bersiap siap untuk berangkat menuju toko. Abay tidak ada mata kuliah untuk hari ini,dan ia akan menemaniku bekerja.

"Udah siap cantik?"tanyanya

"Iya" sampai saat ini aku masih saja memikirkannya, tidak tidak aku harus melupakannya dulu aku harus fokus bekerja.

Ketika aku sudah sampai di toko, ku lihat ada sebuah mobil yang parkir diparkiran depan tokoku. Itu mobil Martin, sedang apa dia disini.
Abay sudah masuk kedalam, aku mengejarnya berlari menuju ruang kerjaku. Dingo! Apa yang terjadi.
Martin yang sedang menungguku duduk di sofa dengan menyalingkan kaki kanannya melihat Abay yang baru saja sampai dengan membawa beberapa barang yang ia bawa ke dalam ruanganku.

Martin beranjak dari sofa, dan menghampiri Abay, dan ia sekilas melihatku.

"Anya"panggil Martin. "Siapa dia?" Tanyanya

"Em... Anu , dia temenku Martin" jawabku

"Sejak kapan?"tanyanya lagi

"Abay, temen baru Anya...." Abay memperkenalkan dirinya seraya menyunggingkan senyumannya dan mengulurkan tangannya. "Kita bertemen udah 3 bulan" ujarnya dengan intonasi yang menekankan bahwa kita hanya berteman.

Martin mengernyitkan dahinya, mungkin ia merasa aneh.

"Sorry pegel nih tangan gw"ujar Abay

"Oh oke, Martin pacar Anya udah 4tahun kita pacaran"balasnya

Apaan banget sih Martin emang perlu ya bilang kaya gitu.

"Oh udah tau kok Anya sering ngomongin lu ke gw" kata Abay

"Iyakah? Lu kerja disini emang?"tanya Martin

"Oh bukan gw anak mahasiswa"

"Oh, gitu..."

"Btw, Abay thanks ya udah anterin barang barang aku. Sekarang km bisa pulang makasih ya"potongku.

"Oh oke, sama sama. Kalo gitu aku pergi dulu ya" pamitnya

Aku merasa tidak enak sekali dalam posisi ini. Abay begitu selesai menaruh barang barang ku, langsung pergi entah kemana. Aku yakin ia pasti cemburu.

Aku menutup pintu, dan duduk di kursi kerjaku.

"Kamu ko bisa ketemu dia?"tanya Martin

"Kita bertiga pernah ketemu"jawabku

"Dimana?"

"Di depan toko, tempo hari kamu narik tangan aku, dan dia yang nepuk pundak kamu" [in page 6 "Martin"]

"Ah itu, oke udah lupa ga penting juga"

"Kamu ke sini mau ngapain?"tanyaku

"Ayok kita jalan jalan"ajaknya

"Aku ga bisa tin, aku lagi sibuk"

"Sempetin"

"Next time ya" ujarku

"Oke besok fix ya, aku jemput. Daahh dandan yang cantik" Martin mencium keningku tiba tiba dan langsung pergi meninggalkan ruangan.
Ku lihat di mejaku terdapat sebuah makanan kesukaanku, Martin membelikannya untukku.

"Makasih tin"ucapku.


🌈Unicorn

Behind the RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang