[20] Bunga dimusim gugur

1.5K 164 17
                                    

Pagi ini Kun sudah selesai menyiapkan sarapan, jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi, tak terasa sudah setengah jam ia berada didapur ini. Ia menghela nafas lalu duduk disalah satu kursi sembari memandang banyaknya roti yang sudah ia susun diantara 20 piring lainnya. Ia menyantap sarapannya dikesendiriannya pagi ini. Tak lama Taeyong datang dan segera menghampiri Kun yang sedang asik memakan rotinya.

"Ya! Kamu yang melakukan semuanya?"

"Huum, tadi bangun terlalu pagi. Sekali aja siapin ini semua kak," jelas Kun. Taeyong menghela nafas lalu duduk didepan Kun.

"Maaf yah kita ngerepotin kamu, seharusnya-"

"Udah gak papa, lagipula akukan udah sering masak. Gak merasa ngerepotin malah aku senang kak," jelas Kun membuat Taeyong tersenyum.

"Terima kasih!"

"Pagi!" sapa Haechan yang terlihat baru bangun tidur itu. Taeyong dan Kun menatap kehadirannya bingung.

"Haechan mandi dulu setelah itu sarapan!" tegur Taeyong ketika melihat Haechan ingin melahap sarapannya.

"Haechan izin gak masuk yah kak? Pliss!" Taeyong menghela nafas.

"Aku bukan Kakak kandungmu urus saja dirimu sendiri kenapa harus izin denganku?" Haechan dan Kun terdiam mendengar ucapan Taeyong.

"Bukan gitu maksudnya Kak, jadi gini Haechan mau izin gak sekolah jadi gak papakan kalau sarapannya sekarang setelah itu mandi," jelas Haechan kikuk, ia langsung duduk tanpa menatap Taeyong yang kembali melahap sarapannya.

Tak lama semakin banyak anak-anak yang memenuhi meja makan, Taeyong hendak beranjak namun Johnny menahannya membuat Taeyong menatapnya bingung.

"Ada apa?"

"Temanin gue makan terus berangkat bareng!" Taeyong menyingkirkan tangan Johnny yang menyentuh bahunya.

"Gue harus ke ruang guru pagi-pagi, gue gak bisa. Selamat pagi!" Taeyong langsung meninggalkan anak-anak yang menatapnya bingung.

"Haechan-ah!"  panggil Kun membuat Haechan menatap yang lebih tua.

"Kenapa Kak?"

"Kamu sakit? Kalau sakit nanti Kakak yang bilang ke guru kamu!" ujar Kun membuat semua anak kelas satu menatap Haechan.

"Lho? Haechan lu gak mau masuk?"

"Sakit yah?"

"Kak Kun biar Mark aja yang izinin!"

"Lu jaga asrama baik-baik yah Chan!"

"Sehat-sehat lu disini!"

Haechan mengangguk mendengar teman-temannya. Ia memberi tanda hormat pada semua anak disana.

"Chan lu sekalian bersihin asrama yah!" ujar Doyoung membuat Haechan cemberut.

"Ogah!" Haechan melenggang pergi begitu saja.

"Bentar yah Na, gue mau nyamperin Donghyuk dulu!" Jeno berlari menghampiri Haechan yang ingin ke kamar mandi.

Ia menyentuh bahu temannya itu membuat Haechan menoleh dan menatap temannya bingung.

"Kenapa Jeno?"

"Lu sakit beneran Chan? Kalau sakit beneran nanti gue pinjemin catatan, mau gak?" tawar Jeno. Haechan tersenyum lalu memeluk Jeno.

"Huhuhu Jeno emang yang terbaik!"

"Gue bukan Carvill Chan! Udah lepas!" Jeno melepaskan pelukannya.

"Yaudah gue mandi dulu yah! Pinter-pinter lu belajar!" Haechan memasuki kamar mandi sedangkan Jeno kembali keruang makan.

Jaemin yang melihat temannya itu segera menyuruhnya untuk kembali duduk disebelahnya.

Relationship NCT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang