[19]

278 28 8
                                        

Enam hari setelah kejadian itu, ara merasa kalau yoonbin menghindar darinya, setiap bertemu disekolah sekilas saja yoonbin akan langsung menjauh atau berbalik arah agar tak menghadapnya langsung.

Ia mencoba menanyakan kakaknya perihal perilaku yoonbin akhir-akhir ini, namun kakaknya itu hanya menggelengkan kepala tanda bahwa ia tidak tau. Kemudian ia mencoba chat melalui WhatsApp namun tetap saja tidak dibalas walau tandanya sudah berubah biru, tanda bahwa sang empu sudah membacanya.

Galau?? Jelas tidak, ara tak tau seperti apa itu perasaan galau, ia khawatir kalau kekasihnya itu sedang ada masalah atau sedang mengalami kesulitan lain. Ia akan merasa gagal menjadi seorang pacar yang baik jika memang itu benar. Ia peduli, bukan hanya sekedar ingin tau. Camkan itu.

Seharusnya ara senang untuk hari sabtu ini karena sekolah libur. Namun, ia tak bisa menampik kalau pikiran dan hatinya tak bisa berlibur untuk memikirkan kekasihnya itu, ditambah 1 jam lagi orang tuanya akan berangkat kerja ke luar kota lagi nanti malam, kesedihannya bertambah lagi. Mungkin ia akan meluapkan kesedihannya pada kedua orang tuanya nanti kalau akan berangkat.

"dek, makan malam udah siap" teriak seseorang dari luar kamar yang tak lain adalah kakaknya.

Yang tadinya ara melamun sambil melihat langit malam dari balkon, dengan segera ia beranjak dari sana tanpa berniat membalas ucapan sang kakak. Walau bagaimanapun ia harus terlihat biasa saat didepan orang tuanya dan kakaknya.
.
.
Senyap. Hanya terdengar suara pergelutan antara sendok dan piring yang menggema diseluruh ruang makan. Tak ada yang berniat membuka percakapan terlebih dahulu. Junkyu yang biasanya berisik kini lebih sering berdiam dan terlihat kalem.

Uhuk,
Uhuk,

Junkyu tersedak. Dan itu sukses membuat suara riuh dimeja makan. Sang bunda yang antusias menepuk punggung anaknya pelan dan sang ayah menyodorkan air segelas. Ara hanya memperhatikan kakaknya dengan khawatir.

Begitulah keluarga mereka, masalah kecil saja mereka begitu antusias bagaimana nanti kalau ada masalah yang lebih besar.

Dan karena kejadian itu, suasana dimeja makan terlihat lebih nyaman. Berbagai percakapan random semua mereka keluarkan, tawapun sesekali terdengar menggelegar memenuhi ruang makan tersebut.

1 jam berlalu, pasangan suami istri itu akan segera berangkat meninggalkan putra-putri nya untuk mencari nafkah. Jika dibilang tega tentu saja tidak. Namun pekerjaan yang digeluti mereka berdua lah yang membuat keluarganya tetap hidup, tetap tercukupi kebutuhannya. Lagipula junkyu sebagai kakak dinilai sudah bisa menjaga ara. Jadi, mereka berdua bisa bernafas lega dan bekerja dengan tenang.

Ngga tau aja mereka kalau ada udang dibalik batu.

"kak, jagain adeknya ya jangan sampe lecet" ujar bunda.

"siap, bun" jawab junkyu antusias diiringi gestur memberi hormat.

Seperginya mereka berdua dari hadapan junkyu dan ara, suasana didalam rumah kembali hening. Junkyu yang lebih memilih pergi kekamarnya dan mengerjakan PRnya begitupun ara yang pergi kekamarnya.

Kembali menuju balkon guna memandangi heningnya langit malam. Mencurahkan keluh kesahnya walaupun malam hanya membisu mendengar keluhan yang dilontarkannya. Menyedihkan sekali.

Ia tak sadar satu bulir liquid bening keluar dari mata indahnya, ia merasa akan ada sesuatu yang menyakitkan.

-000-

Matahari telah beranjak naik baru beberapa menit yang lalu, dengan jahilnya cahayanya mengusik tidur nyenyak ara melalui celah-celah jendela.

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang