[26] Seperti biasa

1.2K 122 3
                                    

Pagi ini Doyoung bangun terlalu awal, bahkan jam masih menunjukkan pukul 4 subuh dimana anak-anak masih terlelap dan berkelana dalam mimpi. Ia bangkit dari kasurnya dengan pelan tidak ingin membangunkan Yuta yang masih terlelap.

Ia membereskan tempat tidurnya dengan cepat lalu keluar kamar menuju dapur. Terlihat bahan-bahan masakan yang sudah disiapkan ada dimeja. Ia mengambil celemek bersiap untuk membuat sarapan anak-anak asrama sendiri karena beberapa hari ini ia jarang memasakkan masakan untuk mereka.

Saat sedang memotong tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara seseorang membuatnya terkejut dan pisau yang ia pegang tak sengaja menggores jarinya hingga sedikit berdarah.

"Aduh,  kagetin aja sih," gerutunya membuat orang itu mendekatinya bingung.

"Dasar ceroboh, tunggu sebentar jangan lanjutkan memotong aku ambilkan P3K!" Doyoung mengangguk canggung membiarkan sosok itu meninggalkan. Ia duduk dimeja makan sembari menunggu sosok itu kembali.

Beberapa menit kemudian sosok itu kembali dengan membawa kotak P3K dan duduk disamping Doyoung. Ia mengenggam tangan Doyoung untuk mengobatinya. Doyoung hanya diam memperhatikan sosok itu yang sedang meniup lukanya lalu mengusapnya dengan kapas yang dikasih obat merah.

"Lain kali hati-hati, lagipula untuk apa Kau terkejut seperti itu aku kan tidak mengagetimu," ucapnya namun Doyoung masih diam sembari memperhatikan sosok yang membalut jarinya dengan kain kasa.

"Aah benar-benar canggung," celetuknya membuat Doyoung menatapnya.

"Aaa terima kasih Kak, kalau begitu aku akan lanjut memasak," ucap Doyoung ia berdiri dari duduknya hendak kembali membuat sarapan tapi sosok itu menahannya.

"Kamu bangunkan yang lain saja, biar aku yang masak! Tidak terima penolakan!" Sosok itu membawa Doyoung keluar dari dapur membuat Doyoung berdecak tidak suka.

"Dasar tukang maksa!" gerutu Doyoung kemudian mengunjungi kamar-kamar dilantai satu. Sosok itu atau Taeyong menghela nafasnya lalu melanjutkan pekerjaan Doyoung yang beberapa menit telah diabaikan dengan cepat.






Jaehyun bangun dari tidurnya menatap Haechan masih yang tertidur pulas ditempatnya. Saat ia bangkit pintu kamar terbuka menampakkan Doyoung yang mengidupkan lampu.

"Sudah bangun rupanya, jangan lupa bangunkan Haechan," ujar Doyoung tanpa menatap Jaehyun yang sedang berkacak pinggang.

"Kau saja sendiri, aku mau mandi!" Jaehyun langsung memasuki kamar mandi meninggalkan Doyoung yang menatap pintu kamar mandi kesal. Ia menepuk bahu Haechan agar anak itu bangun dan bener Haechan terbangun dan menatap Doyoung bingung.

"Jam berapa?"

"Jam lima lewat lima puluh sembilan menit, setelah Jaehyun mandi Kau juga langsung mandi dan kemeja makan!" Doyoung keluar dari kamar Jaehyun dan Haechan. Tak lama setelah Doyoung pergi Jaehyun mengintip dari balik pintu kamar mandi.

"Tumben bangunin, lagi tobat kali yah?"

"Gak tau, bukannya itu bagus?" Jaehyun mengidikkan bahunya lalu kembali masuk ke kamar mandi.






Setelah membangunkan semua anak asrama Doyoung segera mandi dan bersiap untuk pergi ke Sekolah tentunya. Ia bergabung meja makan yang penuh dengan anak-anak yang sarapan.

"Xiaojun dan Hendery?" tanya Doyoung kepada masing-masing Roommate mereka yang kebetulan bersebelahan.

"Mungkin tidur dikelas," ucap Ten.

"Gak tau Kak saat bangun Hendery  udah ga ada di kamar Kakak lihat sendirikan tadi?" tanya Yangyang yang diangguki Doyoung.

"Siapa yang mau bangunin mereka?" tanya Taeyong tiba-tiba.

"Biar Mark aja Kak, biasa mau cek ruangan Taekwondo."

"Jaehyun? Kalian berduakan jalan?" tanya Taeyong lagi.

"Eh? Gak Kak Mark sama Lucas kok, lagipula Kak Jaehyun yang suruh Mark  untuk cek ruangan pagi-pagi."

"Emang Jaehyun gak bisa?" tanya Kun.

"Emang udah jadwal Mark tiap hari, yakan Mark?" tanya Jaehyun sambil menatap Mark yang mengangguk.

"Kalau begitu kami pergi dulu, selamat pagi semua!" Lucas mengenggam tangan Mark lalu keluar dari meja makan tanpa mengetahui beberapa orang memperhatikan keduanya dengan intens.

"Kurasa mereka sudah menjalin hubungan, benarkan Jhonny?" Taeil menatap Jhonny yang hanya tersenyum tipis.

"Kenapa Kak Taeil menyimpulkan seperti itu?" tanya Renjun.

"Karena Mark biasanya gak suka disentuh sama orang lain sebelum dia duluan yang mulai. Sedangkan tadi dia diam aja-"

"Mark begitu karena nyaman sama Lucas apalagi mereka seumuran," potong Taeyong tanpa menatap Taeil yang mendengus.

"Tapi kita juga seumuran sama Mark Kak, cuman," ucap Jeno sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Cuman?"

"Sudahlah lanjut makan aja, ngapain sih urusin Mark terus!" ucap Yuta membuat semua kembali keacara makannya.


*****

Xiaojun terbangun saat merasakan hawa dingin. Ia mengerjabkan maniknya menyesuaikan cahaya di perpustakaan. Ia melirik Hendery yang masih asik tidur menghiraukan bawa AC Perpustakaan suhunya semakin rendah.

"Ya! Orang gila bangun!" Xiaojun melempar topi yang ia pakai ke wajah Hendery dan sukses membangunkan sosok itu.

"Cepat bangun kamu mau kita telat hah? Ayo balik!" Xiaojun hendak berdiri dari acara rebahannya namun Hendery menahan tangannya membuat Xiaojun terjatuh diatasnya.

Cklek

"Dicariin malah mesra-mesraan disini, dasar bocah!"









TBC

Relationship NCT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang