28.ACHA

240 13 1
                                    

Darah segar mengalir di wajah nya. Rambut nya berantakan dan penampilan nya sudah acak-acakan. Dia sangat lelah dah capek. Yang ada di pikiran nya sekarang hanya lah ingin segera pulang.

Plakkkkk

"Kuat juga mental lo? Padahal gue berharap lo nangis!. "

"Gue bukan anak kecil!. "

"Songong banget lo? Berani lo sama gue?. "

"Udah deh Lia mendingan lo siksa aja dulu terus kita tinggalin dia disini. Lagian kan bentar lagi udah malam!. " Ucap teman nya yang di balas anggukan kepala.

"Jangan sampai bilang kalau gue yang ngelakuin ini semua!. " Ancam nya sambil menjambak rambut cewek yang sudah tak berdaya itu.

"Berdiri lo! Jangan sok lemah deh, " Ucap nya.

"Lo nggak denger? Gue minta lo berdiri!. "

Tak ada reaksi apapun yang du berikan okeh cewek yang sudah terjungkal di bawah. Dia sudah lemas dah tak berdaya.

"Lo itu tuli hahhh?. "

Brakkkkk

"Rasain tu! Makan tu darah, "

"Kurang keras lah Lia!. "

"Gue capek, mendingan sekarang lo yang nyiksa gue yang nonton!. " Ucap nya yang du balas acungan jempol oleh kedua teman nya.

Suara keras yang timbul sangat nyaring. Darah semakin banyak dan membasahi seragam sekolah nya. Kening berdarah akibat lemparan batu. Dua goresan pecahan kaca yang berada di lengan tangan nya. Berkali-kali tamparan dan pukulan membuat wajah nya memar.

🌥🌥

Sore sudah lewat. Kini malam telah tiba. Angin malam sudah mulai menerjang tubuh cewek yang sudah tak berdaya itu. Air matanya menetes berharap agar ada seseorang yang segera menemukan nya dan membawa dirinya untuk pulang.

Guntur sudah terdengar dan rintikan hujan sudah mulai datang. Cewek itu berusaha untuk berdiri dah duduk di kursi. Nafas nya tak teratur dan perasaan sangat takut.

Pintu terbuka dengan tiba-tiba, cewek itu langsung mendongak dan melihat siapa yang sudah datang. Dua orang cowok telah menemukan dirinya. Mereka berdua langsung berlari ke arah cewek itu.

"Lo nggak papa?. " Tak ada jawaban dari nya.

"Hayyy lo denger gue kan?. " Ucap cowok itu sambil memukul pelan kedua pipi cewek itu.

"Mendingan langsung bawa ke rumah sakit aja!. "

🌥🌥

"Gimana kondisinya Acha?. " Tanya Alina langsung pada Nova.

"Dia masih di tangani sama dokter di dalam. Lo tenang aja!. " Ucap Nova menenangkan.

"Lo ke sini sama siapa Lin?. " Tanya Kevin yang datang dengan membawa satu paperbag berwarna hitam.

"Gue sendirian ke sini!. "

"Lo tau dari siapa kalau Acha ada di sini?. "

"Tadi Arga yang ngasih tau aku. " Jawab nya.

"Hahh? Kok dia tau?. "

"Jadi gini, tadi dia mau nolong kalian buat nemuin Acha, tapi dia nggak berani karena dia di ancam. Terus dia lihat kalian berdua bawa Acha ke sini. Jadi dia ngasih tau gue dan gue langsung ke sini." Jelas Alina yang du balas anggukan oleh kedua nya.

"Vin! Lo pulang aja. Ganti baju lo dulu! Nanti lo sakit. Besok ke sini lagi. " Ucap Nova.

"Tapi bang?. "

"Udah nggak papa, gue tau lo khawatir sama adek gue. Tapi lo juga jaga kesehatan. Besok pulang sekolah ke sini lagi. Lagian bentar lagi bokap nyokap gue juga datang!. " Kevin menganggukan kepala.

"Kalau gitu gue pulang dulu ya bang!. " Ucap nya yang di balas anggukan oleh Nova.

Beberapa menit kemudian.

Dokter masih belum keluar. Nova sedang duduk seorang diri di ruang tunggu. Rumah sakit sudah semakin sepi karena hari mulai malam. Alina sudah pulang karena dia di telfon oleh mama nya. Doni dan Reni sudah kembali kerumah. Mereka butuh istirahat dan Nova memutuskan untuk menjaga adik nya itu.

Cuaca semakin malam dan dingin. Nova menggosok kan kedua telapak tangan nya agar sedikit hangat. Tak lama kemudian dokter keluar dan menemui Nova.

"Gimana keadaan adik saya dok?. " Tanya Nova tampak khawatir.

"Kondisi nya sudah mulai membaik. Tinggal menunggu ke sasaran nya saja!. " Ucap dokter itu membuat Nova lega.

"Apa saya boleh masuk?. "

"Boleh, kalau gitu saya permisi dulu!. " Ucap dokter itu lalu pergi meninggalkan Nova.

Pintu terbuka lebar. Nova menghela nafas berat ketika melihat kondisi adik nya itu. Sangat kacau. Banyak luka bekas pukulan di wajah nya. Tangan dan kaki nya. Nova heran kenapa bisa terjadi seperti ini.

Nova duduk di Shofa yang berada di kamar rawat Acha. Cowok itu melepas jaket nya dan mengambil selimut yang berada di lemari kecil .

Dia membuat bantal selimut itu dan membuka handphone nya. Dia akan menelfon Arga dan menyuruh nya untuk ke sini.

"Ke rumah sakit sekarang!. "

"Nggak usah basa-basi, cepet sekarang lo kesini!. " Sambungan telfon pun terputus.

Tak lama kemudian Arga menampakan diri untuk ke sekian kali nya. Cowok itu menghampiri Nova.

"Bang? " Nova menoleh dan langsung berdiri di hadapan cowok itu.

Brukkkk

Plakkkk

Dengan emosi yang meluap Nova memukul Arga dengan sangat keras. Arga sudah tak berdaya di lantai. Dia hanya diam dan tak membalas semua pukulan yang di berikan oleh Nova.

"Mau lo apa sih? Lo cowok macam apa? " Ucap Nova sambil menarik kerah baju milik Arga.

Arga mengatur nafas nya. Tubuh nya terasa nyeri dan sakit. "Maafin gue bang! " Ucap nya dengan lirih karena rasa sakit. Mendengar ucapan Arga Nova langsung mendorong tubuh Arga hingga membentur tembok dan jatuh ke lantai.

"Lo tau kan cewek yang sedang tidur itu siapa? Adek gue. Gue sudah percaya sama lo. Tapi apa yang lo lakuin? " Tanya Nova sambil menatap Arga yang tertunduk lemah.

"Gue ingetin sekali lagi ya! Kalau lo berani lagi buat nyakitin adek gue, lo berurusan sama gue! "

"Pergi lo sekarang! Dan jangan pernah buat temuin adek gue lagi! PERGI! " Dengan langkah gontai Arga langsung keluar dari ruangan itu dengan kondisi yang sudah babak belur.

Arga menghentikan langkah kaki nya saat dia melihat Kevin yang sedang menatap nya.

"Gue akan berusaha untuk dapetin Acha! " Ucap nya dengan memukul pelan pundak Arga.

Arga hanya diam dan tak ingin meladeni cowok itu. Dia segera menuju parkiran dan pulang.

🌥🌥

"Kak, pelan-pelan" Ucap Arga merintih kesakitan.

"Lagian lo sih nyari masalah! " Jawab nya.

"Sekarang dengerin gue ya! Lo itu cowok sama kayak gue. Gue tau ini sulit bagi lo. Setelah Aprilia koma selama beberapa bulan, gue sadar akan perubahan sifat lo Ga. Gue sadar. Namun lo juga berubah setelah Acha hadir di dalam hidup lo. Lo dengerin kata gue. Lo harus milih salah satu dari dua cewek yang lo sayangi itu" Ucap lalu pergi meninggalkan Arga.

Arga meremas rambut nya itu. Nafas nya tan teratur dan perasaan nya gusar. Sekarang dirinya sedang di ambang kebingungan karena harus memilih dua orang yang kini dia cintai. Sangat berat untuk memilih salah satu dari mereka. Arga sangat mencintai kedua nya.

"Ayo Ga, lo pasti bisa! " Ucap nya menyemangati dirinya sendiri.

🌥🌥

Jangan lupa comment dan vote nya ya!

ACHA[selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang