Beberapa minggu setelah hari itu. Tepat pukul delapan pagi waktu setempat, Jungkook dan Jisoo tiba di Sao Paulo. Kota terbesar dengan jumlah penduduk terpadat di negara Brazil. Keduanya dijemput oleh orang suruhan Taehyung.
Jisoo terlihat lebih baik dari sebelumnya, padahal ia akan menemui seseorang yang sudah membuatnya kesulitan akhir-akhir ini. Jisoo terlihat senang, begitupun dengan Jungkook.
Jika Jisoo senang akan bertemu dengan pujaan hatinya, Jungkook justru senang karena akan bertemu dengn target utamanya.
Sekitar tigapuluh menit dari bandara internasional Guarulhos, Jisoo dan Jungkook sampai di tujuan.
Sebuah rumah kecil di sudut kota yang sepi. Sepanjang jalan tidak ada satupun orang yang terlihat ataupun berlalu lalang.
Raut wajah Jisoo mendadak kusut, jelas sekali terlihat disana bahwa Jisoo sangat khawatir. Bagaimana bisa Taehyung tinggal di lingkungan yang tidak layak seperti ini?
Jisoo dan Jungkook masuk kedalam rumah dengan bangunan tua. Mata Jungkook membulat sempurna ketika memasuki sebuah rumah yang begitu aneh. Bagaimana bisa sebuah rumah bisa semegah dan semewah itu padahal dari luar terlihat begitu lusuh dan kumuh.
Kekagumannya harus buyar tatkala suara ketukan sepatu memasuki rungunya. Diikuti oleh presensi seorang pria dengan stelan rumahan, rambut panjang berantakan, beberapa bulu halus tumbuh di sekitaran dagunya dan juga kumis tipis yang mulai tumbuh. Tapi tidak sedikitpun mengurangi ketampanan pria tersebut.
"Akhirnya kau datang juga, sayang." Suara bariton itu menguar diiringi dengan tangan yang terlentang untuk menyambut sang pujaan hati yang kini sedang berlari kecil kearahnya.
Jisoo jatuh dalam pelukan Taehyung. Pria itu mengecup manis pucuk kepala Jisoo.
"Aku merindukanmu."
"Apa menurutmu aku tidak?"
Jisoo melepaskan tubuhnya dari dekapan Taehyung, membuat jarak diantara keduanya. "Jadi, katakan padaku." Ucap Taehyung seduktif.
"Aku merindukanmu. Selama ini aku menunggu saat-saat bersamamu. Aku bukan hanya resah, tapi juga basah."
Maka dengan segala kerinduan yang ada, Taehyung merangkul pinggang Jisoo. Berniat membawanya kedalam kamar lalu mengeksekusinya tanpa buang waktu.
Tanpa disadari oleh pasangan yang sedang dimabuk asmara itu, ada seseorang yang sedari tadi menonton pemandangan dan membuatnya bergidik ngeri.
"Tunggu, aku kemari dengannya. Dia bodyguardku." Ucap Jisoo sambil menghentikan langkahnya untuk membalikkan tubuhnya. Menunjukkan presensi Jungkook yang sedang berdiri menatap presensi keduanya.
"Baiklah, anak buahku akan memberikan kamar untuknya. Dia harus istirahat setelah perjalanan panjang, tapi tidak dengan kau." Ucap Taehyung, jemari panjangnya mencolek hidung Jisoo dengan smirk yang mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [M]
Fanfiction[COMPLETED] Harta, tahta, wanita. Hanya Jisoo yang bisa memberikan tiga hal itu sekaligus. Wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi hidupnya, terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta.