Acara itu dilangsungkan dengan meriah, sangat meriah. Banyak raja-raja dari kerajaan lain datang untuk memeriahkan acara ini. Semuanya pun berlangsung tertib dan dipenuhi oleh obrolan-obrolan berunsur politik maupun lainnya.
"Sesuai desas-desus, Ratu Kerajaan Api memang secantik namanya." Pujian itu disampaikan oleh Permaisuri Raja dari Kerajaan Tanah. Tersenyum kepadanya dengan menunduk dalam, sedangkan Sakura hanya menganggukkan kepala, membalas senyum dengan seadanya.
Semua orang yang mencoba mengobrol dengannya selalu berakhir dengan komunikasi satu arah, karena wanita itu memilih banyak bungkam dari berbicara. Membuat yang lain sedikit segan dan hanya memberi penghormatan dari jauh. Syukurlah, memang itu kehendak Sakura. Mereka terlalu melebih-lebihkan dan selalu seolah memakai topeng.
Sesuai desas-desus? Hah? Sakura yakin desas-desus tentangnya tidaklah seperti itu.
Sekarang Sakura tengah menikmati kesendiriannya di teras kerajaan yang sepi, berdiri sembari memandang langit malam yang dipenuhi oleh bintang-bintang. Dia memilih kemari karena jengah menunggu Sasuke yang tengah menyambut tamu dari Kerajaan Moon bersama Hinata, meninggalkannya yang terlihat memalukan di singgasana.
Dia tidak mau membiarkan para tamu undangan yang lain semakin menghujatnya karena hal itu.
"Aku tidak tahu bahwa Raja meninggalkan Istrinya yang secantik ini hanya demi seorang wanita yang biasa saja." Suara itu membuat Sakura tersentak dan segera berbalik badan, mendapati kehadiran seorang pria tampan berambut merah yang tengah mengulurkan gelas berisi minuman pekat kepadanya. Sakura menekuk alisnya, menunjukkan kearoganannya dengan sedikit mengangkat dagu. "Siapa kau?"
"Apa aku harus memperkenalkan diriku dengan kedudukan agar dapat bersulang denganmu?" tanyanya. Tersenyum dengan mata yang menatap Sakura berbeda. "Apa Ratu tak sudi bersulang dengan pria tanpa pengenal apa-apa?"
Tanpa banyak kata lagi Sakura mengambil gelas di tangan lelaki itu, meneguknya hingga kandas sehingga membuat sang pria mengerjab terkejut. "Saya tidak tahu bahwa Ratu adalah seorang peminum yang handal." Minuman yang diberinya memiliki kadar alkohol yang tinggi, bahkan para pria ada yang langsung mabuk saat meminumnya. Namun, Sakura masih tampak santai dan kini tengah memainkan gelas si genggamannya.
"Anda tidak terlihat takut saya meracuni Anda," ucapnya lagi. Mencoba mendapatkan atensi Sakura.
Dan berhasil, Sakura memandangnya. Membuat dirinya tersenyum sembari memuji dalam hati tentang betapa memukaunya wanita di hadapannya kini. Mata wanita itu hijau cemerlang, memantulkan objek yang ditatapnya. Tingginya yang semampai dan bentuk tubuh yang indah dipadu dengan kulit bak porselen semakin menambah kesan plus untuknya.
"Racuni dan lihat aku mati. Aku tidak tersiksa lagi dan kita akan bertemu di akhirat nanti."
"Sabaku no Gaara, itu nama saya. Bisakah saya meminta Anda untuk menemani saya berkeliling Kerajaan Api esok hari?" Pria itu memperkenalkan dirinya dengan membungkuk hormat. Membuat Sakura menaikkan alisnya. "Itu bukan tugasku." Suaranya terdengar tak suka.
"Ini mungkin menjadi kesempatan pertama dan terakhir saya di Kerajaan Api, bisakah? Saya pun memiliki banyak pertanyaan untuk Anda."
"Aku tidak berjanji."
Kemudian Sakura pergi, meninggalkan Sabaku no Gaara yang menatapnya penuh arti di belakang sana.
•
•Pelukan di tubuhnya yang mengerat membuat Sakura terbangun dari tidurnya, mendapati kehadiran Sasuke yang tengah menindih dan memeluk dirinya. Pria itu meletakkan kepalanya di ceruk leher Sakura, mengejamkan mata dan tampak kelelahan. Sasuke masih mengenakkan pakaian tadi, yang berbeda hanyalah mahkotanya yang entah berada di mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempiternal (sasusaku)
FanfictionMereka yang kala bersama saling menghancurkan, tapi ketika berpisah malah terasa amat menyakitkan. Yang pernah saling membunuh dalam perasaan, tetapi tak terealisasi karena cinta telah lebih dahulu menunjukkan kekuasaan. ___________________________...