[20]

203 24 16
                                    

Karena lagi seneng jadi aku publish, hehe. Dah ya!!





Hari sungguh berjalan dengan cepat, buktinya sekarang sudah dihadapkan oleh hari senin, dimana hari yang sangat dibenci oleh para siswa/i.  Namun, beda dengan ara, ia mempersiapkan mentalnya untuk menghampiri yoonbin dengan paksa.

"kakak, jalan duluan ya, dek?" ara mengangguk sebagai jawaban, junkyu berjalan dulu meninggalkan ara diparkiran, seperti biasa. Agar tak ada yang tau identitas sebenarnya.

Setelah dilihatnya junkyu sudah agak menjauh, giliran ara yang berjalan memasuki gerbang. Dan kejadian itu tepat sekali dengan datangnya yoonbin.

Seperti apa yang direncanakannya, ia akan berbicara secara paksa dengan yoonbin. Pikirannya sudah dipenuhi dengan rencana-rencana apa saja yang akan ditanyakannya pada kekasihnya itu.

"kak" panggil ara pada yoonbin, namun tak ditanggapi oleh yoonbin. Terus maju tanpa menghiraukan ara yang jika dihitung sudah lima kali memanggilnya.

Kedatangan mereka berdua menjadi perbincangan masyarakat sekolah, sebagian besar dari mereka tak menyukai hubungan yoonbin dan ara. Sangat berbeda level, menurut mereka. Namun, jika dari satu sama lain tak memandang fisik atau materi, hal seperti itu tak akan berlaku. Iya kan?

Ara terus berusaha menggapai yoonbin, namun, kekasihnya itu cukup cepat dalam berjalan. Mau tidak mau ia harus berlari, digapai lah lengan yoonbin begitu ara sudah tepat dibelakangnya.

Tanpa membalikkan badan, yoonbin menghentakkan tangan yang menggengam lengannya dengan kasar.

"kakak, kenapa? Ada masalah?" tanya ara lembut.

Yoonbin berbalik, tatapannya dingin seakan berniat untuk melumpuhkan mangsanya. "kak"

Atensi beberapa masyarakat sekolah mengarah pada mereka berdua, ryujin selaku ketua geng bully dikelas ara turut menyaksikan.

"kakak, kok diem aja??" tanya ara lagi, nadanya masih sama.

Kembali, yoonbin tak menjawab apa yang ditanyakan ara. Kemudian ia berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya. Dengan ara yang masih mengikutinya dari belakang. Ara tak peduli jika atensi masyarakat sekolah mengarah padanya dan yoonbin. Namun, ia harus tau kenapa kekasihnya berubah.

Sedikit berlebihan sih, bukankah sifat yoonbin memang seperti itu?

"kak yoonbin kenapa–"

"pergi" yoonbin berbalik menatap lekat ara, rahangnya mengeras menahan sesuatu yang mungkin akan meledak, emosi.

"kakak ada masalah ya?"

Yoonbin menghembuskan nafas berat, mengusap wajahnya kasar "BERHENTI NGIKUTIN GUE, BERHENTI PEDULI SAMA GUE, BERHENTI SUKA SAMA GUE" ara mematung disana, apa itu tadi?

Apakah yoonbin mengakhiri hubungan dengannya?

"lo ngerti kan apa maksud gue?" ara diam, pandangannya kosong.
"JAWAB" ara menggeleng, ia tak tau pikirannya benar apa tidak, yoonbin mengakhiri hubungannya atau hanya sekedar menjauh untuk menenangkan pik–

"kita putus" mata ara membulat, pandangan ia fokuskan pada yoonbin—berusaha membaca mimik wajah kebohongan, namun ia tak menemukannya.

Ara mengangguk mengiyakan permintaan yoonbin. Walau sulit mempercayai itu, ara tetap menerimanya. Ia juga sadar dirinya siapa. Yoonbin berbalik. Sorakan riuh terdengar begitu jelas setelahnya.

Seseorang merangkul ara tiba-tiba, setelah dilihat ternyata adalah ryujin. Ia tak menaruh curiga sama sekali pada ryujin. Memang sekarang ryujin tidak pernah membullynya lagi.

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang