[••]

75 16 0
                                    

Hari ini, sesuai apa yang dikatannya kemarin, yoonbin akan kerumah ara. Mengajaknya ketempat romantis yang ada didaerah pegunungan.

Harusnya tadi malam atau tengah malah, yoonbin merayakan anniversarynya ke-empat bulan, tapi gagal.

Tak apa, tengah malam digantikan oleh siang hari lebih menyenangkan dan lebih lama waktunya.

Sekarang adalah jam 8, waktu yang tepat untuk mengajak ara keluar.

Motor dikendarainya melaju dengan kecepatan normal karena ditangan kirinya dia membawa gitar.

Senyumnya mengembang ketika membayangkan bagaimana merayakannya nanti. Membayangkan bagaimana ekspresi ara saat diberi kejutan olehnya.

Suasana itu pun sangat mendukung, tidak terlalu panas. Angin yang berhembus juga sangat menyejukkan.

Saat kembali, yoonbin memutuskan merubah sikapnya. Tetapi hanya beberapa saja, salah satu contohnya adalah dia akan bersikap romantis dan lebih banyak bicara.

Ya, semua itu sudah terbukti dan semua itu sudah menjadi kebiasaannya. Karena itu, ara sering kali merasa terkejut dengan tingkah laku yoonbin.

Tak terasa didepan sana sudah terlihat pagar kediaman keluarga kim.

Senyumnya semakin merekah saat kini dirinya sudah sampai tepat didepan gerbang. Langsung saja motor dimasukkan kedalam. Agak tidak sopan, tetapi orang tua ara tak ada dirumah jadi dia bisa bebas, itu yang dikatakan junkyu.

Sesudah memarkirkan motornya, yoonbin turun dan melangkah menuju pintu masuk.

Bertepatan dengan itu, ara keluar dengan tergesa-gesa, terlihat sudah rapih.

Dia melihat yoonbin juga sudah ada disana. Tetapi rautnya semenjak keluar tadi tidak tenang.

"mau kemana?" tanyanya basa-basi saat ara menyempatkan berhenti didepannya.

"mau nugas sama temen" balas ara, rautnya masih saja tak tenang. Sepertinya sedang buru-buru.

Terkejut. Yoonbin, terkejut mendengarnya. Bukankah kemarin ara sudah setuju hari ini akan keluar bersamanya? Oke, dia harus tenang.

"Tapi 'kan kita udah sepakat pergi hari ini, lo lupa?"

"ayolah, kak, hari ini ara mau nugas sama temen sampe sore, masa lupa?"

Kening yoonbin berkerut, sejak kapan dirinya diberitahu oleh ara kalau hari ini dia akan pergi mengerjakan tugas dengan temannya. Ya, pertanyaan itu hanyalah sebuah batinan yoonbin semata, tak bermaksud diutarakan langsung, biarlah ara yang mengingat sendiri.

"tapi kenapa lo kemaren setuju gue ajak keluar kalo hari ini lo ada nugas sama temen?" yoonbin mencoba meredam suaranya yang terdegar... Kecewa?

"ara lupa, kak. Udah ya, ara buru-buru"

Sebelum ara benar-benar melangkah, yoonbin bertanya untuk sekali lagi "ar, lo beneran sibuk? Lo beneran batalin ini semua?"

"iya, kak. Ga usah kekanakan deh kak, sana main PS sama, kak junkyu. Daaa, ara pergi"

Kepergian ara membuat yoonbin mematung ditempat. Gitar yang sedari tadi disimpannya disamping pinggang mengeluarkan suara benturan dengan tanah akibat dirinya yang tak sengaja mengendurkan genggamannya.

Seperti ada benda tajam menusuk hatinya, tapi—

"a-apa selama ini gue k-kekanakan?" lirihnya.

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang