Jungkook keluar dari tempat persembunyiannya setelah Jisoo pergi dari ruangannya. Wanita itu masih dengan telepon yang setia tersambung dengan seseorang diseberang sana.
Jungkook terlihat panik. Mondar-mandir tak karuan. Tak lama pria Jeon itupun keluar dari ruangan Jisoo. Pergi ke toilet. Bukan untuk buang air kecil atau besar, tapi untuk menelepon seseorang.
Jemarinya mulai mencari kontak kemudian memanggilnya.
"Halo, aku punya berita penting. Taehyung, dia masih hidup."
Begitu ucapan Jungkook ketika teleponnya dijawab. Tidak ada basa-basi. Baginya hal tersebut adalah informasi yang sangat besar dan penting.
"Apa? Kau dapat informasi darimana?"
"Bisakah kita bertemu? Aku tidak bisa menjelaskannya lewat telepon. Ini terlalu berbahaya."
"Baiklah, sore ini kutunggu kau di kantor."
Jungkook kemudian menutup sambungan teleponnya. Masih ada beberapa jam untuk sampai ke sore hari. Dia harus memaksimalkan waktu tersebut untuk mencari informasi lebih dalam lagi.
Karena belum ada bukti yang kuat kalau orang yang ditelepon Jisoo adalah Taehyung; suaminya yang dikabarkan meninggal dunia. Gembong prostitusi online terbesar di Seoul.
Jungkook kemudian kembali pada ruangan Jisoo. Wanita itu sudah terlihat duduk di kursi kebesaran miliknya dengan wajah yang kusut.
"Nona, apa terjadi sesuatu?" Tanya Jungkook pada wanita yang kini sedang mengetuk-ngetukkan jarinya diatas meja.
"Ya, ada masalah yang sangat besar. Beberapa hari kedepan aku akan sibuk dengan berbagai macam kegiatan sosial. Tolong pastikan semuanya berjalan dengan lancar dan tidak ada satupun hambatan."
"Tapi apakah berita tentang mendiang suamimu itu benar?" Tanya Jungkook dengan ragu. Jisoo menatap Jungkook dengan tatapan yang datar. Tidak ada ekspresi apapun yang terlihat dari raut wajahnya.
"Jung, ayo antar aku sekarang juga!" Jisoo beranjak dari kursinya, tangan mungilnya menyambar coat berwarna abu miliknya kemudian menjinjing tas hitam merek terkenal yang harganya begitu mahal.
Jungkook membungkuk kemudian mengekor dibelakang Jisoo.
"Nona, aku harus mengantarmu kemana?"
"Tunggu, aku akan memberitahumu setelah ini."
Jisoo mengeluarkan ponsel pintar miliknya, kemudian mencari sebuah kontak dan memanggilnya.
"Kirimkan aku alamat gadis itu sekarang juga."
Setelah kalimat singkat itu, Jisoo mematikan sambungan teleponnya. Tungkainya berjalan sedikit tergesa. Tetapi tidak mengurangi keanggunannya barang sedikitpun.
Jungkook membukakan pintu mobil yang diikuti oleh Jisoo masuk kedalam sana. Pria Jeon itu kemudian berlari kecil menuju kursi pengemudi.
"Ini alamatnya, aku ingin kau mengantarku kesana secepatnya." Jungkook menatap layar ponsel Jisoo yang menunjukkan sebuah alamat yang ada di daerah terpencil kota Seoul. "Baik, nona." Jungkook mengangguk kemudian menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi.
"Nona, apa kita akan ke tempat dimana gadis itu tinggal?" Tebakan Jungkook tepat mengenai sasaran. Pria itu seakan bisa membaca kekhawatiran yang ada di raut wajah Jisoo. "Hmm.." Jisoo menjawab asal sambil memandang keluar jendela. Pikirannya berkecamuk. Sedang mencari jalan keluar untuk masalah yang dibuat oleh Taehyung.
Tidak mau membuang waktu, Jungkook melajukan mobil seperti orang kesetanan. Bukan hanya karena Jisoo yang meminta, tapi sore ini Jungkook juga ada janji. Dia harus menyelesaikan pekerjaannya sebelum sore nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [M]
Fanfiction[COMPLETED] Harta, tahta, wanita. Hanya Jisoo yang bisa memberikan tiga hal itu sekaligus. Wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi hidupnya, terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta.