Terkejut🔞

119 7 0
                                    

[ADULT AREA.-]
Nsfw

Halaman ini mengandung alur cerita 21+ mohon untuk kebijakannya untuk para pembaca dibawah umur.
Don't judge just fiction.

Warning : mengandung bahasa kasar, jorok, tidak baik untuk di bawah umur.

______________________________________

Anya' Pov

Keesokan harinya kami berdua tidak bertemu. Aku khawatir apa Abay sedang tidak baik baik saja?. Aku ingin bertemu dengannya, ya tuhann...

Sampai hari dimana kami bertemu di sebuah cafe, aku telah bertemu dengan klienku disana duduk di kursi seraya meminum mocktail yang ku pesan.
Mataku menangkap sosok Abay yang sedang berjalan bersama seseorang.
Perempuan itu, yang ku lihat di foto.

Kakiku merasa lemas dan pikiranku tidak bekerja. Oke .. calm down langkah pertama berusaha untuk tidak terlalu mencolok itu hal yang harus aku lakukan. Aku akan mengikuti mereka dan jangan sampai mereka menyadariku.
Kemana mereka akan pergi? Aku sungguh ingin menabrak perempuan itu, aku melihat lilitan tangannya pada Abay sangat melekat. Sebenarnya ada hubungan apa mereka? Ahhh sangat kacau sekali pikiranku tetap harus jernih.

Dan akhirnya aku berada di sebuah club, ternyata wanita itu bekerja disini. Aku hanya memperhatikan Abay. Sungguh aku kecewa dengannya aku tidak menyangka bahwa ia bisa melakukan ini.

"Hai cantik, boleh aku duduk?" Tiba tiba seseorang menghampiriku

"Oh... Sorry" aku mencoba untuk menolaknya karena aku tidak berniat untuk bersenang senang.

Laki laki itu duduk disampingku dan mengacungkan tangannya seperti sedang memberi aba aba pada orang lain. Tidak lama beberapa lelaki datang menghampiri tableku.

"Hai manis, sendiri aja" ujar pria lainnya

"Yu temenin aja brader, tadi kita dibolehin duduk disini kan?"

Jelas jelas aku tadi menolak pria itu. Mengesalkan sekali. Lebih baik aku tidak duduk dan mencari spot lain. Aku beranjak dari tempat dudukku dan...

"Hei mau kemana, kita belum seneng seneng bareng sayang" ucap lelaki itu sambil menarik lenganku hingga aku terjatuh di sofa. Mereka mencoba untuk meraba bagian pahaku.

Lagi lagi aku berusaha berdiri agar tidak dikuasai oleh mereka.

"Lepasin! Gaada waktu buat main main sama kalian" sentakku seraya mendorong lelaki itu pada meja

Dan akhirnya, aku memancing keributan disana. Botol botol gelas semuanya pecah yang berada di meja itu. Orang orang melihat ke arahku yang sedang membuat onar ini.

Sebuah pukulan mendarat dimukaku.
"Bugghh!!!" Ya lelaki itu memukulku dengan keras

"Woy woy easy man dia cewek!" Ujar temannya menahan pria itu

"Ga bisa gitu, ini perek sok jual mahal padahal mekinya aja udah longgar! Cuih!"

Aku tidak tahan dengan omongan sampahnya. Aku mendorongnya dengan amarah yang memucak.

Tiba tiba Abay berada di sampingku.
"Anya? Kamu ngapain disini"

Aku menoleh padanya, lalu bergegas pergi meninggalkan tempat itu tanpa sepatah kata.

Tentu saja Abay mengejarku, menahanku untuk memulai conversation dan meminta penjelasan padaku, hingga keluar club. Siapa yang harus meminta penjelasan kali ini? aku atau dia? yang benar saja!.

Lenganku ditarik olehnya hingga aku nyaris menyenggol benda disana.

"Apa bay? Jangan tahan aku"

"Siapa mereka?! Kenapa kamu ada disana sama laki-laki idung belang!"

"Aku yang harusnya tanya sama kamu! Kamu sama siapa disana!"

"Apa maksud kamu? Jelas jelas kamu yang harus jelasin semuanya" sentralnya

"Siapa yang harusnya meminta penjelasan? Gila ya kamu."

Aku menghempaskan lengannya, dan pergi dengan cepat menaiki taksi di depan. Abay masih mengejarku tetapi ia tidak bisa menyusulku.

Aku merasa kecewa dengan sikapnya, apa dia membalaskan dendam soal kemarin?. Aku tidak habis pikir, bisa bisanya dia mengantarkan wanita itu bekerja di kelab. Malam ini aku akan pulang ke rumah Yura saja agar Abay tidak dapat menemuiku.

Pintu terbuka untukku , dan didalamnya ada Yura yang tengah memakai celana pendek dan juga kaos yang berukuran besar menyelimuti badan mungilnya dan nyaris terlihat seperti tidak mengenakan celana.

"Sorry ra, aku repotin kamu" ucapku.

"It's ok Anya. yuk masuk"

Lenganku digandeng masuk olehnya, aku pikir dirumah ini hanya ada Yura. Ternyata kak Zach sedang ada di rumah.

"Aku ga enak sama kakak kamu ra, aku numpang tidur disini"

"Santai aja lagi, dia tau ko kamu mau nginep"

Aku dan Yura saling menceritakan soal Abay dengan versi masing masing. Apa yang dilihat olehku dan juga apa yang dilihat oleh Yura.

Dering telepon tiba tiba menganggu ketenanganku malam ini. Aku melihat layar hpku dipenuhi oleh notif Abay yang telah menelponku berkali kali. Aku memutuskan untuk mematikan hp.

"Ra aku tidur duluan ya, kepalaku sakit banget kayanya mesti tidur cepet"

"Ahh okey kalo gitu, aku keluar dulu deh ya mau nonton tv. met tidur nyaa" ucapnya seraya turun dari kasur dan menutup pintu kamar.

Dan aku menarik selimut mencoba tidur tanpa memikirkan apapun, sebelum penyakit vertigo ini datang dan kambuh.

________

Author' pov.
_________.

Anya terbangun ditengah tidurnya yang lelap itu, ia merasa tenggorokannya kering dehidrasi. Anya melewati ruang tv yang masih menyala, tapi tidak ada siapa siapa disana. Anya mencari area dapur dengan keadaan kepalanya yang sedikit sakit. Saat menemukan dapur, ia mendengar suara desahan desahan disebuah ruangan persis disamping dapur.

Tentu saja Anya penasaran, ia mengendap-endap menuju ruangan tersebut. Saat Anya membuka pintu itu ternyata tidak terkunci, ia buka pintu dan ternyata itu adalah ruangan menuju ruang bawah tanah. Lampu merah yang menerangi ruangan itu membuat Anya menelan kasar air ludahnya.

Perlahan ia menuruni tangan dengan menyeimbangkan tangga juga keseimbangan badan agar tidak mengeluarkan suara dari tangga maupun suara tulang kakinya.

Bola matanya mendapatkan visual yang begitu mengejutkan, Ia melihat Yura dan Zach sedang bersetubuh dengan cara yang aneh. 

Zach mengikat Yura dengan banyak tali dan menggantungkan tubuh Yura dengan kaki yang mengangkang. Putingnya yang di jepit oleh suatu benda membuat Anya ke-ngiluan di bagian tertentu.

Anya masih tertohok dengan pemandangannya ini, belum pernah ia melihat sex se esktrim ini. Zach yang sedang menjilati vaginanya dengan nikmat membuat Anya merasa basah dibagian selangkangnya. Wajah Yura begitu menikmati perlakuan kakaknya, dengan terus mengeluarkan desahan untuk menaikkan gairah seisi ruangan ini.

Yura terus berkata 'lebih' entah apa yang ia inginkan, tak lama Zach mengocok penisnya juga memasukan sebuah vibrator ke dalam anus Yura, sesekali ia tekankan jepitan di putingnya membuat Yura menjerit dan terus berkata 'lagi dan lagi'. Akhirnya Zach menghantam lubang vagina Yura dengan ganas sehingga tali tali yang meliliti tubuh Yura ambruk, tetapi tali yg lepas itu, tidak mengubah posisi Yura yang sedang pasrah menerima perlakuan Zach.

"Damn... Yura!! You're fucking bitch!"

"Yes dadd-yhh chock me aaanghh-!"

Tangannya yang mencekik Yura membuat mereka terus semakin liar. Dan Anya yang sedari tadi menikmati tontonan Live Zach dan Yura tidak menyadari bahwa Anya pun hanyut hingga memainkan vaginanya sendirian, dan menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan desahannya.

Behind the RainbowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang