[44] Pasrah

786 64 5
                                    

A / N : Gue lupa alur, apa sudah diceritain sandiwara Lumark selesai atau belum?


R*E*L*A*T*I*O*N*S*H*I*P~N*C*T

Taeil mengusak surainya kesal. Ia sedari tadi tidak fokus mengerjakan soal latihan yang seharusnya mudah saja ia selesaikan. Tetapi entah kenapa hari ini dia kurang fokus membuat Johnny yang di sebelahnya mengernyitkan keningnya.

"Ada apa lagi? Gak seperti biasanya kamu kaya gini kak," celetuk Johnny membuat Taeil meletakkan pensilnya.

"Gak tahu, kaya ada yang ganjal gitu tapi apasih ganggu banget," kesal Taeil yang kini menyandarkan punggungnya.

"Gak ada masalah kan?" tanya Johnny tiba-tiba.

"Entahlah dari kemarin rasanya sudah gak tenang, saat aku nanya ke keluarga gak terjadi apa-apa bahkan aku sudah cek sendiri tidak ada masalah sedikit pun, lalu kenapa aku merasa ada yang menganjal?" heran Taeil.

Ia menyembuyikan wajahnya di antara tumpukan tangan. Johnny menghela nafas lalu menepuk bahu yang lebih tua.

"Sudah rileks saja, jangan mikir yang aneh-aneh."

Johnny mengusap lembut surai teman sekelasnya itu lalu bangkit meninggalkannya. Taeil yang merasa Johnny sudah pergi langsung mendongkak dan mengunci kamarnya.

"Ah sial yang buat gue kepikiran itu lho John dasar gak peka," ketus Taeil mendudukan dirinya di lantai.

Di sisi lain Lucas dan Mark sedang berada di  Cafe langganan mereka. Mereka sedang mendiskusikan sesuatu yang membuat Lucas sedikit kecewa.

"Jadi, bagaimana kalau kita sudahi saja?" usul Mark membuat Lucas terdiam.

Mark mengusap tengkuknya canggung, ia juga merasa bersalah sudah mengusulkan rencana ini dan membuat Lucas sakit hati dengan ucapannya tapi mau bagaimana lagi? Mark sekarang sudah bebas tidak didekati oleh kakak kelasnya lagi.

"Lucas, kau tidak mau yah?" tanya Mark menunduk.

"Tidak juga, aku hanya mikir apakah setelah ini persahabatan kita luntur? Lihat sekarang saja kita sudah canggung," ujar Lucas membuat Mark semakin merasa bersalah.

"Maaf, maka dari itu lupakan saja. Mulai sekarang kita jadi sahabat yah, please."

Lucas tertawa kecil lalu mengangguk. Ya, memangnya apa yang bisa ia lakukan? Apalagi dari awal mereka memang tidak memiliki hubungan apapun hanya sandiwara. Sandiwara dan sandiwara, miris.

"Tentu saja. Kalau mau kita menjadi sahabat santai saja Mark, jangan merasa bersalah," ucap Lucas membuat Mark tersenyum lebar.

"Siap Lucas, makasih yah untuk selama ini. Janji dulu mulai saat ini," ucap Mark menyodorkan jari kelingkingnya. Lucas yang melihat itu langsung menautkan jari kelingking mereka.

"Janji."

Yuta yang melihat mereka daritadi tersenyum tipis. Dua adik kelasnya itu benar-benar sudah kembali seperti semula. Entah kenapa mengetahui hal itu ia merasa cukup lega.

"Ngapain lu di sini?" tegur Taeyong membuat Yuta terkesiap.

"Gue mau makan tapi malas ada dua bocah itu," sahutnya membuat Taeyong mengangguk.

"Sudahlah gak papa, katanya keluarga kok gitu sih," sindir Taeyong membuat Yuta menoyor kepala temannya itu.

"Gak gitu bodoh, itu mereka lagi serius soalnya sudah lu saja yang masuk gue mau pulang bye," pamitnya membuat Taeyong mengidikkan bahunya.

"Bilang saja kalau kepo, dasar tsundere!"



(•)(•)(•)(•)(•)(•)(•)(•)(•)(•)

Relationship NCT [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang