[33] Terpecah bela

1.3K 98 10
                                    

Pagi ini sarapan seperti biasa, namun suasana sedikit hening hanya suara kecapan dan juga garpu yang menyentuh piring mereka. Terdengar suara kursi di seret membuat beberapa menoleh dan mendapati Yuta yang dengan cueknya memakan rotinya.

"Yang siapin ini semua siapa?" tanya Yuta.

"Kak Taeil, tadi saat aku mau bantuin dia bilang sekali-kali dia yang siapin kak," jelas Kun yang diangguki Doyoung. Karena cuman mereka berdua yang sedari tadi pagi di dapur.

Yuta yang mendengar itu menghela nafasnya lalu bangkit dari kursinya membuat semua menoleh ke arahnya bingung.

"Gue gak jadi sarapan, gue duluan." Tanpa basa-basi dia pergi meninggalkan meja dapur membuat suasana semakin mencengkam.

"Win, susul sana. Kan dari kita semua Yuta dekat sama kamu," ucap Ten yang membuat Winwin langsung menyusul Yuta.

Taeyong yang sudah selesai sarapan langsung meninggalkan meja makan tanpa sepatah kata, padahal biasanya dia akan menyapa adik-adik kelasnya khususnya Mark namun hari ini dia langsung pergi entah kemana.

Kun dan Doyoung saling menatap melihat sesuatu yang tidak beres. Tadi pagi Taeil pergi setelah selesai menyiapkan sarapan, begitu juga Johnny yang menyusulnya. Dan tadi Yuta seperti tidak mau makan buatan teman sekelasnya itu, yang terakhir Taeyong yang memang diam dan tidak berkata apapun selama sarapan. Kecurigaan mereka semakin besar bahwa Kakak kelasnya itu sedang ada masalah.

"Kemarin Haechan sama Jeno dengar kalau Kak Johnny sama Kak Taeil kaya berantem gitu," ucap Haechan kepada teman-temannya yang masih menghabiskan sarapan mereka. Anak kelas dua yang mendengar itu langsung menoleh ke arah Haechan.

"Gue makin yakin kalau mereka emang ada masalah, kalian ingat kan kemarin mereka kaya gak akur gitu," ujar Jaehyun yang diangguki mereka semua.

"Bagaimana kalau kita bantu mereka biar akur lagi Kak?" usul Chenle.

"Bagus juga idenya, ayo semua cepat sarapan setelah itu kita ke Sekolah!" perintah Kun yang memang paling tua disitu.

***

Taeil menatap bukunya mengabaikan pria tinggi yang berada didepannya. Johnny menghela nafasnya ketika Taeil tak juga menatapnya.

"Il, gue minta maaf. Gue ngerti perasaan lu sama Taeyong tapi-"

Srek

Taeil berdiri dari duduknya meninggalkan Johnny yang mengusak frustasi surainya.

"Sialan."

Yuta yang melihat itu langsung duduk di sebelah kawannya itu seraya menepuk bahu lebar Johnny.

"Orang keras kepala susah dibilangin John, daripada cape-cape urusin mereka mending kita fokus aja dulu. Ujian lebih penting daripada harus ngurusin orang yang gak peduli sama kita," ucap Yuta membuat Johnny meliriknya.

"Yuta gue cuman mau kita baikan doang. Walaupun mereka gak peduli sama kita, kitakan tetap teman. Apapun yang terjadi nanti kita juga tetap jadi teman, kita gak bisa memaksakan mereka terus-terus sama kita. Oke?"

"Serah lu deh, gue berharap usaha lu dihargai."

"Yaudah yah bro gue mau ke kantin lapar nih," ucap Johnny yang berdiri dari kursinya diikuti Yuta.

"Gue ikut, belum sempat sarapan tadi." Yuta berjalan duluan membuat Johnny menghela nafasnya lalu mengikuti temannya itu.

***

Kun melangkah menyelusuri koridor, melewati kelas-kelas dan ruangan yang sudah ramai orang. Ia menyipitkan matanya ketika melihat sileut seseorang yang duduk di bawah pohon rindang. Posisinya kini diujung koridor dilantai satu di mana posisi itu selalu sepi walaupun di sana ada lapak luas dengan bangku tetapi yang Kun tahu sangat jarang orang berkumpul di tempat itu.

Ia pun melangkah mendekati sosok itu lalu tersenyum cerah saat melihat sosok itu melihat ke arahnya. Saat tinggal satu langkah lagi suara orang itu menghentikan langkahnya.

"Aku ingin sendiri, masuk ke kelasmu!" tegas sosok itu membuat Kun tersenyum canggung.

"Tadi guru Im sibuk jadi kami disuruh untuk memotret sesuatu sesuai materi hari ini untuk dikumpulkan nanti." Buru-buru ia keluarkan ponselnya seraya menampilkan ikon kamera.

"Terserah," ucap sosok itu, Taeyong seraya memainkan game di ponselnya. Kun menghela nafasnya lalu memotret beberapa ikon yang sekiranya dibutuhkan untuk tema pembelajaran hari ini.

"Kak." Taeyong meliriknya sekilas, "Kalau sudah balik sana ke kelasmu, gue pengen sendiri!" ujar Taeyong menatap intens ponselnya.

"Oke, Kak saat pulangan temui aku di taman yah ada yang mau aku bicarakan," ucap Kun sebelum pergi. Taeyong menatap punggung Kun yang menjauh dengan tatapan datarnya.

Tanpa ia ketahui ada sosok pria yang memperhatikan keduanya, sosok itu hanya memandang lurus melihat interaksi keduanya.

"Gak, gue gak mungkin cemburu!"


TBC

©️ KangRebahan17

Relationship NCT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang