15

2.9K 267 44
                                    

"Jika membutuhkan apapun tidak usah sungkan, hubungi saja aku atau bodyguardku. Kami akan selalu membantu kalian." Jisoo berhenti, kemudian membalikkan tubuhnya menghadap pada ibu dan anak yang kini berada diambang pintu.

"Terimakasih banyak, dan maaf sudah merepotkan." Ujar sang ibu dengan senyum malu yang dibuat-buat.

"Tidak masalah, aku harap kasus ini cepat selesai. Terimakasih atas waktunya. Aku pamit." Jisoo membungkukkan tubuhnya dan dibalas oleh kedua wanita dihadapannya. Tubuh mungil itu berjalan menjauh dari keduanya.

"Jung, sedang apa kau?" Secara tiba-tiba Jisoo datang dibelakang Jungkook. Membuat pria yang sedang berdiri di sisi mobil itu terkaget, terlebih dirinya sedang menerima telepon. Dengan gerakan refleks, Jungkook segera mengakhiri sambungan telepon miliknya. "Ah, a-aku sedang menelepon kekasihku." Ujarnya terbata-bata.

"Kekasih?" Jisoo mengerutkan dahinya. Baru kali ini dia mengetahui jika Jungkook memiliki kekasih.
Jungkook mengangguk kecil. "Apakah semuanya sudah beres?" Tanya Jungkook mengalihkan pembicaraan. "Ya, sekarang ayo kita pergi." Jungkook kemudian mengangguk dan membukakan pintu untuk Jisoo.

Dalam hatinya, Jungkook merasa lega karena Jisoo tidak mencurigainya.

"Nona, apa kita akan langsung ke kantor?"

"Tidak, kau harus mengantarku ke kantor Min Yoongi."

"Apa?"

"Ya, aku harus membuat perhitungan dengan si keparat itu."

•••••••••••

"Tuan, seseorang menunggumu diluar. Dia ingin bertemu denganmu." Ujar seorang wanita setelah masuk kedalam ruangan yang begitu megah dengan dinding bercat putih bersih itu.

"Katakan padanya aku sedang sibuk. Tidak bisa diganggu." Pria putih pucat itu terlihat sedang ongkang-ongkang kaki diatas sofa yang ada didalam ruang kerjanya.

"Tapi katanya sangat penting, yang ingin bertemu denganmu adalah Kim Jisoo." Yoongi kemudian menyunggingkan senyumnya. Tipis namun mematikan. "Baiklah, suruh dia masuk."

Wanita itu kemudian menunduk kemudian pamit dari hadapan Min Yoongi.

Hingga suara ketukan heels masuk kedalam gendang telinga Yoongi. Matanya melirik kearah suara itu berasal, menatap presensi wanita angkuh yang kini berjalan kearahnya dengan ponggah.

"Dengar, jangan pernah bermain api denganku tuan Min! Atau kau sendiri yang akan terbakar." Ancam Jisoo dengan wajah yang begitu tersulut amarah. Yoongi hanya bertepuk tangan. Baginya, ancaman Jisoo tidak ada artinya sama sekali.

"Silahkan, buktikan saja."

"Sebenarnya apa maumu, Min Yoongi?"

"Sudah berapa kali aku katakan, aku hanya ingin kau mundur dari pencalonanmu. Biarkan saja aku yang menjadi walikota Seoul ini."

"Apa yang membuatmu membenci Taehyung, huh?"

Yoongi tertawa terbahak-bahak. Matanya menatap Jisoo dan Jungkook secara bergantian. Ya, Jungkook ada disana. Didalam ruangan bersama dengan Jisoo dan Yoongi.

"Kau yakin ingin mendengar alasanku?" Tanya Yoongi menggoda. Membuat Jisoo sedikit gemetar.

"Tentu, katakan saja."

"Baiklah. Dengar, kupikir kau adalah wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi seluruh hidupmu. Terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta. Kau tidak seharusnya selalu mematuhi semua yang diucapkan oleh Taehyung. Kau tahu? Dia hanya memanfaatkanmu.

Dulu dia berteman dengan ayahku. Sampai ketika ayahku dijebak, masuk kedalam perangkap Kim bajingan Taehyung itu hingga hidupnya hancur. Dituduh atas penggelapan uang, padahal uang itu diberikan ayahku pada Taehyung dengan alibi bisnis. Tapi apa yang ayahku dapatkan setelah menolong suamimu itu?

Ineffable [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang