5

3.7K 303 46
                                    

Jisoo berjalan ponggah masuk kedalam gedung perusahaan yang kini menjadi miliknya. Minidress berwarna hitam dengan aksen pita dibagian leher, sedikit panjang hingga menjuntai didepan dada membuat lekuk tubuh mungilnya tercetak jelas. Jangan lupakan lipstick merah yang selalu menjadi ciri khas seorang Kim Jisoo.

Maniknya menatap tajam lurus. Berdiri didepan lift, menunggu pintu itu terbuka. Beberapa karyawan menyapa dan menunduk hormat padanya. Perlu diketahui, walaupun penampilannya terkesan arogan tapi Jisoo merupakan tipe atasan yang ramah. Tidak ingin imagenya jelek dimata para karyawan.

Tetapi tetap saja, para karyawan enggan untuk bercengkrama dengan wanita itu. Tidak ingin dicap sebagai penjilat atau semacamnya. Hingga seperti saat ini, Jisoo hanya sendirian didepan lift. Tanpa ada seorangpun disana. Terkadang, para karyawan lebih memilih menaiki tangga dan rela kelelahan daripada harus satu lift dengan Jisoo.

Bukan karena takut, tapi lebih ke segan. Canggung untuk bertindak seperti apa.

Tapi keadaan saat ini berbeda dengan hari biasanya. Seorang pria dengan stelan jas berwarna hitam dan juga kemeja putih yang rapi menyapa Jisoo. Membuat wanita yang sedang menatap pintu lift itu membalikkan tubuhnya.

"Permisi, selamat pagi. Apakah aku bisa tahu letak ruangan pak Namjoon?" Tanya pria itu dengan wajah innocent.

Jisoo mengerutkan dahinya. Menatap presensi pria berambut cokelat gelap itu dari ujung kepala hingga kaki. Merasa asing dengan wajah pria yang berdiri dihadapannya dengan sedikit gugup.

Matanya terlihat bergerak acak ketika Jisoo menatap manik legam itu. Dan juga pipinya yang chubby membuatnya terlihat seperti seorang bocah.

"Ada keperluan apa kau ingin bertemu pak Namjoon?" Tanya Jisoo penasaran. Pria itu kemudian tersenyum sambil berbicara, menyuguhkan pemandangan yang menyegarkan. Entah kenapa, ekspresinya terlihat seperti seorang bocah yang baru saja memenangkan sebuah lotre.

"Eum begini, beberapa hari yang lalu aku mengirimkan sebuah surat lamaran. Kemudian hari ini aku ada jadwal interview dan aku harus menemui pak Namjoon." Jawabnya dengan lancar, dan jangan lupakan matanya yang berbinar. Mampu membuat Jisoo tertegun sejenak. Larut dalam manik yang begitu memikat.

"Kau tahu? Aku melamar sebagai seorang bodyguard. Kudengar, nona CEO sedang membutuhkan seorang bodyguard pribadi." Jungkook sedikit berbisik, mengecilkan volume suaranya. Lantas tersenyum manis diujung kalimat. Menampilkan deret gigi yang rapi. Terdapat dua gigi yang lebih besar dibanding gigi yang lain. Terlihat seperti seekor kelinci.

Jisoo sedikit gemas dan kaget. Pertama, gemas karena melihat tingkah laku seorang yang katanya melamar sebagai bodyguard untuk dirinya nanti ternyata berpenampilan seperti seorang bocah.

Kedua, kaget karena barusan di bilang akan menjadi bodyguard dari CEO perusahaan ini. Apakah dia tidak tahu bahwa wanita yang sedang berhadapan dengannya saat ini adalah orang yang dia maksud?

"Baiklah, aku akan mengantarmu ke ruangan pak Namjoon. Ikuti aku." Perintah Jisoo yang kemudian diangguki oleh pria tersebut. Kemudian keduanya masuk kedalam lift, membuat beberapa karyawan bertanya-tanya. Siapakah gerangan pria yang sedang bersama CEOnya itu? Mengapa terlihat sedekat itu?

"Ah ya, perkenalkan namaku Jungkook. Lalu siapa namamu?" Pria bernama Jungkook itu mengulurkan tangannya, berharap gadis yang berdiri tidak jauh darinya itu mau menjabat tangannya.

Jisoo menimang kembali apa yang diucapkan oleh pria bernama Jungkook itu. Kemudian mengulurkan tangannya setelah menyisir rambutnya menggunakan jari-jemarinya.

"Panggil saja aku Jichu." Jisoo tersenyum, membuat pria dihadapannya itu membuka mulutnya. Sedikit menganga melihat pemandangan yang disuguhkan pagi ini. Luar biasa.

Ineffable [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang