Ini part terakhir gaes
Persiapkan diri kalian karena chapter kali ini lebih panjang dari biasanya
Bacanya pelan-pelan dan jangan lupa bernafas karena akan ada kejutan hehe
Selamat membaca!
💜🖤💖Suara dengungan masuk kedalam rungu seorang Jeon Jungkook. Tubuhnya terasa pegal setelah beberapa saat yang lalu ia tidak sadarkan diri. Kejadian yang mampu diingat olehnya terakhir kali adalah dia dan Jisoo yang akan melepaskan gairah masing-masing. Saling menyalurkan rasa cinta dengan keringat dan juga desahan.
Saat ini Jungkook memang sudah berkeringat, tapi bukan hasil dari pergelutan ia dan Jisoo di ranjang. Tubuhnya terasa sesak dan panas. Pegal menjalar ke seluruh tubuh kekar miliknya. Pria Jeon itu mencoba menyeka keringat yang mengucur pada pelipisnya, tapi tidak dapat ia lakukan. Sebab kedua tangannya terikat kencang.
Jungkook kemudian mencoba mengembalikan kesadarannya ditengah kepalanya yang terasa pusing, seperti dihantam oleh benda keras. Pria Jeon itu lalu menggelengkan kepalanya dengan kencang.
Setelah matanya benar-benar terbuka lebar, ia sadar akan satu hal. Tubuhnya diikat disebuah kursi, begitu kuat hingga membuatnya merasa ngilu. Aliran darah seperti tidak melaju di beberapa bagian tubuhnya.
Sekuat tenaga Jungkook mencoba melepaskan tubuhnya dari kursi sialan itu. Seketika ingatannya tertuju pada Jisoo. Khawatir dengan wanita itu. Jika seseorang dapat menyanderanya dengan sekuat itu, lantas bagaimana dengan Jisoo?
"Jisoo!"
"Kim Jisoo!"
"Dimana kau!"
"Apa kau baik-baik saja?"
Jungkook berteriak kencang dengan nada frustasi. Seluruh tubuhnya bergerak acak guna melepaskan tubuhnya dari sanderaan itu. Pikirannya kini hanya tertuju pada Jisoo. Pikirannya melanglang buana memikirkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi pada wanita itu, mengingat dirinya disekap semenyedihkan ini.
Hingga sebuah suara langkah kaki mulai menyambangi rungu Jungkook. Terdengar perlahan tapi pasti. Hingga suara itu makin terdengar jelas, pertanda mungkin si penyandera mulai mendekatinya.
"Sudah bangun rupanya?"
Seorang wanita datang dengan langkah yang ponggah dan wajah yang begitu ambisius. Maniknya menatap tajam kearah Jungkook yang kini hanya mampu menatapnya dengan terpaku.
"J-jisoo? Kau? Apa yang terjadi?"
"Seperti apa yang kau lihat.."
"Apa kau yang melakukan ini padaku?"
"Menurutmu? Apa ada orang lain disini?"
"B-bagaimana bisa?"
"Ya, tentunya dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Kau tahu, kau itu begitu berat. Bahkan lebih berat daripada kau berada diatas tubuhku. Aku bahkan hampir gila karena membawa tubuhmu yang begitu mengagumkan ini. Merepotkan."
Jisoo kemudian menghembuskan napasnya kasar. Wanita itu kini mengambil sebuah kursi kemudian duduk di hadapan Jungkook yang menatap Jisoo dengan raut wajah keheranan.
"Maksudku, bagaimana bisa kau melakukan ini semua padaku? Bukankah k-kau bilang kau akan berusaha mencintaiku?"
Tawa seorang Kim Jisoo menggelegar mendengar penuturan Jungkook. Terbahak-bahak, seakan Jungkook sedang membawakan lawakan hebat sehingga membuat Jisoo menitikan air matanya. Tawanya begitu pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ineffable [M]
Fanfiction[COMPLETED] Harta, tahta, wanita. Hanya Jisoo yang bisa memberikan tiga hal itu sekaligus. Wanita pintar dengan segala ambisi yang memenuhi hidupnya, terlalu sempurna untuk menjadi seorang budak cinta.