HARI MERDEKA

63 8 0
                                    

Pagi ini seluruh siswa di kumpulkan di area lapangan sepak bola. Cuaca sangat terik dan begitu panas. Angin tidak menyertainya. Sinar matahari menembus bayangan topi yang mereka pakai. Semau menundukkan kepala. Sinar matahari yang begitu terang menyinari wajah mereka.

Hari ini ada pengumuman yang penting. Tapi entah apa itu. Semua guru juga ikut berkumpul di area lapangan sepak bola. Kini kepala sekolah mulai angkat bicara.

"Assalamu'alaikum wr. wb! "Salam pembuka dari pak sulton.

" Wa'alaikumsalam wr. wb!"jawab kami semua dengan serentak.

"Saya di sini akan menyampaikan hal yang sangat penting! Untuk kelas tiga mulai besok akan melaksanakan Ujian nasional. Dan untuk jelas satu dan dua di liburkan selama tiga hari!"
Serentak semua bergembira dan bertepuk tangan.

Semua adik kelas nampak bahagia dan begitu senang. Berbeda dengan kaka kelas yang memasang bermacam-macam ekspresi. Ada cemberut, ngomel-ngomel sendiri kayak orang gila,dan ada juga yang biasa-biasa saja.

Setelah beberapa menit pengumuman berlangsung kini semua murid sudah di bubarkan. Setelah beberapa lama berkumpul di bawah sinar matahari yang terik. Keringat bercucuran di pelipis kami.

Mataku terasa buram.kepala ku juga terasa pusing. Aku berjalan berdampingan dengan Riko. Kami berjalan menuju kelas. Aku melangkahkan kaki dengan pelan.

Mata ku masih terasa buram dan keringat ku bercucuran. Rambut panjang ku di gulung dengan Riko dari arah belakang. Riko berjalan mengikuti dari belakang. Mungkin dia risih dengan rambutku yang berhamburan kemana-mana. Maka dari itu dia menggulung rambutku.

Aku berbalik badan dan tersenyum kepadanya meskipun penglihatan ku masih buram. Sekuat tenaga aku nekangkahkan kaki menuju kelas.

Tapi tubuh ku tumbang ke belakang. Serentak itu Riko langsung menangkap seluruh badanku. Aku tersenyum meskipun wajah ku kelihatan sangat pucat.

Riko menuntun ku perlahan sampai ke depan kelas. Di sana sudah ada sella, Amir, Rahul dang bang Vino. Mereka melihat kami. Sella langsung berlari kecil menghampiri kami.

Kami duduk berjajar. Dari sisi kanan ada Riko, aku, sella, Amir, bang Vino dan Rahul. Aku menyandarkan kepala ku ke pundak nya Riko. Aku mengejamkan mata dan sampai akhir nya aku tertidur pulas.

Beberapa menit kemudian!

Aku terbangun dari tidurku. Kini aku berada di kantin.kami semua berkumpul karena sebentar lagi akan pulang. Semua guru mempersiapkan buat besok.

Kami hanya memesan minuman. Kepala ku masih menyandar di bahunya Riko. Kepala dan penglihatanku sudah mendingan. Angin berhembus kencang. Cuaca panas.

"Lo masih pusing? " Tanya Riko sambil mengambil minuman. Riko menjulurkan minuman itu kepada ku. Aku menerimanya dan meminumnya.

Rahul tersenyum menatapku. "Cantik masih pusing? " Aku menghela nafas berat. Kini kepalaku sudah berdiri tegak bersama anggota tubuhku.

Aku tersenyum kepada Rahul. "Udah!"
Aku memaksakan diri untuk tersenyum.

"Jangan godain adik gue! " Wajah Riko menjadi suram.

Aku tersenyum ledek ke arah Rahul. "Tu kamu dengarkan kakak gue bilang apa? " Wajah Rahul juga tampak kesal.

"Oke! Kakak ipar yang ganteng, tapi masih gantengan gue. Gue mau jadi adik ipar lo boleh? " Ucapnya tak berdosa.

Aku, Riko dan bang Vino langsung menatapnya dengan tajam dan serentak. Aku menghela nafas panjang dan tersenyum ke arah rahul.

"Gue kan udah bilang sama lo!jangan pernah ngungkit masalah ini. Paham?" Acha menjelaskan kalimat terakhir paham.

Beralih kepada bang Vino. Dia juga ikut gereget sama apa yang di ucapkan Rahul. "Lo kan ganteng! Kenapa nggak cari cewek lain selain adik ipar gue? " Ucapannya begitu lembut dan menekan semua ucapannya.

Rahul tersenyum sinis. Kini Rahul berganti menatap Riko. "Apa lo? " Tanya Riko dengan suara tinggi.

Rahul tertawa terbahak-bahak. "Kakak ipar nggak boleh kayak gitu! " Sisa tawa nya masih belum berakhir.

Aku menghela nafas panjang dan mengeluarkan nya dengan kasar. "UDAH CUKUP RAHUL! " aku menghela nafas panjang. Kini emosiku juga ikut meluap.

Semua terdiam dan menatapku. Aku memasang wajah kesal. Aku langsung berjalan dan meninggalkan mereka. Aku berjalan menuju taman belakang sekolah. Dimana tempat itu menjadi saksi gimana aku dan kevin menyelesaikan masalah.

Aku duduk di sana. Aku menatap seluruh taman ini. Tiba-tiba Rahul datang menghampiri ku. Dia tersenyum tapi aku memalingkan wajah. Aku nggak mau menatap dia.

Rahul menarik nafas panjang. "Gue minta maaf soal tadi! " Aku mendengus.

Aku berbalik badan dan menatapnya. "Gue kan udah bilang berkali-kali sama lo! Kenapa lo ulangin lagi? " Tanyaku sambil mengangkat satu alis ku.

Rahul menundukkan kepala. Dia tidak berani menatapku. Mungkin dia malu. "Gue minta maaf! " Ujar nya dengan penuh penyesalan.

Kali ini acha bersabar. Dia mengambil nafas panjang. "Gue maafin lo! Tapi gue mohon jangan lo ulangin lagi. Gue nggak mau ada fitnah di antara gue dan lo. Paham? " Aku pergi melangkahkan kaki. Kini aku tinggalkan Riko sendirian di sana.

                        ***
                   👋👋👋👋

Hay semua!!

Ceritanya sampai di sini dulu ya!

Bagus nggak ceritanya?

Kalau kalian punya pesan buat author pesan nya pasti di masukin kedalam cerita!

Jangan lupa vote and comment sebanyak-banyaknya!

Menulis sambil menahan kantuk!

ACHA[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang