Mengintai

120 12 2
                                    

Hai! Apa kabar untuk kalian semua? Aku harap baik baik aja ya! Selalu ingat jaga kesehatan juga selalu memakai masker kemanapun kalian pergi.

Mohon maaf atas kehilangan kabar dari author karena ada kesibukan yang sangat sangat sibuk temen temen. Tapi hari ini Behind the Rainbow update lagi dan spesial untuk kali ini akan aku buatkan page yang ini lebih panjang dari yang lainnya. Happy reading guys~

°°°

Malam ini aku dan Martin sudah berada di Moka Moka Bento, dengan kendaraan masing masing ku parkiran. Sebelumnya aku sudah memberi kabar kepada Abay, yang sedang bersama teman temannya.

"Nya, kamu ga cape kerja terus?" Tanyanya

"Maksud kamu?"

"Ya maksud aku, kamu berhentilah bekerja. Lebih baik kamu diem dirumah sama orang tua kamu. Biar toko kamu ada karyawan sama aku juga. Aku bisa kontrol toko kok, kamu kan calon istri aku gimanapun aku yang bakalan cari uang untuk kamu" jelasnya.

"Tin menurut aku, kalo emang disuatu saat nanti dalam rumah tangga itu ada, menurut aku sama sama kerja itu lebih bagus karena itu bisa buat tabungan kita lebih cepet kekumpulnya"

"Tapi aku mau kamu diem dirumah Anya, kamu layanin aku sebagai suami kamu , masak buat aku, ada buat aku, selalu disamping aku"

"Aku belum bisa lepasin apa yang udah aku perjuangin Martin"

"Anya , aku pingin kamu jadi istri aku"

"Yaa, itu kan nanti"

"Aku mau percepat lagi"

"Tin... Lebih baik kita persiapkan segalanya dulu jangan terlalu cepet"

"Kenapa? Kenapa kamu bilang ini"

"Bukan apa apa, cuma aku pikir kita harus mematangkan persiapan dan mental aja dulu"

"Anya kamu serius ga sih sama aku?"

"Ya menurut kamu selama ini?"

Tiba tiba sosok orang yang tidak asing lagi bagiku baru saja datang dan duduk di arah jam 9 dari arah tempat mejaku.
Apa itu Abay? Sedang apa dia.

Suasananya menjadi hening, aku tak mau Abay mendengarkan percakapanku dengan Martin.

"Anya, temen kamu pagi tadi aneh" kata Martin

"Apanya yang aneh?" Sesekali aku melirik kearah Abay dan volume suaraku sengaja ku kecilkan, aku harap Abay tidak mendengar percakapan ini.

"Suara dia cewek banget, tapi dari penampilan kaya cowok, kok bisa kamu temenan sama dia"

"Gaada yang aneh tin, kamu aja yang baru ketemu dia. Dia cewek baik kok"

"Gitu ya, dia sering ke toko kamu?"

"Iya dia salah satu pelanggan ditoko aku"

"Hati hati loh" ucapnya

"Kenapa?"

"Hati hati aja"

Aku melirik kearah meja Abay, dia masih melihatku dengan sinis. Dan aku mengajak Martin untuk pulang. Dia akan mengantarkanku sampai rumah, hanya saja aku memintanya untuk setengah jalan saja. Setelah Martin meninggalkanku , aku memutar balik arah menancapkan gas menuju Moka Moka Bento untuk mencari Abay.

Behind the RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang