Tidak habis pikir, bagaimana bisa seseorang bisa melakukan hubungan sex dengan pasangan sekaligus melukainya? Bukankah itu tidak manusiawi?
Beberapa orang jelas berpikiran seperti itu, tapi bagi sebagian orang lainnya, hal itu menjadi daya pikat tersendiri.
Begitupula dengan Taehyung. Dirinya akan merasa puas jika Jisoo sudah menitikan air mata. Menjerit meminta sesuatu padanya. Senang sekali melihat wanita memohon padanya dengan wajah yang begitu lemah, sendu menawan. Hal itu menjadi kepuasan tersendiri bagi Taehyung.
"Kau cantik, cantik sekali, apalagi saat menjerit kesakitan. Aku suka." Ucapnya setelah mencambuk bokong Jisoo sambil menusuk lubangnya menggunakan sebuah vibrator.
Sementara Jisoo hanya bisa menjerit dengan suara paraunya. Walaupun sakit tapi tidak bisa dipungkiri, inilah yang Jisoo inginkan. Sentuhan dari seorang Kim Taehyung.
"Apa kau lemas? Lelah?"
"Tidak, aku masih kuat."
"Tapi kau sudah berdarah."
"Lanjutkan saja, Tae. Aku merindukanmu, sungguh. Aku ingin lebih dalam, hancurkan aku Tae."
Maka dengan bergegas Taehyung menggendong tubuh Jisoo menuju kamar mandi. Melanjutkan aktivitas panas mereka didalam sana.
Setelah dirasa aman, Jungkook keluar dari tempat persembunyiannya. Keringat mengucur di seluruh tubuhnya.
Dalam hati kecilnya, Jungkook ingin sekali berlari ke arah kamar mandi lalu mendobrak pintunya. Tapi lagi-lagi, Jungkook harus mengubur dalam-dalam keinginannya itu.
Pria Jeon itu bergegas lari keluar dari kamar laknat itu sebelum ketahuan oleh orang lain.
Brak..!
"Aarrgghh! Sialan!" Jungkook berteriak setelah membanting pintu kamar miliknya. Persetan dengan orang lain, yang ia rasakan saat ini hanyalah amarah yang memuncak.
Jungkook kemudian mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Melakukan panggilan pada seseorang diseberang sana.
"Dengar kak, kumohon hapus rekaman pada kamera nomor tiga yang aku letakkan di kamar Taehyung pada menit pertama sampai ke lima puluh menit berikutnya. Segera! Dan aku akan pulang pada hari Selasa pukul enam pagi, jadi tolong pastikan waktu yang tepat untuk mengeksekusi bajingan itu segera." Titah Jungkook mutlak.
Pria Jeon itu kemudian mengakhiri panggilan secara sebelah pihak, lalu menjatuhkan tubuhnya diatas kasur. "Maafkan aku, Jisoo."
•••••••
"Sayang, aku ada sebuah pertanyaan untukmu."
"Katakan."
"Darimana kau mendapatkan bodyguardmu itu?"
"Entahlah, Namjoon yang mengurusnya. Ada apa?"
"Tidak, hanya saja Seokjin merasa bahwa ada yang tidak beres dengan bocah itu."
Jisoo kemudian menangkup pipi Taehyung dengan sayang. Menatap pria yang selama ini begitu ia rindui.
"Percayalah padanya, selama ini hanya dia yang selalu melindungiku dari Yoongi dan segala hal yang mengancamku." Taehyung mendadak kehilangan gairah ketika mendengar nama Yoongi keluar dari mulut Jisoo. "Cih! Bajingan itu,"
"Sebenarnya ada hubungan spesial apa antara kau dengan Yoongi? Tampaknya dia sangat membencimu?"
"Dia hanya iri padaku, karena aku memiliki semuanya sedangkan dia tidak."
Meskipun Jisoo tidak puas dengan jawaban Taehyung, tapi ia tidak ingin memperpanjang pembicaraan tentang pria pucat itu.
"Jadi dimana kak Seokjin saat ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [M]
Fanfiction[COMPLETED] Harta, tahta, wanita. Hanya Jisoo yang bisa memberikan tiga hal itu sekaligus. Wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi hidupnya, terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta.