[27] Banyak hal yang tak terduga

1.2K 116 9
                                    

Jisung menatap ponselnya sejenak yang menunjukkan pukul enam sore, tidak terasa sudah dua jam dia berlatih dance. Ia menghela nafasnya seraya menatap sekeliling ruangan yang sangat luas itu ssbelum pandangannya beralih ke ponselnya yang berdering.

"Jaemin lagi?" Ia mengeser ikon hijau lalu meletakkan ponsel itu ditelinganya.

"Ada apa?" ujarnya dingin.

"Kamu kapan pulang? Sebentar lagi malam Jisung, bisakah kamu pulang cepat hari ini?"

"Kalau hanya untuk mendengar keributan kalian tentu saja aku gak mau! Udahlah aku sibuk!" Tanpa menunggu jawaban dari Jaemin, Jisung menutup sambungannya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas.

"Menyusahkan saja!" Jisung mengambil tasnya lalu keluar dari ruang latihan tak lupa ia kunci sebelum pergi. Saat ia baru saja melangkah ponselnya kembali berdering dengan nama yang sama, ia mendengus kesal dan mengabaikan panggilan itu.

*

Renjun duduk disebelah Jaemin yang terlihat sibuk dengan ponsel  yang sedaritadi ia pegang. Renjun menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Jaemin yang terus saja menelpon orang yang sama.

"Mungkin lagi diperjalanan, kalau ditelepon terus dia gak nyaman kali Na, udahlah orang kaya dia jangan dikasih sayang terus, apa manfaatnya di lu sih?" celetuk Renjun membuat Jaemin mematikan ponselnya dengan cepat.

"Dia paling muda diantara kita, sudah sebaiknya gue khawatir sama keadaannya emangnya siapa lagi yang mau peduli sama dia? Gue gak bisa harapin Kak Taeyong karena dia juga sibuk, gue juga mau bantu para Kakak disini untuk jagain salah satu diantara kalian," jelas Jaemin membuat Renjun terkekeh mengejek.

"Gak usah sok baik deh kalau lu sendiri gak mampu untuk ngelakuinnya, dan lagi kenapa harus Jisung? Kalau lu mau bantuin Kakak-kakak disini mending urusin Yangyang sana dia masih baru disini jangan lupa lajarin bahasa korea pasti dia bakal senang, daripada lu buang-buang waktu urusin Jisung yang ogah sama semua perhatian yang lu kasih lebih baik urus Yangyang aja, gampang kan?"

"Tapi-"

"Oh, gue tau lu sukakan sama Jisung?"

**


Haechan menatap Jeno yang fokus main game di laptopnya, ia mendengus kesal melihat teman sebayanya itu daritadi mengabaikannya ingin rasanya ia menjambak manusia didepannya ini. Ia akhirnya duduk disebelah Jeno yang masih saja tak mengindahkan perhatiannya dari laptopnya.

"Jeno lu mau gue jambak?" ancam Haechan dengan suara pelan namun  sosok itu masih saja mengabaikannya.

"Ya! Ya! Ya! Jangan ditembak le, itu gue! Astagfirullah kalah lagi gue!" ujar Jeno lesu ia melepas earphonenya kesal lalu menatap Haechan dengan wajah bingungnya.

"Ngapain disini Chan?"






"ARGHHHHHH AMPUN, APA-APAAN!" teriak Jeno ketika Haechan tiba-tiba menjambak rambutnya dengan wajah datarnya.

"Mampus lu, siapa suruh gue ngomong dikacangin mulu, minta maaf gak!" Haechan menatap kesal kearah Jeno yang meringis sambil memegang tangannya yang menarik rambut Jeno.

"Gue gak salah apa-apa ngapain minta maaf coba, lepasin gak?"

"Gak, minta maaf dulu!"

"Satu, akh-"

"Minta maaf!" Haechan semakin mempererat jambakannya membuat Jeno memerah. Namun, bukannya teriak Jeno malah menyentak tangan Haechan sampai tangan Haechan terlepas dari rambutnya namun naas kedua jatuh dari kursi dan mendarat dilantai dengan indah.

Brukk

Cklek

"Jen main game errrr kalian ngapain oyy? KAK JAEHYUN MATA LELE TERNODAI!" teriak Chenle melihat keduanya yang saling tumpah tindih.

***

"Udah deh Na lu jujur sama gue, lu suka sama Jisung kan? Kalau lu jawab iya gue janji bakal rahasiain kok tenang aja Na!" ucap Renjun seraya menatap Jaemin yang hanya memandang keluar jendela.

"Lu kok maksa gue? Gue bilang engga ya engga!"

"Oke kalau lu gak suka gue tantang buat lu gak peduliin Jisung sehari aja sanggup gak?" tantang Renjun membuat Jaemin tersenyum miring.

"Call, gue bakal-"

"KAK JAEHYUN MATA LELE TERNODAI!"

Jaemin dan Renjun saling pandang mendengar teriakan Chenle yang mirip lumba-lumba itu.

"Napa lagi tuh anak dugong?"

"Ayo cek!"


















"Kalian ngapain dilantai kaya gitu? Lagi main drama hah?" tanya Jaehyun sambil rangkul Chenle yang terus saja menatap curiga Jeno dan Haechan.

"Engga Kak kalau aja Haechan gak jambak rambut Jeno semua bakal baik-baik saja, Haechan usil sih!" adu Jeno membuat Haechan menatapnya tajam.

"Siapa suruh kacangin orang, lagipula kalau lu gak sentak tangan gue kita gak bakal jatuh lu juga salah sendiri gak seimbang!"

"Lu juga gak seimbang monyet malah tindihin gue lagi."

"Udah-udah jangan berantem! Sekarang kalian baikan!" pintah Doyoung yang daritadi diam ngeliat dua anak itu yang sedang berdebat.

"Gak Jeno salah duluan, dia duluan yang harus minta maaf!"

"Tumben Hyuck lu kelahi sama Jeno biasanya sama gue, lu juga Jeno cepat deh maaf-maafan!" celetuk Renjun membuat Jeno menghela nafasnya.

"Hahh mau bagaimana lagi, Haechan maafin gue, dah puas lu?" Tanpa mendengar jawaban dari sang empu Jeno masuk kamarnya dan menutup kamarnya meninggalkan Renjun, Jaehyun, Jaemin, Chenle, Haechan dan Doyoung.

"Udah-udah bubar!" pintah Doyoung yang diangguki semuanya.

Jaemin yang terakhir melangkah menahan tangan Chenle membuat sang empu menoleh pada yang lebih tua.

"Memangnya tadi mereka ngapain?"

"Tau tuh tiba-tiba Haechan ada diatasnya Jeno kan Chenle jadi mikir yang engga-engga eh taunya ada masalah, kiraiin mereka lagi main drama hahahaha," jelas Chenle membuat Jaemin mengangguk.

"Tumben banget mereka bertengkar, tapi lucu juga liat ekspresi Jeno tadi hahaha."


****

"Sadar Jeno, apa-apaan lu ingat kejadian tadi coba? Anggap aja kecelakaan bodoh! Oh, shit  Lee Donghyuck!"










TBC

Relationship NCT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang