(10) Flashback

2K 272 30
                                    

Sasuke menjatuhkan sebuah pakaian biasa di tumpukan jerami tempat Sakura tertidur tepat di saat perempuan itu terbangun dari mimpinya. Sakura mengernyit, mengerjab-ngerjabkan matanya dan kemudian mengacak rambut panjangnya, "Rupanya itu semua bukan mimpi." Ia menghela napas.

"Mandi dan kemudian ganti bajumu dengan itu," ujar Sasuke. Pria itu telah rapi dengan bajunya yang masih bewarna kelam. Sakura mengangkat pakaian itu, melihatnya sebentar dan kemudian segera mamasang ekspresi tidak terima. "Ayolah, setidaknya beri aku pakaian sutra yang bewarna, tidak yang seperti ini, baju ini ... ewh."

Sasuke tak menghiraukan perkataannya. "Lepas dan simpan perhiasanmu, kau akan menjadi sasaran empuk bagi penjahat."

"Tidak mau!" Sakura bersikeras menolak.

"Tidak? Lebih baik kau lekas pergi melakukan perintahanku atau kutinggalkan kau sendiri di sini." Sasuke tersenyum puas saat menyadari Sakura yang tak bisa membalas apa-apa lagi. Perempuan itu pada akhirnya memilih menurut meski masih menggerutu. Sakura mengambil pakaian itu, berjalan menuju sungai di depannya, tetapi baru separuh jalan ia segera berbalik. Menatap Sasuke dengan pandangan menyelidik, "Bisa kau pergi?"

"Kenapa aku harus pergi?" Sasuke bertanya dengan mengelus kudanya lembut. Mendengar itu membuat Sakura berdecak, "Aku ingin mandi, tentu saja," jawabnya kesal.

"Baik, aku pergi. Berdo'a-lah agar penunggu di sini tidak menganggumu."

"Kau!" Sakura berteriak, benar-benar kesal sekarang.

Tidak ada yang sempurna, meski Sasuke wajahnya terlalu tambah, tetapi sikapnya amat minus.

"Kau mau kemana?" Sakura bertanya saat Sasuke hendak membuka kaitan kudanya, "Pergi. Bukankah kau mau mandi?" Pria itu sedang mempermainkannya, Sakura tahu itu. Dan salahnya adalah ikut masuk dalam permainan yang dibuatnya. "Tetap di sini," ujar Sakura. Merasakan egonya yang terluka akan penghinaan secara tak langsung itu. Jika saja ini di kerajaannya, maka Sakura yakin pria itu hanya tinggal nama sekarang.

"Kau ingin ditemani mandi?" Sasuke manaikkan sudut bibirnya, menggoda dengan langsung menatap Sakura. "Bukan itu maksudku. Kau ... kau harus menghadap ke belakang dan tidak boleh mengintipku! Bila sampai kau lakukan itu, aku akan meracunimu!" Sakura memasang ekspresi serius membuat Sasuke terkekeh pelan.

Sakura pun kemudian beranjak pergi, membuka baju sutranya dan hanya meninggalkan baju sutra putih di tubuhnya. Baju itu menutupi seluruh badannya, kecuali bagian pundak. Sesekali Sakura melihat ke belakang, mengawasi Sasuke yang terlihat mengecek keadaan kuda, setelah merasa sedikit aman ia pun mulai memasukkan kaki ke sungai. Merasakan air sungai yang dingin, Sakura tersenyum bahagia, ini pertama kalinya baginya.

Semakin ia melangkah, maka air sungai pun meninggi, menelan hampir sebagian tubuhnya. Air yang tenang dan jernih membuat Sakura ikut merasakannya sekarang.

Setelah cukup lama, Sakura pada akhirnya kembali melangkah ke tepi sungai. Melirik Sasuke dan mengetahui kalau Sasuke benar-benar menepati perkataannya. Ia berjalan ke sebuah kain hitam yang entah kapan telah ada, membiarkan hlkain tersebut menyembunyikannya ketika berganti pakaian.

"Kita akan kemana lagi?" tanya Sakura sambil lalu.

"... Kerajaanku."

"Moon? Kau tidak gila, 'kan?"

"Bukan Moon." Sasuke memasangkan kembali alas duduk di kudanya. Kemudian berucap, "Tempat di mana aku diperlakukan layaknya Raja di sana."

"Oh ya?" Sakura tahu bahwa sebelum menjadi Panglima, Sasuke adalah seorang pedagang yang berhasil menyatukan semua pedagang di penjuru negri. Mereka menjadikan Sasuke sebagai pemimpin dan kemudian cerita tentangnya langsung meluas bahkan sampai ke Kerajaan Air. Sakura tahu dari Ayahnya yang mengatakan bahwa pedagang memiliki banyak hubungan, mereka yang senasib semakin mudah di satukan. Dan pedagang menjadi salah satu ikatan paling kuat di sini.

Sempiternal (sasusaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang