[30]

107 22 11
                                    

Warning : 1573 words
Kalo bosen bilang, jangan ngilang gitu aja kek doi, ㅋㅋㅋㅋㅋㅋ

.
.
.
.
.
.

Kembali pada hari sabtu yang menandakan libur sekolah. Yoonbin yang sudah rapi segera keluar rumah, sebelum itu ia berpamitan dengan orang rumah.

"bi, gue keluar dulu! Nitip rumah ya–

–oh iya pak parman tolong dibilangin, nanti papa pulang sore katanya, mobilnya langsung dimasukin kedalem aja"

"iya, nak yoonbin. Nanti saya sampaikan!"

Bi tinem kembali melanjutkan kegiatannya dan yoonbin keluar dari rumah menuju samping rumah dimana garasi berada.

Ia tak lupa dengan ucapannya kemarin, sekarang ia benar-benar sedang menuju kediaman ara dan junkyu.

Sebenarnya ia sangat malas jika harus mengajari seseorang, tetapi ilmu harus dibagikan, bukan? Apalagi orangnya itu ara, senang? Tentu.

Tepat 10 menit, yoonbin sampai didepan gerbang kediaman keluarga kim, berhubung  gerbang tidak ditutup, yoonbin langsung saja masuk kedalam.

Didepan pintu sana, ada junkyu sedang berkacak pinggang. Sepertinya terusik karena bunyi motor yoonbin.

Yoonbin berjalan mendekati junkyu, dari raut wajahnya terlihat tak peduli dengan kehadiran lelaki itu.

"ngapain lo?" tanya junkyu, tatapannya menajam karena si lawan bicara tak menanggapi pertanyaanya.

"kalo bisu bilang ya! Ntar gue panggilin tukang bengkel" yoonbin merotasikan bola matanya malas, merasa bodoamat dengan lelucon temannya itu.

"gue boleh masuk apa ngga?" yoonbin bertanya malas, junkyu hanya membuang-buang waktu berharganya saja, pikirnya.

"yaudah iya. Udah ditungguin adek gue!" junkyu kemudian menggeser badannya, memberi celah untuk yoonbin lewati.

Kenapa tidak dia yang memimpin jalan? Karena kata orang tuanya, tamu harus didahulukan, tamu adalah raja katanya. Tentu saja jika tamu itu berniat baik.

Orang tua mereka sungguh mendidik junkyu dan ara sangat bagus, walaupun mereka harus terus sibuk dengan pekerjaannya. Junkyu maupun ara tak tau pekerjaan macam apa yang orang tuanya geluti. Yang pasti itu sangat sibuk, seperti orang kantoran, mungkin.

"adek lo mana?" tanya yoonbin, setelah dipersilahkan duduk oleh junkyu.

"dikamar. Dia males turun kalo libur sekolah kek gini" yoonbin mengernyit, sedikit tak memahami ucapan junkyu.

"gue harus keatas?" tanyanya lagi, dua anggukan diterimanya.

"udah sana!! Gue izinin lo tapi, jangan macem-macem sama adek gue, awas aja!"

Yoonbin beranjak dari sana, lalu menaiki anak tangga untuk mencapai lantai dua.

Sesampainya, ia disuguhi oleh empat pintu kamar disana.

Yoonbin bukan lah orang pelupa, ia ingat dimana letak kamar ara. Tak ingin membuang waktu, ia langsung mengetuk pintu kamar setelah sampai didepan pintu kamar ara.

Pintu terbuka, nampaklah ara dengan wajah keterkejutannya, mulutnya mengangga dan matanya membulat.

"k-kapan sampe kak??" tanya ara mencoba basa-basi.

"baru aja" balasnya.

Ara menggeser badannya, memberi celah untuk yoonbin lewat. Entah kenapa ia sangat gugup, padahal sudah pernah berada satu kamar dengan lelaki itu.

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang