Jisoo kemudian menarik kerah Jungkook dan mencuri sebuah ciuman dari bibir tipis milik pria Jeon itu. Mata Jungkook membola sempurna saat sebuah benda kenyal menyentuh bibirnya.
Dilihatnya presensi Jisoo yang sedang memejamkan matanya sambil terus memagut bibirnya dengan milik Jungkook.
Tanpa pikir panjang, pria Jeon itu perlahan memejamkan matanya lalu membalas ciuman Jisoo dengan perlahan tapi pasti. Tidak terburu-buru dan tidak terkesan menuntut. Hanya mengikuti instingnya sebagai seorang pria, itu saja.
Ciuman itu perlahan mulai turun ke leher jenjang Jisoo. Mengecup dengan lembut dan sensual. Tangan mungil Jisoo meremas rambut sang lawan main untuk menyalurkan kenikmatan. Menekan pergerakan Jungkook agar lebih dalam.
Seperti sedang diselimuti oleh nafsu, Jungkook menggerakan tangannya kearah puncak dada Jisoo. Menyentuhnya dengan tangan gemetar sambil menimbang kembali apakah yang ia lakukan ini tepat atau malah sebaliknya.
Tubuh kekar milik Jungkook perlahan mendorong Jisoo keatas ranjang. Hingga tubuh mungil wanita itu terbaring dibawah tubuh milikya. Terkurung dengan sempurna, diapit oleh kedua lengan Jungkook yang menjadi tumpuan agar tidak menindih tubuh lawan mainnya.
Jisoo memejamkan matanya, merasakan tiap sentuhan yang diberikan oleh Jungkook. Kedua tangannya meremat sprei, tubuhnya begitu bergejolak.
Tangan Jungkook kini beranjak, merambat menuju pusat tubuh wanita yang kini sedang terbaring pasrah dibawah kukungan dirinya.
Baru saja jemari Jungkook akan menyentuh celana dalam warna pink dengan renda yang senada, tiba-tiba suara ponsel berdering.
"Nona, kurasa ponselmu berbunyi." Ujar Jungkook sambil menghentikan seluruh aktivitasnya. "Lanjutkan saja, jangan hiraukan ponselku." Seakan tidak peduli dengan sekitaran, Jisoo lebih memilih melanjutkan permainannya. "Tidak, nona. Bagaimana jika itu penting?" Jisoo mendecih sebal dengan kelakuan Jungkook.
Jisoo kemudian bangkit dari posisinya, mengambil ponsel yang berada diatas nakas. Kemudian menggeser tombol untuk menjawab panggilan setelah melihat nama yang tertera disana.
"Ada apa?"
"Kau kemana saja? Aku merindukanmu."
"Apakah gadis-gadis disana tidak cukup sehingga kau masih merindukanku?"
"Tidak, mereka membosankan. Aku hanya ingin milikmu, sayang."
"Tunggulah beberapa saat lagi dan kita akan bersama, Taehyung."
"Tapi aku sudah tidak sanggup. Aku sangat merindukanmu. Boleh aku ubah ke mode video call? Aki ingin melihatmu."
"T-tidak! Jangan. Aku sedang diluar, tidak dapat melakukan video call."
"Kenapa? Apa kau sedang dengan pria lain?"
"Tidak."
"Ayolah sayang, aku sangat merindukanmu. Aku rindu milikmu. Kalau begitu, besok aku akan terbang ke Seoul. Mungkin hanya beberapa hari saja disana, tentunya untuk menemuimu. Dan kita akan menghabiskan waktu yang panjang berduaan. Mengobati kerinduanku terhadap milikmu."
"Tidak bisakah kau membatalkan niatmu itu? Jangan membuat masalah baru lagi, Tae!"
"Aku hanya ingin memastikan bahwa istriku tidak main gila dengan pria lain dibelakangku, apa itu tidak boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [M]
Fanfiction[COMPLETED] Harta, tahta, wanita. Hanya Jisoo yang bisa memberikan tiga hal itu sekaligus. Wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi hidupnya, terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta.