. . .Aku memberi tahu Clar untuk tidur dan benar saja Clar menuruti perkataanku, ia kembali memejamkan matanya sembari memeluk erat tubuhku.
Waktu terus berjalan hingga sekarang sudah pukul dua pagi dan mataku masih belum mau terpejam, saat aku memejamkan mata tapi otaku terus bekerja memikirkan banyak hal yang akan terjadi.
Hinga tepat pukul empat pagi akhirnya aku bisa memejamkan mata. Sekarang waktu tidurku tersisa 3 jam lebih kerena tepat pada pukul delapan pagi aku sudah harus berada dikantor.
'kringggg....kringggg' dengan Satu tangan kanan aku brusaha mematika jam yang terus berdering. Semalam aku mengaturnya tepat jam tujuh pagi, 'apakah jam itu benar?, Mengapa cepat sekali' gumanku kesal.
Dengan mata sayu aku berjalan pelan hingga kepalaku kejedot ambang pintu dan aku langsung terduduk dilantai kerena kehilangan keseimbangan.
'sial' umpatku, kini aku berdiri dan langsung masuk kedalam kamar mandi yang letaknya ada dalam kamarku.
Setengah jam berlalu aku sudah siap kini aku mengambil tas kerjaku dan turun kebawah.
"Pagi, Sayang" ucapku pada Clar.
"Pagi juga" ucapnya.
"Sarapanlah aku sudah menyiapkanya" ucap Clar lagi, tapi sebelum ia mengatakanya aku bahkan sudah memakan masakanya.
"Sayang aku pergi, jaga dirimu baik-baik dirumah, dan kuncilah pintu" kataku sembari mencium bibir Clar dan meningalkanya. Clar sebenarnya sudah sangat hapal dengan tingkahku dan ia hanya tersenyum saja menangapinya.
. . .
At office.
Aku sudah sampai dikantor dan sudah bergabung bersama yang lainya diruang rapat. Tuhan menyertaiku sehinga dengan waktu lima menit tersisa aku bisa sampai diruangan ini.
Kami mengadakan rapat pembentuka tim pemasaran untuk produk sepatu yang akan dikeluarkan bulan depan fan kami punya target untuk itu, jika diantara Tim bisa menjual produk itu dalam waktu cepat dan semuannya sold out, jabatanya bisa dinaikan lebih tinggi.
Jujur aku tidak terlalu peduli dengan hal seperti itu, bekerjaa sebagai staff biasa saja sudah cukup yang penting penghasilan bulananku cukup untuk menghidupi Clar. Demi Tuhan sekarang mataku mulai berair menahan kantuk sedari tadi yang melandaku, bahkan kepalaku sudah berulang kali menunduk dan mataku terpejam. Jika atasanku melihatku sekarang ini kuyakin ia bisa saja langsung memecatku sekarang juga.
'ELLYN SKY' aku tersentak kaget kala namaku dipangil. 'a-a ada apa' tanyaku kepada teman disebelahku. 'SILAHKAN MAJU KEDEPAN' kata itu kembali terdengar dari bibir atasanku.
Dalam hati 'matilah aku jika ia melihat aku tertidur saat rapat' Dengan berat hati aku beranjak dari kursiku dan mendekat kearah suara.
'berikan tepuk tangan' kata atasanku. Kini aku hanya tersenyum bodoh, bagaiman aku bisa melakukanya, Dan tepuk tanggan untuk apa?.
Kini aku berdiri tepat disamping atasanku ia langsung memberi tanganya untuk bersalaman denganku. 'aneh' itulah kata yang terlintas diotaku, mengapa menyalamiku?.