PART 16

371 8 1
                                    

: nurut aja

Selamat membaca!
______________________

"Gue sudah berusaha buka jalan buat lo! Dan sekarang ini sudah terbuka buat lo! " Aku memegang bagian leher jaketnya. Aku menarik-nariknya.

"Gue sudah mulai sadar akan kehadiran lo! Gue sudah mulai mencintai lo! " Rahul masih diam.

"Gue nggak mau kehilangan lo! Gue nggak mau kehilangan orang yang gue cintai kedua kalinya! " Aku menghela nafas.

"Kenapa lo hanya diam? Jawab semua pertanyaan gue! " Aku memeluk dirinya.

Dia memelukku juga. Air matanya juga memecah. "Gue juga sayang sama lo cantik! Tapi keputusan ini lebih baik! " Dia berbicara dengan nada rendah.

Aku memeluknya semakin erat. "Keputusan ini sangat berat buat gue!" Aku menatapnya dengan tetesan air mata.

"Lo mau ninggalin gue pas gue sudah mulai sayang sama lo? Hati gue sakit. Gue udah trauma dengan kisah cinta gue yang dulu. Hubungan gue sama kayak sekarang. Nggak pernah bahagia! " Dia menghapus semua air matanya.

"Gue sudah pikirin ini dengan matang! Gue pikir lo akan lebih bahagia sama kevin di banding sama gue! " Aku menggeleng pelan.

"Gue nggak mau! " Aku menggeleng dan memegang erat pucuk bajuku.

"Gue nggak mau! Gue mohon sama lo!" Aku menarik-narik jaketnya itu. Aku menangis dan memeluknya. Berharap Tuhan bisa merubah hatinya.

"Gue mau bahagia sama lo! Gue moho_" Dia memegang kedua pundak ku. Menggeleng dan menghapus air mataku.

"Gue juga mohon sama lo! Hubungan kita sampai di sini saja! " Dia mengeluarkan kata yang sangat menyakitkan.

"Hubungan kita kan masih beberapa hari! " Aku menjawab dengan lirih.

Dia mengangguk singkat. "Hubungan ini masih sebentar! Hati lo juga masih barusan buka jalan buwat gue. Lo juga masih mulai mencintai gue. Ini adalah waktu yang tepat untuk kita berpisah. Tapi, gue masih anggap lo sebagai teman. Lo akan mudah ngelupain gue! " Air mata kami berdua saling menetes deras.

"Jadi gue minta tolong sama lo! Lo lupain masalah ini! " Aku masih menggeleng.

"Cha! " Saat kami memandang pilu tiba-tiba ada seseorang yang memanggil. Ganggu aja!

Kami berdua dan menoleh. Ternyata Laura dan kevin. Mereka tersenyum. Kami masih memasang wajah datar. Laura melangkahkan kaki mendekati kami.

"Gue mau minta maaf sama lo! " Laura meraih kedua tangan ku. "Gue rasa gue adalah penghalang bagi hubungan kalian. Gue minta maaf ya!" Aku tersenyum dan menggeleng. "Mulai sekarang gue akan pergi dari sini, gue akan pulang ke Singapura jadi, lo bahagianya sama kevin! " Dia tersenyum dan menatapku bergantian dengan kevin.

"Gue uda_" Laura menggeleng.

"Udah lo nggak usah khawatir!" Dia tersenyum. "Sekarang gue sama Rahul akan pergi dari kehidupan lo berdua!" Laura berjalan dan menarik tangan Rahul untuk pergi.

Aku masih terdiam mematung. Tak lama kemudian ayah, Riko dan kainnya menyusuiku. Riko langsung memelukku dengan erat. Begini kalau kakak yang baik hati. Dia nggak inget apa yang semua sudah terjadi. Tanpa memikirkan rasa sakit yang masih basah itu. Dengan gampangnya dia memelukku dengan erat.

Dia mengelus rambutku pelan. "Lo nggak papa? " Aku menggeleng.

"Sekarang lo sendiri yang akan memilih jalan lo sendiri! " Aku mengangguk singkat.

"Sekarang lo balik kekamar lo ya? "

"Tunggu! " Kevin mulai angkat bicara.

Aku dan Riko menoleh. "Ada apa? " Aku bertanya dengan isak tangis yang masih tersisa.

"Sekarang gue sadar betapa tulusnya lo mencintai gue! Lo mau kan hubungan kita sepeti dulu lagi? " Dia meraih kedua tangan ku.

"Lo yakin setelah ini semua terjadi?" Aku masih ragu dengan apa yang kini aku dengar.

Dia mengangguk. "Gue mohon! " Suaranya dengan penuh harapan.

"Lo yakin kan? " Aku masih bertanya-tanya. Dia mengangguk.

"Gue harap hubungan ini lebih baik!buka lembaran baru dan tutup lembaran lama! " Aku tersenyum dan memeluknya.

                           ***
                     👋👋👋👋

Hay semua!

Kesan untuk bab ini!

Jangan lupa vote dan comment sebanyak-banyaknya!

Menulis sambil nonton tv

ACHA[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang