Chapter 4 : Meeting

2.1K 193 6
                                    

I am back

.

.

.

.

.

.

Selamat membaca..

Sorry for the typo, enjoyy..

.

.

.

.

.

.

.

.

"Sakura, aku disini" Suara lengkingan terdengar dari arah tempat tempat duduk dimana seorang perempuan berambut ponytail tengah duduk. Perempuan yang dia ketahui bernama Ino sedang melambaikan tangan kearahnya.

"Wow ada apa dengan mu, kau baik-baik saja ?" Ino bisa melihat Sakura sedang mengelus lengan kanannya dan rambutnya sedikit berantakan.

"Aku baru saja-

Kalimat Sakura tiba-tiba terpotong, dia melihat sosok pria tinggi jangkung yang memiliki kulit putih pucat yang berdiri di samping Ino tengah tersenyum kepadanya "Tunggu, perkenalkan dulu. Dia Sai, kepala chef di restoran hotel ini"

"Hai, Sai"

Sai terlihat mengulurkan tanganya kepada Sakura untuk berjabat tangan tanpa mengurangi senyum diwajahnya "Senang berkenalan dengan mu, Sakura"

"Sai, masakan untuk kami hidangan yang spesial" Ino menampilkan senyuman terbaiknya untuk kepala chef dan juga sebagai kekasihnya tersebut.

"Dengan senang hati, tunggu sebentar" ucap Sai sebelum berpamitan untuk masuk kedalam dapur.

"Ada apa denganmu, kau terlihat berantakan. Kau perlu ke toilet"

Akhirnya Ino mengantar Sakura ke toilet.

"Apa yang terjadi ?" tanya Ino kepada Sakura yang ada di sampingnya tanpa meninggalkan tatapannya di depan cermin.

Sakura terlihat sedang merapikan rambut merah mudanya yang sedikit berantakan "Aku baru saja berdebat dengan salah satu penghuni kamar hotel ini. Dia benar-benar kasar, bagaimana bisa dia mendorong seorang perempuan. Lihat lenganku jadi memar"

Ino menatap Sakura dari cermin dengan raut wajah terkejut "Wah itu keterlaluan, kenapa kau tidak melaporkan ke polisi saja ?"

"Apa kau ingin hotel ini terkena masalah lagi ?"

"Oh kau benar. Tapi apa tidak sakit, kita ke dokter ya nanti ?" Ino terlihat khawatir pada Sakura.

"Tidak perlu, Ino. Ini juga akan hilang sendiri"

"Tapi kan untuk hari-hari besok memar itu akan terlihat jelas"

"Sudah sudah aku baik-baik saja, ayo kita kembali. Perutku sudah tidak tahan menahan lapar" Ino menghembuskan nafas sejenak sebelum menyusul Sakura yang sudah keluar dari toilet.

Ketika mereka kembali, hidangan sudah tertata rapi dimeja. Mereka tanpa pikir panjang segera melahap hidangan yang ada didepannya.

"Bagaimana hidangannya ?"

"Enak dan menarik"

Ino terseyum bangga "Siapa dulu dong managernya, aku"

"Tapi tidak untuk dekorasi ruangannya" ucapan Sakura membuat senyuman Ino hilang dan menatap serius kepada Sakura.

Secret SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang