[23]

175 23 24
                                        

-terobsesi boleh, asalkan jangan menyalahgunakan obsesi itu hanya untuk kesenangan sendiri dan membuat orang disekitar tersakiti-
.
.
.
.

Ara tak sabar hadiah apa yang akan diberikan oleh minju nantinya. Ia harus menyiapkan mentalnya jika itu akan menyakitkan. Jarang-jarang cewek itu memberitahu dulu sebelum bertindak. Dan entah kenapa ara penasaran.

Waktu terus saja berjalan, belum ada tanda-tanda minju muncul dihadapannya bahkan saat bel istirahat.

Ara bingung, perihal minju yang tak muncul dihadapannya itu merupakan hadiahnya? Ara akan bersuyukur jika memang itu benar. Bahkan ryujin pun tak menjahilinya sama sekali.

Sampai pelajaran selesaipun batang hidung minju tak nampak secuilpun. Yaps, mungkin itu hadiahnya.

Karena minju sama sekali tak nampak dipenglihatannya, jadi, ara tak perlu membuang tenaga hanya untuk menghindari minju seperti apa yang mantannya katakan.

Sepulang sekolah ara akan mengikuti ekstra bola voli. Sejujurnya ia sangat malas karena ia akan pulang sendiri nantinya, kakaknya sudah pulang duluan.

Dengan langkah tidak semangat, ara melangkah menuju lapangan bola voli. Disana sudah ada banyak teman-temannya berkumpul.

20 menit berlalu, ekstra disudahi karena hanya memberi tau perwakilan membuat ppt untuk ditunjukkan kecalon adik kelasnya nanti.

Kakinya melangkah menuju luar sekolah, menunggu bis datang.

Sampai tiba-tiba pria berbaju serba hitam dengan perawakan kekar menghampirinya. Mati-matian ara menahan takut, karena pria didepannya saat ini terlihat menyeramkan.

"ara??" tanya salah satunya, ara mengangguk.

'lepas, mmpphhh'

++++

Mendadak yoonbin gelisah, ia terus saja memikirkan ara. Berulang kali ia mengecek ponselnya siapa tau ara meneleponnya.

Hari ini ia sama sekali tak melihat ara karena sibuk latihan basket untuk lomba tiga hari lagi.

Dengan mantap ia beranjak keluar dari kamarnya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi, segera yoonbin angkat tanpa melihat siapa si penelepon.

'adek gue dirumah lo ya??'

"ngga"

'lah, kirain dirumah lu, dia belum pulang, njir.'

Rasa gelisahnya semakin memuncak kala mendengar kalau ara belum pulang. Ia takut apa yang dibayangkannya akan terjadi.

"telpon temennya"

'udah, tapi ara ngga ada disana. Dia tadi lagi kumpul ekstra katanya'

"udah telpon doyoung?"

'yaelah, gue tadi liat dia udah pulang. Mana dia solo lagi'

Tut!

Telpon diputus sepihak, tak ambil pusing yoonbin harus cepat pergi kerumah junkyu.

"pa pinjem mobilnya"

"mau kemana??" tanya papa yoonbin.

"yoonbin harus cepet, pa. Nanti kalo udah pulang yoonbin jelasin"

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang