PART 6

66 4 0
                                    

: berbeda

Bel menunjukkan waktu pulang sudah berbunyi beberapa detik lalu. Semua siswa dan siswi berlari kesana dan kesini. Waktu yang ditunggu oleh semua siswa.

Selamat membaca!
______________________

Angin yang mengembas kencang membuat rambut panjang ku berhamburan. Cuaca kali ini sangat panas. Sinarnya menyentuh lembut bagian wajahku. Aku memakai topi sekolah. Menutupi sebagian wajahku.

Aku berjalan sambil membawa buku laporan bendahara.alunan langkahku berjalan dengan damai. Aku berjalan dengan menundukkan kepala. Kini aku berada di lantai dua. Baru saja aku menghampiri Riko yang sedang melaksanakan rapat.

Semua anggota OSIS dan MPR sedang mengadakan rapat. Membuat laporan untuk menyelesaikan LPJ. Sebentar lagi kami sudah tidak ada di sini lagi.
LPJ sempat di undur karena ada keperluan di sekolah.

Langkah kaki ku berhenti ketika melihat ada sepasang kaki yang berdiri di depanku. Aku mengangkat wajahku dan melihat siapa yang sedang berdiri.

Aku mengerutkan kedua alisku ketika tau siapa yang ada di depan ku. Vani, Laura, nila dan naila. Mereka berdiri dengan sejajar. Aku hanya diam melihat merek semua. Entah apa yang kali ini akan merek lakukan.

"Mau apa lo? " Tanyaku dengan nada malas.

Laura tertawa kecil. "Pakek nanya lagi! " Dia mengibaskan rambut nya kesamping.

"Gue sangat bahagia ngelihat lo udah putus sama kevin! Jadi gue akan deketin dia! " Ujarnya sambil menggulung rambutnya dengan jari telunjuk.

Aku tersenyum miring. "Terus kenapa? " Aku mengerutkan kedua alisku.

Laura berdecak kesal. "Lo nggak sakit hati? " Pertanyaan macam apa itu?

Aku tertawa. "Ngapain gue sakit hati?" Aku memajukan kaki ku. Kini aku dan mereka benar-benar dekat.

"Gue udah ikhlas ngasih kevin ke elo! Jadi mulai sekarang terserah lo mau berbuat apa sama dia! " Aku melangkahkan kaki meninggalkan mereka.

Aku berjalan dengan santai menuruni anak tangga yang tak terlalu banyak. Aku tersenyum saat melihat Rahul. Dia sudah menunggu ku dari tadi.

"Mau kemana? " Tangan kanan nya meraih rambut dan menyelipkan nya di belakang telinga.

Aku tersenyum. "Mau rapat sebentar!" Aku menarik tangan kanannya Rahul. Kini Rahul mengikuti langkah kakiku.

Tak butuh waktu lama aku dan Rahul Sudah sampai di tempat tujuanku. "Lo mau nungguin gue? " Tanyaku. Kini tanganku masih menggenggam tangannya. Rahul langsung mengangguk dan tersenyum.

"Beneran? " Aku mengerutkan kedua alisku. Rahul mengangguk pelan.

Aku langsung membuka pintu dan meninggalkan Rahul di luar. Hampir semua anggota OSIS sudah hadir. Kini tinggal beberapa lagi yang belum datang.

Aku tersenyum saat sella melangkahkan tangan. Aku duduk di bangku kosong sebelah sella. Tak menunggu waktu lama rapat di mulai meskipun nggak lengkap.

"Assalamu'alaikum wr. WB! " Salam pembuka yang di ucapkan oleh kevin.

Rapat kali ini suasananya sangat berbeda jauh dengan rapat-rapat sebelumnya. Setiap aku melihat wajahnya kevin luka yang menggores itu kembali sakit. Semua kenangan membayang.

"Rapat akan saya mulai! Tapi sebelum itu saya akan absen terlebih dahulu! " Kevin membuka buku absen dan mulai menyebut koordinator.

"Ketua! "Amir mengangkat tangan kanannya.

" Sekertaris satu! "Sella mengangkat tangan.

" Sekertaris dua? "Kevin menatap seluruh ruangan.mencarai keberadaan vani.

" Dimana Vani? "Suaranya meninggi. Seisi ruangan langsung hening. Tak ada yang berani angkat bicara.

" Siapa yang satu kelas sama Vani?"bola mata kevin menuju salah satu murid yang ada di belakang ku.

"Gue kan udah bilang kalau hari ini akan ada rapat terakhir! Kenapa lo semua nggak ngasih tau ke temen-temen lo? Apa semua tergantung pada ketua sama wakilnya? Ha? Tugas kita itu sama, bukan cuma kalian yang sibuk. Semua disini sibuk! " Tiba-tiba amarah kevin meninggi. Begitu pula dengan nada suaranya.

Semua diam dan menundukkan kepala. Tak lama kemudian terdengar suara pintu terbuka. Semua menoleh dan menatapnya dengan tajam. Dia tersenyum. Tapi, semua sudah terlalu jengkel sama dia. Tanpa wajah bersalah Vani langsung duduk di kursi sampingku. Dia langsung angkat bicara.

"Ngapain semua lihatin gue? " Tanyanya sambil menengok kedepan dan belakang.

Semua tak menjawab. Kevin menarik nafas panjang. "Darimana lo? " Tak tau apa sekarang yang tanya sama dia sudah benar-benar ada di puncak emosi?

Vani tersenyum. "Habis dari atas! " Jawab nya dengan enteng.

Kedua tangan kevin mengepal kuat. Wajahnya memerah dan keringat membasahi wajahnya. Kini kevin menahan emosi. "Gue kan udah bilang sama lo kalau hari ini ada rapat terakhir! " Vani mengangguk singkat.

"Kalau lo tau kenapa telat? " Satu alisnya terangkat. Vani langsung menundukkan kepala. Mencari alasan yang tepat. Seandainya susana nggak seperti ini mungkin acha akan cerita darimana saja dia.

"I_itu_! " Kevin memukul meja yang membuat seisi ruangan kaget.

"Mulai sekarang terserah lo semua! Kalau lo nggak mau ikut rapat silahkan keluar dari anggota OSIS! Gue yang akan tanggung jawab! " Semua hanya diam dan menundukkan kepala. Nggak ada yang berani natap langsung bola matanya kevin.

Aku hanya diam dan menundukkan kapala. Tak lama kemudian kevin duduk dan menenangkan diri. Aku mengangkat kapala. Memberanikan diri untuk menatap bola mata yang sedang berkobar. Aku menatap kevin dengan tajam. Begitu pula dengan nya. Kini kami saling bertatapan dengan jarak jauh.

Entah apa yang terjadi pada ku. Tiba-tiba air mataku menetes perlahan. Setelah aku sadar aku langsung menghapus air mata itu. Aku nggak mau terlihat rapuh di depan kevin. Aku harus kuat.

Senyum mengembang di raut wajahnya. Senyuman yang sangat indah untuk di pandang. Aku hanya diam dan memandang senyuman itu.
Mungkin dengan dia tersenyum seluruh emosinya akan mereda dan segera hilang.

"Tolong kerjasamanya! " Amir angkat bicara sambil mengetukan jari-jari nya di meja. "Bukan kalian saja yang sibuk, semua juga sibuk! Sekarang gimana? Waktunya sudah habis buat nunggu kalian datang! Besok laporan harus selesai dan di serahkan ke guru BK. Jadi buat kalian bikin laporan sendiri setelah itu langsung kirim ke sella lewat nomer WA!"Amir mengulurkan kertas cadangan. Kertas itu digunakan hanya untuk hal-hal yang mendadak.

Semua telah menerima lembaran kertas yang di berikan oleh Amir. Setelah itu semua keluar dari ruangan OSIS dan beranjak untuk pulang.

                         ***
                  👋👋👋👋👋

Hay semua!!

Selamat hari rata idul fitri!!

Kesan untuk bab ini!!

Jangan lupa vote dan spam comen!

Menulis sambil membawa sapu!

ACHA[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang