. . .
"Eunghhh" aku terbangun dari tidurku, 'tunggu aku dimana' gumanku, ini tentu saja bukan rumahku dan kamar siapa ini, aku berada diranjang sekarang dan kuyakin sekali kalau ini bukan kamarku tapi ini kamar siapa.
Aku menolehkan kepalaku kekanan dan betapa terkejutnya alu, aku satu ranjang dengan Allyana bagaimana bisa, aku melirik jam ditangganku ini pukul dua pagi. Astaga bagaimana ini bisa terjadi, akupun melihat puluhan panggilan Clar yang tidak aku jawab, demi Tuhan apa yang harus kukatakan pada Clar.
Aku menuruni ranjang Allyana sepelan mungkin agar ia tidak bangun, setelah turun aku langsung melarikan diri keluar kamar dan mencari tasku. Aku menemukan tasku diatas sofa, 'tidakah aku hanya tertidur disini' tanyaku dalam hati, mengapa aku lalu bisa satu ranjang dengan Allyana "aakhhhh" bagaimana ini.
Aku keluar dari rumah Allyana tampa memberitahunya, 'bagaimana ini, akan kah aku pulang kerumah, atau alasan apa yang akan kukatakan pada Clar'.
Sekarang ini aku sudah didalam mobil memikirkan banyak cara agar aku dapat alasan mengapa aku pulang terlambat, jika aku memberitahunya aku lembur itu tidak mungkin, sangat tidak masuk akal mana ada orang lembur kerja hinga jam dua dini hari.
Aku sudah sampai didepan rumah, dengan perlahan aku membuka kunci pintu dan masuk.
Aku meletakan tas kerjaku disofa dan berjalan kearah dapur, 'aku haus' aku mengambil air putih didapur dan meminumnya.
Aku pikir pasti Clar sudah tidur, jadi aku putuskan untuk tidak mengangunya sekarang ini dan besok aku akan berbicara baik-baik padanya.
Untuk sekarang aku memilih tidur disofa saja.
. . .
Morning.
Aku terbangun setelah mendengar suara-suara ribut dari arah dapur.
'eunghh' aku merentakan kedua tanganku dan melirik jam, ini sudah pukul sembilan pagi kurasa hari ini aku tidak akan masuk kekantor, kuberi alasan saja kalau aku sakit.
Aku terduduk disofa dan bangkit berjalan kearah dapur, aku melihat Clar ia sedang mencuci piring aku berjalan kearahnya dan memeluknya dari belakang.
"Clar" gumanku.
"Lepaskan" suara itu terdengar keras dan nada penekanan terdengar jelas ditelingaku "kau tidak dengar, lepaskan tanganmu" intrupsi Clar lagi.
"Clar, maa-" belum selesai aku berbicar Clar sudah memotong perkatanku, "aku tau ELLYN SKY yang terhormat pasti sedang lembur hinga jam dua dini haripun ia masih bekerja atau kalau tidak ia sedang bersama wanitanya, ohh...itu mungkin ia bersama wanitanya buktinya saja aku menelpon berulan-ulang kali tapi ia tidak dijawab, mungkin ia tidak mau digangu, aku terlalu bodoh mendengar dan mengikuti semua perkatanya, tapi ia lagi dan lagi mengulang hal yang sama" ucap Clar, setiap kata yang keluar dari mulutnya terdengar sangat menyakitakan'.
Clar berbalik menghadapku dan matanya sudah merah menahan tangis, "jika kau tidak bisa menepatinya, tolong jangan berjanji Sky, hatiku sangat sakit" ucapnya lagi dan setelahnya ia berlalu meningalkangku mematung ditempat mendengar perkatanya.
'Akhhhhh...Tuhan apa yang harus kulakukan' teriaku frustasi, kurasa Clar sudah masuk kedalam kamar.
Sekarang ini aku terduduk dikursi, kepalaku berdenyut, 'ini semua karena wanita sialan itu' umpatku, kurasa ia memasukan sesuatu kedalam minumanku.
Aku berjalan kerah kamar dan membukanya pelan, benar saja Clar berbaring diatas kasur sembari membelakangi pintu.
Aku memberanikan diri menaiki kasur Dan mendekat kerah Clar, tubuhnya bergetar karena menangis dengan perlahan aku memeluk tubuhnya.
"Clar, maaf" ucapku, tapi kurasa Clar tidak meresponi perkatanku malah tangisanya menjadi kuat.
Aku tidak bisa melihatnya seperti ini "jangan peluk aku, lepaskan....lepaskan....pergilah sesuka hatimu....lepaskan sky...kukatakan lepaskan...hiks...aaaaa....lepas-kan" Clar berucap sangat keras dan menangis tapi aku masih tidak melepaskan pelukanku ditubuhnya.
Kali ini lagi-lagi Clar mengatakanya "lepaskan... lepas-kan...Skyy... pergi...pergi dari hadapanku...jika kau tidak mau melepaskanya aku akan bunuh diri....lepaskan" teriaknya keras dan ia mengancamku.
Aku tidak punya pilihan lain, selain itu aku tidak ingin hal-hal buruk terjadi pada Clar, dengan terpaksa aku meningalkanya sendiri dikamar.
Apa yang harus aku lakukan sekarang, bisakah kalian membantuku.
. . .
16:00.
Seharian penuh ini Clar tidak keluar kamar,kurasa ia juga belum makan seharian aku sangat hawatir ditambah lagi Clar punya bayi diperutnya, aku tau tentang bayi itu tapi ia tidak menyadarinya tapi apa yang harus kulakukan, berbicara denganya saja ia sudah marah padaku apalagi aku akan membujuknya makan.
Aku melihat tanggal di Hp ku dan hari ini tepat 1 bulan Clar Hamil aku juga sudah berjanji dengan dokter kandungan supaya memberikan vitamin untuk ibu hamil karena kehamilan Clar sangat lemah.
Aku mengambil kunci mobil lalu mengenakan sweater dan berangkat kerumah sakit.
Aku menemui dokter yang sudah kuhubungi tadi, aku mengambil vitamin dan setelahnya langsung pulang kebetulan tadi aku tidak meminta ijin kepada Clar kalau aku akan keluar, 'bagaimana aku akan meminta ijin, berbicara padaku saja ia tidak mau'.
Aku punya rencana tadi bersama dokter-dokter yang lainya, kuharap dengan apa yang akan kulakukan pada Clar ia memaafkan aku.
. . .
[ Sky-Clar may 22, 2020 ]
KAMU SEDANG MEMBACA
[ I'M NOT ALONE 2 ]
Fiksi PenggemarAku akan selalu bersama mu apapun yang terjadi!