. . .Aku sudah keluar dari mobil dan berjalan kearah pintu lalu membukanya lalu membuka kedua sepatu ku dirak sepatu, belum sempat aku berjalan tapi suara ini sudah mengintrupsiku
"kau pergi lagi, apakah menemui wanitamu" katanya, demi Tuhan apa yang Clar pikirkan, dan wanita apa yang ia maksud, apakah ia berpikir aku selingkuh, astaga bahkan aku baru masuk kedalam rumah dan ia sudah mengatakan hal yang tidak enak didengar."Pergilah sesuka hatimu, aku bukan siap-siapakan dan tentu saja kau tidak perlu memberitahuku" katanya lagi, detik berikutnya ia sudah menghilang dari hadapanku.
Aku meletakan vitamin Clar tadi keatas meja makan kebetulan Clar sedang ketoilet akupun pergi kekamar untuk membersihkan diri, ketahuilah aku belum mandi sedari kemarin, alasan aku tidak mandi adalah karena Clar tidak mengijinkan aku masuk kedalam kamar.
Dua puluh menit berlalu aku sudah wangi- tentu saja haha, dengan memakai pakaian rumahan.
Aku turun kebawah tapi dimana vitamin tadi 'tidakah aku menyimpanya disi' tanyaku dalam hati, mengapa tidak ada akupun sudah mencari disekitarnya tapi tidak ada.
Hanya satu orang yang tinggal dirumah ini selain aku yaitu Clar, 'apakah Clar yang menyimpanya?' entahlah mungkin aku bisa menanyainya.
Aku mencari Clar keteras belakang Dan ya benar dia ada lookdisitu samabil melamun "Clar" sapaku' Dan ia langsung terkejut melihat kearahku.
"Apa" jawabnya ketus,
"Apakah kau melihat plastik diatas meja yang berisikan obat" tanyaku.
"Tidak" jawabnya singkat.
"Benarkah, apa kau menyimpanya atau kau menaruhnya dimana" tanyaku lagi.
"Apakah kau tuli AKU BILANG AKU TIDAK ADA MENYIMPANYA, DAN OBATA APA YANG KAU MAKSUD?" jawab Clar dengan nada keras.
"Tidak ada, lupakan" setelahnya aku berlalu dihadapnya dan meningalkanya sendiri.
Kalian tahu didalam plastik itu bukan hanya ada obat tapi juga ada catatan pemeriksan kandungan Clar setiap minggunya dan nama Clar tertera dikertas itu, aku takut jika memang Clar lah yang mengambil dan membacanya.
Tapi belum aku melangkahkan kaki ku Clar terlebih dahulu berucap "obat itu untuk siap Sky?, Dan mengapa namaku tertera disana?" Tanyanya, demi Tuhan lidahku terasa kaku dan bahkan tengorokan ku terasa kering 'aku harus jawab apa' .
"Sky, aku bertanya padamu mengapa kau diam..hahhh" tanyanya lagi.
"Apa aku hamil? Sky katakan"
Aku masih terdiam detik kelima hitunganku dalam hati aku langsung menjawab"Ya kau hamil sayang" aku tidak tahu apa yang terjadi, otaku berpikir keras akan hal itu dan rasanya tubuhku pun ikut kaku.
"Apakah kau serius" kata Clar,
"Yaa, kau hamil Dan obat tadi itu untukmu" jawabku pasrah sedangkan aku masih menoleh kearah lain, aku tidak ingin melihat exspresi wajah Clar, tapi kurasa Clar juga masih terdiam dan ia tidak mengatakan sepatah katapun.
"Kau berbohong" tanyanya lagi, mungkin dia tidak percaya, aku tidak bisa berkata-kata Dan kata terakhir ku "ikutlah aku".
Aku menarik tanggan Clar hinga kedalam mobil dan aku kembali kekamar mengambil sesuatu, setelahnya aku langsung melajukan mobilku.
Tiga puluh menit berlalu kami menempuh perjalanan akhirnya aku dan Clar sampai dirumah sakit, "turunlah" kataku sembari membuka pintu untuk Clar.
"Mengapa kerumah sakit" tanyanya, sedangkan aku tidak menjawab apapun Dan kini aku langsung meraih tanganya dan kami berjalan beiringan.
Tumben sekali sedari kemarin Clar marah padaku tapi itu tidak seperti biasanya. Ketahuilah jika Clar marah ia akan mendiamkanku tapi kemarin hingga tadi ia tidak melakukanya ia marah tapi ia masih mau menjawab pertanyaanku, menurutku itu lebih baik dari pada didiami, itu menyakitkan jika Kita berbicara panjang lebar tapi tidak dijawab.
Aku sampai diruang dokter yang memberikanku vitamin tadi.
"Permisi dok, maaf mengangum lagi" sapaku sesipan mungkin.
"Tidak masalah. Duduklah, ada apa" jawab dokter tadi sedangkan aku sudah menyuruh Clar duduk diatas kursi yang dipersilahkan tadi.
"Tolong jelaskan kepada kekasihku dok, dia tidak percaya dengan yang kukatakan" kataku.
Dokter tadi tersenyum kearah Clar "selamat" kata itu terucap dari bibiranya. Dokter tadi mulai menjelaskan apa alasan Clar bisa hamil dan kandungan Clar termasuk dalam kehamilan yang masih muda resiko keguguranpun sangat besar dan yang mungkin paling menjedihkan sekitar 80% bayi itu tidak akan selamat, tapi untuk sedikit mencegah hal itu dokter mengingatkan agar tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat yang menguras tenaga.
Aku tidak bisa menjamin akan hal itu kerena Clar adalah tipe orang yang tidak bisa diam, kami saja slalu bertengkar hanya karena hal kecil apalagi jika aku harus membujuku tidak melakukan pekerjaan mungkin ia bisa depresi hanya dengan berdiam diri, tapi aku berharap banyak setelah ia mendengarkan dokter tadi.
Sekitar satu jam pembicaraan kami dengan dokter tadi selesai dan sekarang kamipun sudah keluar dari rumah sakit, kini kami berdua hanya berdiam diri didalam mobil sedangkan Clar ia lebih memilih berdiam diri sembari menutup kedua matanya.
"Maaf" kataku menoleh kearah Clar, "maafkan aku" kini aku memegang kedua tanganya.
"Kau merahasiakanya" ucap Clar"
"Tidak, aku tidak bermaksud merahasiakanya darimu hanya saja aku menungu waktu yang tepat untuk memeberitahumu" kataku kepada Clar, tapi ia masih menoleh kearah lain dan ia tidak mau menatap mataku seperti biasanya.
"Tetap saja, kau merahasiakanya dariku" ucapnya ketus tampa embel-embel.
"Maaf" untuk ketiga kalinya kata maaf I I keluar dari mulutku aku.
"Kau masih marah" tanyaku, tapi lagi dan lagi Clar masih terdiam tampa mau menoleh kearahku atau langsung menjawab pertanyaanku.
"CLAR" aku berbicara padamu, seruku dengan nada sedikit keras tapi itu juga sia-sia ia masih diposisi yang sama menoleh kearah luar jendela dan mengabaikanku.
Sekarang ini kami masih diparkiran dan orang juga banyak berlalu lalang melintasi sekitaran mobil kami.
Kini aku keluar mobil dan memuatari mobil untuk membukakan pintu Clar juga, kini aku menarik tanganya tepat didepan pintu masuk rumah sakit lalu aku berlutut dikakinya kalau berteriak "PERHATIAN, PERHATIAN BAPAK-BAPAK, IBU-IBU SIAPAPUN KUMOHON BANTULAH AKU" aku tidak memikirkan apapun tangapan orang Alain sedangkan Clar ia menarik-narik tanganku untuk berdiri "Sky apa yang kau lakukan" ucapnya, tapi aku masih melanjutkan perkataanku.
"KEKASIHKU MARAH PADAKU DAN IA TIDAK MAU BERBICARA PADAKU SUDAH DUA HARI, KATAKAN APA YANG HARUS KULAKUKAN SUPAYA IA TIDAK MARAH LAGI" ucapku, aku melihat sekelilingku ternyata banyak mata yang melihat kearahku dan ada juga diantar mereka mulai berbisik-bisik 'maafkan lah dia, dia tulus minta maaf', 'dia kekasih yang hebat', 'dia hebat', ia berani melakukanya' dan masih banyak lagi kata yang terucap dari bibir-bibir yang melihat aksiku.
Kini aku melihat aksi Clar, ia menarik paksa tanganku dan berdiri dihadapanya lalu ia memeluku "jangan lakukan hal seperti itu' Sky...hiks..hiks...aku memaafkanmu hiks..." Ucapanya dan Clar pun menangis, aku merasa bersalah telah membuatnya menangis tapi aku tidak tahu harus melakukan apa lagi.
Aku melepaskan pelukanku dengan Clar, sekali lagi aku tidak peduli tentang pendapat orang lain tentang kami.
Aku membukakan pintu mobil dan menyuruh Clar masuk, setelahnya kami melajukan perjalanan kami kesuatu tempat hanya aku yang tahu karena ini kejutan.
[ Sky-clar may 25 2020 ]