"Eum.. nona, pakaian ini mau ditaruh dimana?" Jungkook menunjukkan lingerie berwarna hitam, yang beberapa waktu lalu sempat menjadi pilihan dirinya.
"Berikan padaku." Pinta Jisoo sambil berdiri dari duduknya. Menghampiri Jungkook. Kemudian tubuh mungil itu masuk kedalam kamar mandi.
Jungkook tertegun menatap kepergian Jisoo. Menelan ludahnya kasar. Perasaannya mendadak tidak enak. Tamatlah riwayatnya kali ini.
Pria Jeon itu mondar-mandir, tidak tenang. Berpikir untuk melarikan diri dari sana. Tidak ingin dirinya terjebak dalam permainan gila atasannya itu.
Pintu kamar mandi terdengar terbuka. Jantung Jungkook seakan berhenti berdetak. "Jung, bisa tolong bantu aku?" Suara khas Jisoo menginterupsi Jungkook, tapi pria itu tidak sedikitpun bergerak dari posisinya.
Tubuhnya membelakangi sosok wanita yang kini berdiri di pinggir ranjang. Ragu untuk membalikkan tubuhnya, takut mengotori matanya yang masih suci itu.
"Jung, apakah kau mendengarku?" Tanya Jisoo memastikan bahwa Jungkook tidak tuli. "Y-ya nona, aku mendengarmu." Jawab Jungkook dengan terbata. Tubuhnya masih mematung, tidak bergerak sedikitpun.
"Kalau begitu kemari, ayo bantu aku." Titah Jisoo. Jungkook membalikkan tubuhnya perlahan. Kepalanya menunduk. Berjalan dengan langkah yang ragu. Sampai dimana netranya menatap kaki telanjang Jisoo dibawah sana.
"Kau kenapa?" Tanya Jisoo melihat tingkah laku Jungkook yang mencurigakan. "A-aku tidak bisa membantumu untuk kali ini, nona. Kumohon maafkan aku." Ujar Jungkook dengan kepalanya yang masih menunduk.
"Maksudmu?"
"Tolong, aku belum pernah melakukan hal ini sebelumnya. Jangan paksa aku melakukannya, nona."
"Hey! Apa yang kau pikirkan? Angkat kepalamu, Jung!"
"Tidak, nona. Kumohon jangan.."
"Yak! Jeon Jungkook, kubilang angkat kepalamu!"
Mau tidak mau Jungkook mengangkat kepalanya. Matanya terpejam, wajahnya terlihat seperti ketakutan. Jisoo terkikik geli, ternyata bodyguardnya benar-benar seperti anak kecil. Terlintas pikiran jahil dikepala wanita itu.
"Buka matamu, Jung!" Jungkook perlahan membuka matanya. Tangan kekarnya memegang dada dengan lega, menghembuskan napasnya kasar. Beruntung Jisoo masih mengenakan pakaiannya lengkap.
"Kenapa, huh?" Tanya Jisoo sinis. "A-ah tidak, nona. Aku hanya—" Jisoo bergegas memberikan ponselnya pada Jungkook. "Bantu aku mengambil poto." Jisoo memegang lingerie berwarna hitam pilihan Jungkook itu didepan tubuhnya.
Memperlihatkan bentuk dari lingerie itu untuk difoto, kemudian mengirimnya sebagai pesan pada seseorang yang menyuruhnya membeli benda nakal itu.
Jungkook beberapa kali memgambil foto Jisoo dengan lingerie ditangannya itu. Dirinya merasa malu ketika pikiran kotornya begitu saja menguasai dirinya. Padahal Jisoo hanya ingin dirinya membantu mengambil foto saja.
"Coba kulihat dulu." Jisoo meminta ponselnya dari tangan Jungkook. Melihat beberapa potret yang bagus. Ternyata Jungkook ahli dalam memotret, pria itu tahu angle terbaik dari seorang Kim Jisoo.
Jisoo lantas mengirim sebuah foto sebagai pesan pada kontak yang akhir-akhir ini sering dia hubungi. "Coba ambil sekali lagi, Jung." Jisoo memberikan kembali ponselnya pada Jungkook. Berniat mengambil sekali atau dua kali lagi potretnya.
Ketika Jungkook hendak menekan tombol untuk memotret, tiba-tiba sebuah panggilan masuk kedalam ponsel pintar milik Jisoo tersebut. Pria Jeon itu lantas memberikan benda persegi itu pada sang pemilik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [M]
Fanfiction[COMPLETED] Harta, tahta, wanita. Hanya Jisoo yang bisa memberikan tiga hal itu sekaligus. Wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi hidupnya, terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta.