PART 2

115 7 1
                                    

:pengawas ujian nasional

Hari ini ujian berlangsung. Semua peserta ujian sudah masuk kedalam ruangan masing-masing dan para pengawas ujian yang sudah menempati tempatnya dua menit yang lalu.

Selamat membaca!

___________________________

Seisi ruangan sunyi. Hanya terdengar suara goresan pensil di atas kertas. Semua tampak serius mengerjakan soal yang menentukan diri mereka masing-masing untuk lulus dari sekolah.

Pengawas berjalan kesana dan kesini. Memperhatikan semua peserta ujian.semua pengawas tidak akan membiarkan satu peserta untuk bekerja sama dengan peserta lainnya.

Aneh nya pengawas unjian nasional kali ini bukan guru dari sekolah lain, melainkan kakak yang masih kuliah di perjuruan guru. Tapi, meskipun mereka masih muda mereka tidak akan memberiarkan ruangan ini ramai. Seperti singa yang tak akan melepaskan mangsanya. Serem amat!

Dua menit berlalu. Pengawas kini berjalan di meja belakang sebelah kanan. Dimana di situ peserta cowok dari kelas 12 ips 4.kebanyakan dari pengawas yang masuk di ruangan ini lebih suka ada bagian kanan belakang.

Aku menggoreskan pensil di atas kertas yang sudah hampir penuh dengan jawaban yang aku rangkai. Entah itu salah atau nggak. Sebisa mungkin aku menjawab pertanyaan tanpa otak dari orang lain.

Aku berada di barisan nomer dua dari depan, bagian kiri deket sama tembok. Disana peserta dari 12 ipa 2.barisan depan ada sella, aku, kina, dan Ratna.

Menit per menit berlalu cukup cepat. Sisa waktu mengerjakan soal hanya tiga menit. Semua peserta bingung mencari jawaban ke peserta lain. Sisa-sisa waktu yang sangat tipis membuat ruangan ini begitu ramai.

Saat pengawas pergi keluar untuk membuang kertas ke tempat sampah. Kertas itu milik salah satu peserta yang berisi contekan.

Saat itu juga semua peserta menengok kesana dan kesini. Mencari jawaban yang mereka belum temukan. Hanya barisan kami yang tetap diam dan fokus mengerjakan di sisa waktu yang sangat tipis.

Pengawas itu mengintip dari cendela dan mencatat peserta yang ketahuan nyontek. Ada aja ide nya!

"Waktu sudah habis! Selesai nggak selesai kumpulkan ke meja saya! " Suara pengawas itu meninggi. Memperingatkan kalau ujian telah selesai.

Aku dan sella berjalan ke depan sambil membawa lembaran jawaban. Kami berjalan berdampingan sampai di depan hadapan pengawas itu.

Pengawas itu tersenyum menatapku. "Di taruh dimana? " Tanyaku dengan sopan.

"Di hatinya kakak juga boleh! " Pengawas itu mulai menggoda.

Acha dan sella saling bertatap. "Di taruh dimana? " Tanyaku sekali lagi.

Tapi, pengawas itu tetap tersenyum dan mengabaikan pertanyaan ku. "Kak kertas ujiannya di taruh dimana? " Kini sella mulai angkat bicara.

"Di taruh di hati kakak! " Jawaban yang sama membuat kami kesal.

"Maaf kami sudah meletakkan hati kami ke orang yang benar! " Aku dan sella langsung menaruh lembar jawaban itu dan langsung pergi dari ruangan itu.

Akhirnya bisa ngehirup udara segar. Cuaca sangat indah dan sinar matahari langsung menyapa kami berdua. Angin menerjang diri kami. Rambut panjang ku yang ku kuncir mengikuti aluran angin yang berkeliling.

Aku menghembuskan nafas panjang. Hari ini sangat lega dan senang. Ujian hari adalah ujian terakhir kami. Sebentar lagi kami lulus. Semakin dewasa semakin luas memikirkan masa depan.

Kita wajib memilih jalur masa depan buat diri kita sendiri. Kita berhak mencari jalan yang terbaik buat diri kita sendiri. Memilih jalan menuju masa depan nggak segampang kita mencari jalan rumah seseorang. Pemikiran kita harus lebih tinggi sebelum melakukan sesuatu. Jangan sampai nurut sama orang yang nggak baik.

Kembali ke cerita!

"Lo mau kemana? " Tanya sella sambil menggulung rambut panjang nya.

Aku menoleh dan tersenyum. "Gue mau ke ruang lima! " Jawabku sambil menatap ruangan yang masih tampak sunyi. Ruangan itu sudah ada di depan kami.

Sella tersenyum kepadaku. "Udah berbulan-bulan lo ketemu sama kevin, lo kangen sama dia? " Ucapan sella benar seratus persen.

Tanpa menjawab acha langsung berlari menuju ruangan itu. Saat dia berlari nampak pengawas yang ada di ruangan itu sudah keluar dan disusul dengan para peserta.

Acha berlari tanpa melihat sekitar dirinya. Dia menabrak sosok laki-laki bertubuh tinggi, kulit putih, rambut panjang dan memiliki poni. Ya itu kevin. Dia langsung menangkap tubuh Acha yang tak terlalu besar.

Para siswa memperhatikan Acha dan kevin. Mereka berdua menjadi perhatian bagi sekelilingnya. Kejadian  seperti ini terulang kembali setelah kevin pulang dari Singapura.

"Makasih! " Ucap ku sambil tersenyum. Dia membalas senyuman itu.

"Kalau jalan itu hati-hati di lihat sekeliling! " Nasihat ini sudah berulang kali di berikan kepada Acha. Tapi, itulah Acha yang selalu menjadi anak yang periang.

Tangan kanan cewek itu menarik lengan cowok itu. Dia berlari menuju taman belakang sekolah. Kebiasaan mereka berdua selalu ada di tempat itu. Tempat yang menjadi saksi hubungan mereka berdua. Sedih dan susah.

"Kalau jalan Hati-hati! " Ucapan yang terulang setelah mareka duduk di bawah pohon.

Acha cuma menanggapi dengan senyuman. Perlahan kepala Acha menyandarkan ke bahu kevin yang kekar. Perlahan tangan cowok itu merangkul bahu yang berukuran sedang. Perlahan tangan cowok itu mengelus pelan kepala sampai ujung rambut yang sedang cewek itu kuncir.

Mereka berdua nampak sekali bahagia. Kebersamaan mereka selalu membuat teman-teman nya iri.

                       ***
                👋👋👋👋

Hay semua!

Ceritanya sampai di sini dulu ya!

Jangan lupa spam comment dan vote!

Menulis sambil rebahan

ACHA[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang