20 (1)

3.4K 405 30
                                    

        Kerajaan Api tampak gempar saat ini, banyak prajurit yang berlalu lalang di tempat umum, pintu gerbang istana maupun kerajaan ditutup rapat. Menimbulkan keheranan semua masyarakat, apalagi di tempat itu, di Istana Naga yang sebenarnya tadi sedang dilangsungkan rapat, tetapi batal karena sebuah berita yang disampaikan sang tangan kanan raja. Tiba-tiba suasana di ruangan itu menggelap, geraman dari sang kuasa membuat orang-orang merapat.

Sabaku no Gaara kabur dengan membawa Ratu bersamanya.

Kalimat yang disampaikan Naruto itu berhasil membuat Sasuke mengepalkan tangannya kuat. Dia menggertakkan gigi dengan rahang yang mengeras maupun mata yang menyorot terlampau tajam.

"Temukan dia."

Naruto menunduk lalu segera pergi setelah mendengarnya, meninggalkan Sasuke bersama para menteri yang mungkin tengah merapalkan do'a saat ini.

Sasuke berdiri, mengambil pedang di sampingnya. Dia tidak akan membiarkan Sakura pergi, tidak akan. Gaara akan mati di tangannya. Janjinya dalam hati.


         Ringisan keluar dari mulut perempuan itu sesaat pria berambut merah mendorongnya masuk di sebuah ruangan pengap nan gelap. Napas pria itu terdengar terengah, sangat memperlihatkan akan ketakutan terhadap setiap gerakan ataupun orang yang melihat.

Haruno Sakura menghembuskan napasnya, mencoba bersikap tenang bahkan disaat dia tengah dilarikan oleh Sabaku no Gaara. Entah bagaimana lelaki itu bisa lolos dari tempat tahanan.

Jantungnya berdebar takut, dia meneguk ludah seraya menatap sekeliling. Banyak tumpukan jerami dengan bau yang tak sedap. Lukanya yang mulai membiru membuatnya mati-matian menahan tangis yang ingin segera melanda. Seumur hidup dia tak pernah diperlakukan seperti ini, ditampar atau bahkan ditendang saat dirinya menolak untuk pergi tadi. 

"Sial! Suamimu itu sial! Dia menutup segala akses untuk keluar!" Gaara meninju kuat pintu kayu ruangan hingga tangannya berdarah. Sakura sendiri mengejamkan mata ketika Gaara tidak berhenti meninju pintu itu dengan kuat.

Namun, karena itu Sakura tak bisa menahan tangisnya. Dia terisak sehingga membuat Gaara beralih memandang dirinya hingga kemudian mencekik leher Sakura dengan mata yang tajam. "Diam!" teriaknya kencang. "Kubilang diam! Dengar? Atau aku akan membunuhmu sekarang!" Dia melepas cekikan di leher Sakura, beralih melayangkan tangannya di pipi Sakura.

Panas di wajah yang terkena membuat Sakura menggigit bibirnya, menahan isakan atau bahkan menghentikan tangis. Dia ingin Sasuke. Tiba-tiba saja dia berpikir seperti itu. Setidaknya lelaki itu akan selalu melindungi dirinya.

Sakura menyentuh perutnya. Dia tidak boleh mati. Untuk pertama kalinya dia merasa bahwa nyawanya berharga, memiliki keinginan untuk terus hidup.

"Aku bisa membunuhmu sekarang, Ratu. Namun, aku tahu bahwa kau adalah manusia paling berharga untuk Uchiha Sasuke." Gaara tersenyum memandang Sakura. "Dengan jaminan dirimu, dia pasti akan melakukan apa pun yang kumau. Kau ... adalah kelemahannya." 

Mata jadenya meneliti setiap bagian tubuh Sakura, membuat Sakura merapatkan jubah yang dipakainya seraya menatap waspada. "Uchiha Sasuke sama sekali tidak menyukai barangnya disentuh yang lain. Jika dia tahu, maka barang itu akan dibuang saat itu juga. Apa ... jika aku menggaulimu dia tetap akan melakukan itu?"

Gaara tertawa dengan matanya yang terus mengamati setiap inci dari Sakura. "Aku akan melakukannya. Tentu, setelah kita berhasil keluar dari kerajaan terkutuk ini."  Gaara menggeram, matanya tampak menyiratkan kebencian.

Kemudian tangan Sakura ditarik, jubah itu dibuat Gaara untuk menutupi dirinya, lelaki itu membawanya berlari melewati hutan di belakang kerajaan. Terkadang ranting-ranting pohon mengenai dirinya, kaki yang untung beralas masih saja menimbulkan kesakitan atas apa yang diinjak.

Sempiternal (sasusaku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang