(9) Flashback

2K 279 21
                                    

"Maafkan aku, Ayah. Lebih baik aku pergi daripada menuruti keinginanmu."

-Sakura


Aku tahu ini akan menjadi keputusan paling kusesali suatu saat nanti, tapi gejolak ingin membangkang dari Ayah telah memberontak ingin dilepaskan. Sejak kecil, sejak kecil terkurung dalam sangkar emas yang begitu kokoh itu, membuatku menguburkan segala keinginan untuk kabur, berkeliling dunia. Menjelajahinya ....

Namun sekarang waktunya tiba, segala impian yang kupikir akan terus semu itu mulai terlihat jelas semenjak pria itu datang dan mengacaukan pikiran, menawarkan kebebasan dari gelar selir kehormatan.

Uchiha Sasuke turun dari kuda terlebih dahulu, dia mengulurkan jemarinya. Memandangku dengan sorotannya yang terasa begitu mengintimidasi, sedangkan aku memfokuskan pandangan pada jemari yang masih terulur dan menunggu sambutan. Dalam beberapa saat, aku meragu, tetapi tetap menyambut uluran itu dan membiarkan dia membantuku untuk turun dari kuda unggul hitam yang telah berhasil membawa kami keluar dari istana.

Langit telah kelam dan ini adalah kali pertamaku di pasar.

Aku menatap ke sekeliling, memandang interaksi orang-orang yang tertawa lebar. Tampak bahagia dan damai, tetapi dari itu semua aku tahu bahwa ini bukanlah kekuasaan kerajaan ayahku.

Sasuke menutup mataku selama perjalanan dan tiba-tiba aku menyadari telah berada di tempat asing ini. Dan kini pria itu tengah berjalan mendekati salah seorang pedagang, terlihat berbicara sebentar sebelum kemudian menyerahkan beberapa koin yang diganti dengan dua buah kentang bakar.

Sedangkan aku menatap sekeliling, terkejut akan kebisingan maupun interaksi yang ada di sekitar. Mataku bahkan tanpa sadar melebar, bersama dengan jemariku yang saling meremas penuh kegugupan.

"Kau bersikap seolah tidak pernah keluar." Sasuke mengulurkan sebuah kentang panggang kepadaku, membuatku tersentak lalu segera mengernyit bingung. "Ini memang pertama kalinya bagiku ...." Aku mengambil kentang panggang itu, sedikit terpekik dan hampir menjatuhkannya bila saja Sasuke tidak langsung menangkapnya.

Kentang itu terasa sangat panas.

"Jangan bilang ini juga pertama kalinya bagimu untuk memakan kentang tanpa dihidangkan pelayanmu."

"Kalau memang iya kenapa?" Aku mengambil kembali kentang tersebut setelah Sasuke memasangkan sebuah sapu tangan, pria itu juga mengelupas sedikit kulitnya untukku. Aku segera memakannya, merasakan teksturnya yang lembut di mulutku sembari memandang kembali ke sekeliling pasar.

"Sebenarnya kita di mana?" Pertanyaanku dalam beberapa saat dia diamkan, Sasuke mengiringku menuju padang rumput tak jauh dari toko tempat ia membeli, sebuah tempat yang tak terlalu ramai. Kembali membuatku tersentak akan pemandangan laut yang seolah menelan bulan di atasnya.

"Kerajaan Hana," jawabnya pelan, membuatku segera menoleh ke samping demi melihat wajahnya.

Aku mengedipkan mata saat memandang wajah yang seolah tak bercela itu, pria ini memang amat tampan, badannya pun tegap seakan terlatih. Ada wibawa yang menguar di sekitarnya.

Membuatku mengira tentang berapa banyak wanita yang telah masuk ke pesona yang memabukkan itu?

Mungkin ketika diciptakan, dia kelebihan bubuk kerupawanan.

Sasuke duduk di rerumputan setelah tadi mengikat tali kudanya yang langsung beristirahat. Sedangkan aku masih berdiri dengan langsung mengalihkan tatapan ke pesona alam yang ada.

"Makan itu duduk," tegurnya saat mendapati aku yang kembali menggigit kentang. Aku menyipitkan mata.

"Kau menyuruhku duduk di atas rumput? Yang benar saja."

Sempiternal (sasusaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang