[31]

91 20 6
                                    

Warning : 1507 words

.
.
.
.
.
.

Disinilah yoonbin, diparkiran sekolahnya. Berjalan mengendap-endap seperti maling, sesekali menengok kearah kiri, kanan, dan belakang.

Ia harus sembunyi sebelum ara melihat keadaanya yang terdapat beberapa luka memar diwajahnya.

Kejadian dua hari lalu membuatnya harus dibawa kepuskesmas terdekat, lukanya terlampau parah karena bogeman hyunjin tak main-main kerasnya, ditambah lagi yoonbin tidak mengelak. Ia hanya tak ingin menyebabkan keributan terlalu parah.

Karena beberapa salep dan obat, lukanya sedikit membaik dan sudah ada yang hilang, tinggal pada bagian tulang pipi kiri dan sudut bibirnya saja yang masih ada sedikit luka keunguan.

Sebenarnya ia datang lebih siang dari biasanya hari ini, namun sialnya gerbang sama sekali belum ditutup bahkan beberapa murid masih berdatangan.

Ia kemudian melirik jam ditangannya, ia langsung memberhentikan langkahnya kala melihat sekarang pukul berapa, pukul 06.35.

Oh ayolah, pantas saja masih banyak yang baru datang ternyata jam dirumahnya salah.

Yoonbin mengerang, kemudian ia terlihat bodoamat dengan jam, sekarang ia malah masuk kedalam tanpa takut ara akan melihatnya dan berakhir didiamkan selama seminggu.

"loh, muka kakak kenapa?" bukan ara, itu pertanyaan dari salah satu siswi, vallen namanya. Wajahnya menyiratkan kekhawatiran.

Yoonbin menanggapi? Tentu saja tidak, ia acuh kemudian kembali melanjutkan langkahnya menuju ruangan ujiannya nanti.

Vallen diam ditempat, ingin menunggu ara datang niatnya dan memberitahukan perihal yoonbin.

Ya, setelah kejadian membully itu, vallen, kyara, maupun ryujin sangat atau hampir saja tidak pernah mengerjai ara, justru mereka jadi lebih akrab dengan ara.

Beruntungnya, setelah 5 menit berlalu ara datang dari arah gerbang disertai senyumnya, walau tak ada yang akan menyambutnya ramah.

"ARA!!"

Reflek ara berhenti, mencari siapa yang memanggilnya. Terlihat vallen tengah melambaikan tangan kearahnya, ara pun menghampiri vallen.

"kenapa vallen panggil ara??" tanya ara setelah sampai didepan vallen.

"itu, kak yoonbin mukanya ada lebamnya. Abis tawuran ya?"

Mata ara beberapa kali berkedip, ia terkejut. Setaunya yoonbin tidak tawuran. Tapi, omongan vallen patut dibuktikan.

"ngga tau, ntar ara coba tanya deh. Sekarang ayo keruangan, ntar keburu bell bunyi" ara kemudian menarik tangan vallen untuk masuk kedalam.

Hari pertama ujian kenaikan kelas adalah yang ditunggu-tunggu ara, menurutnya naik kelas sungguh menyenangkan karena ia akan menjelajahi materi baru.

Keduanya sampai diruang ujian, ruangan itu bukan kelasnya. Karena saat ujian pasti kelas akan diacak, antara kelas 10 dan kelas 11.

Beruntung sekali ara hari ini, yoonbin ternyata juga seruangan dengannya. Bedanya ara dibarisan belakang nomer dua, sedangkan yoonbin disebelah kiri ara dari arah belakang nomer tiga.

Sepertinya yoonbin tak menyadari kehadiran ara, karena dia sepertinya sibuk dengan ponselnya dengan headset dikedua telinganya.

Ara memperhatikan wajah itu, memang ada beberapa lebam disana. Kira-kira habis ngapain yoonbin kemarin, pikir ara.

"itu ada kak yoonbin, tanyain sana!!" bisik vallen, kemudian dia duduk dibangku yang sesuai dengan nomer ujiannya.

"eh, gue seruangan sama si culun, hadehh!" ujar salah satu siswa.

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang