PART 14

94 6 4
                                    

: semoga

Hari yang akan menegangkan kini sudah datang. Semua berkumpul dan tangisan pun memecah. Semua perasaan menjadi tegang.

Selamat membaca!
______________________

"Lo nggak mau ketemu sama bokap lo? " Aku tersenyum dan mengangguk.
Kini Rahul menemaniku di dalam ruangan. Dia menunggu ku untuk bergaris pakaian rumah sakit.

"Ayo! " Aku menarik tangan kanannya. Aku tersenyum saat melihat mereka semua berkumpul. Mereka semua hadir disini untuk memberi semangat dan memberi doa untuk ku. Semangat mereka akan mengundang semangatku juga.

Aku berjalan menuju ayah dan Riko. Aku memeluk ayah dengan erat. "Ayah nggak usah nangis! " Aku melepaskan pelukanku dan menghapus air matanya. "Semua akan baik-baik saja! " Aku tersenyum meyakinkannya. "Cha-Cha cuma butuh doa dari ayah dan kalian semua! " Aku tersenyum. Ayah menghapus air matanya sendiri. Dia juga tersenyum. Meyakinkan ku bahwa dia kuat.

Setelah itu aku bergantian melangkahkan kaki menuju Riko. "Lo yakin? " Bisiknya saat aku ada di pelukannya. Aku terkekeh kecil. Aku melepaskan pelukannya dan mengangguk singkat.

Setelah itu aku menuju tante kina. Sejak kemarin tangisannya memecah. Dia sangat sedih. "Kamu yakin? " Pertanyannya sama dengan Riko. Aku tersenyum dan mengangguk. Berusaha tegar dan meyakinkan mereka semua.

Setelah itu aku tersenyum kearah bang Vino, sella, amir dan satu lagi. Laura. Dia malah asik mengetikkan jari-jari nya di layar handphone nya.
Aku memutar bola mataku. Setelah itu aku berjalan di dampingi dengan Rahul. Sejak tadi malam dia ada di sampingku. Dia nggak pulang sampai sekarang.

"Gue sama bokap lo yang akan masuk ke dalam ruangan! " Aku tersenyum dan mengangguk. Aku memeluknya dengan erat. Dia mengelus rambutku dengan pelan.

"Makasih buat waktunya! Lo sudah sempetin waktu lo buat gue. Doain biar semua lancar. Setelah itu gue akan nepatin ucapan gue tadi malem!" Aku tersenyum. Tapi dia menggeleng.

Tangan nya menyilahkan rambutku kebelakang telinga. "Gue nggak akan maksa buat masuk ke hati lo! Gue tau kalau lo masih belum seutuhnya cinta sama gue" Aku merasa heran dengan apa yang dia bicarakan sekarang.

"Lo mau ninggalin gue? " Wajahku berubah menjadi suram.

Dia tersenyum tipis. "Gue akan ikutin jalan hati gue! Entah gue mau ninggalin lo atau nggak! " Dia mengambil nafas panjang. "Tapi, lo nggak udah pikirin.lo fokus saja sama keadaan lo sekarang. Gue akan nemenin lo sampai lo sembuh. Gue janji! " Jari kelingkingnya terangkat. Aku tersenyum dan menyatukan jari kelingking kami berdua.

"Lo janji kan? " Aku masih nggak yakin sama apa yang dia bicarakan.tapi, dia udah baik banget sama gue.

"Sekarang tenangin diri lo! Lupain semua masalah yang lo pikir. Sekarang lo fokus dengan apa yang akan lo lakuin" Dia menarik ku kedalam peluknya. Aku tersenyum.

"Gue takut! " Aku memasang wajah suram.

Rahul terkekeh pelan. "Semua orang lo pastiin kalau lo kuat! Tapi, kenapa lo takut? Gue tau perasan lo sekarang. Lo udah meyakinkan gue kalau lo kuat. Jadi gue harap lo juga kuat! " Aku tersenyum menahan malu.
Semua omongan yang aku janji kan kini di balik dengan Rahul.

"Gue janji sama lo kalau gue akan kuat! Gue janji tidak nangis! " Aku mengepalkan tanganku dan aku naikkan keatas. Rahul tersenyum dan mencubit hidungku pelan.

"Ini baru pacar gue! " Dia mengacak rambutku pelan. "Gue nggak mau lihat lo rapuh atau sedih! Gue cuma mau lihat pacar gue tersenyum! Gue nggak mau lihat pacar gue sedih apalagi gara-gara gue" Dia mengacak rambutku pelan.

Hari ini cukup membuatku senang dan bahagia. Semua masalah dan rasa tegang sudah hilang. Kini tinggal beberapa menit lagi aku akan masuk kedalam ruangan.

Gue doain semoga lancar ya! Wkwk

"Sekarang gue anterin lo ke ruangan kevin ya! Gue mau lihat kondisi dia! " Dia menarik tanganku menuju ruangan kevin.

Dia membuka pelan pintu ruangan itu. Dan berjalan mendekatinya. Aku hanya duduk di sofa. Rahul mengambil kursi dan mendekatkan dirinya dengan kevin.

"Bangun dong! Emang lo nggak kasihan sama bokap lo? Tagihan rumah sakit mahal lo. Bangun ya! Pacar gue akan sembuhin lo. Gue doain semoga oprasi nya berjalan dengan lancar! " Rahul terkekeh sambil melihat ku.

"Apa perasan lo sama gue sama? Ketika lihat senyumnya detak jantung gue nggak seperti biasanya? " Memang anak ini suka sekali jahil.
  
                        ***
                  👋👋👋👋

Hay semua!

Kesan untuk bab ini!

Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya!

Menulis sambil lihat TV

ACHA[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang