1

4.8K 408 9
                                    

Decitan ranjang terdengar memenuhi ruangan dengan sensasi panas yang membakar birahi. Lenguhan dan desahan tertahan bersama dengan napas tak beraturan menjadi pendominasi, sebuah suara yang dikeluarkan dari sepasang anak manusia yang tengah melakukan kegiatan demi mencapai sebuah kata kepuasan.

Perempuan yang berada di bawah kuasa sang lelaki di atasnya mencoba membuka kelopak mata yang sejak tadi mengejam disertai dengan buliran air mata yang mengering termakan waktu. Dia menempatkan pandangan pada lelaki yang tengah sibuk mencari kenikmatan di inti tubuhnya. Rambut raven panjang milik lelaki itu basah dikarenakan keringat, sedang mulutnya menggantikan posisi hidung untuk bernapas. Tubuh pucat dengan banyak luka disusun dengan struktur otot yang kuat, sang perempuan memilih kembali menyembunyikan bola matanya sesaat lelaki itu membalas tatapannya.

Lalu, material basah itu kembali menempel di bibirnya, memungutnya lembut, tetapi masih berkesan menuntut. Kemudian terpisahkan kala lelaki itu memilih yang lain sebagai target barunya.

Dia menggigit bibir keras demi tak meloloskan desahan yang disebabkan oleh gerakan yang semakin gencar dan kehausan yang akhirnya terpenuhi lewat kegiatan yang menguras habis energinya.

Tubuh tegap itu jatuh menimpa tubuhnya, sang lelaki menyembunyikan kepala pada ceruk leher nan jenjang milik perempuan yang berhasil memuaskan hasrat terpendamnya sejak tadi. Mencium leher itu lama demi merasakan pening yang ditimbulkan akibat candu yang berlebihan. Kemudian, meninggalkannya bersama tanda kemerahan yang mulai berubah warna menjadi keunguan.

Napas itu saling bersahutan, terus menghirup rakus untuk menunjang kehidupan, seakan pasokan oksigen yang ada di ruangan ini tidak cukup untuk membuat keduanya menjadi tenang kembali. Nyatanya, jantung mereka berdua masih berdetak keras bersama dengan sisa-sisa kenikmatan yang sialnya masih menuntut minta dipuaskan.

Tahu akan semakin dan berakhir dengan ia yang kembali menuntun sang perempuan menuju kenikmatan dunia, lelaki itu akhirnya memilih bangkit dari posisi intim mereka.

Mengeluarkan dirinya.

Ia bangkit dan berdiri dengan tubuh polos tanpa ada benang yang menutup walau sehelai pun, mencari baju dan celana yang ia buang sembarang arah di ruangan milik sang perempuan.

Ah atau ... milik Ratu dari Kerajaannya?

Yang penting dia adalah perempuan yang kini memilih memunggunginya sembari meringkuk bagai janin dalam kandungan.

Ia bersiap pergi, bahkan telah meletakkan jemarinya pada ganggang pintu. Namun, terhenti karena teringat sesuatu. Suatu hal yang menjadi tujuan utamanya namun harus tertunda dikarenakan libidonya yang mendadak naik kala melihat Ratunya yang terlalu amat menggoda untuk dilewatkan.

"Putri Kerajaan Angin akan kemari, lebih baik kau segera benahi dirimu dan menyambutnya sendiri." Usai mengucapkannya, ia segera pergi tanpa menoleh kembali.



Betapa roda kehidupan mudah berubah, yang awalnya paling atas bisa jatuh ke dasar, bagai orang miskin yang tiba-tiba menjadi kaya atau pun dirinya yang awalnya adalah Putri Raja dan naik menjadi Ratu Raja.

Itu meningkat, ia tahu, tetapi harga dirinya benar-benar jatuh sekarang.

Tak ada harga.

Meski orang-orang berlutut penuh penghormatan, ia pun sadar, bagaimana mereka semua pastilah mengatakannya di belakang.

Anak dari Raja penghianat kini menjadi Ratu mereka, yakin sekali banyak yang tidak terima akan kenyataan itu. Apalagi menjadi Ratu dari lima negara besar. Mereka mengatakan ia beruntung, tetapi baginya ini hanya sebatas penderitaan.

Sempiternal (sasusaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang