Alfan

92 19 4
                                    

Ara sudah sangat cukup bahagia saat ini. Untuk yang pertama, yoonbin-nya kembali, dan yang kedua orang tuanya sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf.

Dia juga merasa terharu dengan yoonbin yang dengan mudah memaafkan orang tuanya, padahal ara sudah sangat ingin melaporkan orang tuanya pada polisi, keadilan harus ditegakkan 'kan?

Dari situ, ara sangat beruntung memilik yoonbin, mengenal yoonbin, dan menjadi alasan dari senyum yoonbin.

Ngomong-ngomong, saat ini mereka sudah sampai dibandara negaranya sendiri.

Setelah ini, mereka ingin segera pulang dan merebahkan diri dirumah. Melelahkan perjalanan jauh tadi.

Sambil menunggu taksi, mereka membeli beberapa camilan. Dan yang paling dekat dengan tempat mereka menunggu hanya ada penjual pentol.

(iyain aja lah, ini didepan bandara, jadi udah diluar area bandara, Gitu T_T)

Jajanan murah meriah itu dibeli oleh mereka. Tak peduli itu elit atau tidak, yang terpenting merakyat. Dah gitu aja.

"ar, lo jadi pacar gue 'kan sekarang?" tanya yoonbin tiba-tiba, yang langsung dapat tatapan jahil dari papa dan junkyu.

Sedangkan ara, dia sudah malas mendengar yoonbin yang sudah sedari tadi menanyakan itu, sampai-sampai saat masih dipesawat tadi ia tidak bisa tidur gara-gara yoonbin yang terus menanyakan perihal itu.

"ngga tau kak, ara ngga denger, ara budek" lalu ara mengabaikan yoonbin, melahap satu persatu pentolnya.

Yoonbin menyerah saja, lelah menanyakan itu-itu terus yang berujung tidak mendapat respon pasti dari ara.

Karena sudah dari beberapa jam yang lalu tidak menghidupkan ponselnya, ara berinisiatif mengaktifkan ponselnya, siapa tau ada yang penting.

Saat ponselnya sudah menyala, langsung saja ara diserbu oleh banyak panggilan tak terjawab dari sahabatnya, gea namanya.

Ara yang panik kemudian menelepon gea balik, untuk menanyakan perihal gea yang meneleponnya.

Akhirnya panggilannya tersambung ke-gea

"halo, gea. Ada apa?"

'ar, akhirnya kamu telpon balik, hiks'

"eh kenapa gea nangis? Ada apa sebenarnya?"

Nada panik milik ara sontak membuat ketiga orang disekitarnya menoleh kearahnya, masing-masing memandang dengan penuh tanya.

'alfan, ar. hikss'

"alfan kenapa?"

'a-alfan hiks.. Meninggal'

Ara menganga mendengarnya, tiba-tiba fikirannya berputar mengingat terakhir dirinya bertemu dengan alfan. Pertemuan terakhir yang bisa dibilang tidak baik.

"m-meninggal? Kok bisa? Kenapa, hiks.."

Melihat ara yang tiba-tiba menangis, ketiga manusia yang ada disana segera menoleh. Banyak pertanyaan yang ingin mereka tanyakan, namun diurungkannya, menunggu ara selesai berbicara dengan seseorang diseberang telpon.

'ngga tau, pokoknya mama dia bilang kalo alfan udah lama sakit-sakitan. Cepet hiks..kesini'

"i-iya, nanti aku nyusul, sharelock aja ya nanti"

Dan setelahnya panggilan ditutup lebih dulu oleh gea setelah gea mengatakan 'iya'.

Ara kemudian menatap junkyu dan papa, dibarengi air matanya yang terus mengalir.

"alfan hiks"

Mendengar nama lain yang disebut ara, membuat yoonbin bertanya-tanya, siapa alfan?

My Cold Prince || Ha Yoonbin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang