Chapter 25 : The Threat

1K 126 22
                                    

I am back

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy reading,

Enjoy...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Crek

Sakura sedikit terperanjat begitu mendengar suara pintu yang terkunci terdengar dari arah belakangnya. Sai yang tadi berdiri dihadapanya mengajaknya memasuki garasi yang berada disamping kamar mandi itu. Rasa khawatir, takut dan marah tercampur aduk menyelimuti dirinya. Sakura hanya berdiri mematung dengan dua bola matanya mengikuti langkah kaki Sai yang sedang berjalan di depannya. Kini Sakura melihat Sai berdiri di depan sebuah mobil yang terparkir di garasi dengan sebuah penutup yang sudah terlihat sangat usang karena diselimuti oleh debu tebal. Tatapan mata mereka saling bertubrukan, Sai menarik penutup mobil itu hingga membuat debu berterbangan, Sakura yang berdiri di seberang mobil itu reflek menutup hidung dan mulutnya. Namun hal yang lebih mengejutkan lainnya, dia seolah diajak kembali ke kejadian dua tahun silam dimana mobil dihadapanya itu berisi seseorang yang telah mencelakai dirinya dan Sasuke tepat setelah kedatangan mereka ke Jepang. Sakura benar-benar ingat mobil itu. Badan Sakura diam mematung, nafasnya tercekat seketika, ujung jari-jari kaki dan tangannya terasa dingin dan bergetar.

"Dari raut wajahmu, sepertinya kau mengenal betul mobil ini" Sai terlihat memperhatikan perubahan raut wajah Sakura yang mengeras dengan pandangan mata tak berkedip. Perkataan Sai membuat Sakura bingung harus berkata apa. "Sudah dipastikan, kau sudah ingat"

Sorot mata Sai terlihat sangat mengintimidasi "Kau meresahkanku, Sakura. Kemunculanmu di hotel waktu itu cukup membuatku was-was" Sai lagi-lagi membuka mulutnya dengan pelan dan santai seakan tanpa beban. "Ku harap kau tidak menyulitkanku, seperti mereka" perkataan Sai terdengar menggantung. Mereka ? Sakura berharap apa yang terbesit di pikirannya itu tidak benar.

"Kenapa kau melakukan itu ?" Sakura memberanikan diri membuka mulut walau suaranya terdengar sedikit bergetar dengan nada yang kaku dan suara yang lirih.

"Melakukan yang mana ?" tanya Sai balik seolah mempermainkan perkataan Sakura sebelumnya.

"Kau-" ucapan Sakura terpotong, kedua tangannya mengepal erat, sekuat tenaga ia mencoba menarik nafas dalam walaupun rasanya entah kenapa terasa sulit sekali. "ada dibalik semua kejadian itu, Sasuke, Hinata dan... Shion ?" Sakura bersuara dengan hati-hati.

Sai mengalihkan pandangan, tersenyum mengejek dengan tangan yang seoalah-olah sedang membersihkan mobil di depannya itu dari debu. "Sehebat itukah aku ?"

Raut wajah Sakura kembali berubah setelah mendengar jawaban Sai. Tanpa sadar air mata Sakura mengalir di kedua pipinya. Bibir bawahnya ia gigit secara tidak sadar. Serta sorot mata Sakura terpancar kesedihan dan kemarahan yang hebat. "Jika Sasuke mati pada waktu itu juga, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Kalian perempuan-perempuan pengganggu yang menghalangi jalanku, merepotkanku. Si jal*ng yang susah diatur itu benar-benar menyusahkanku. Hinata tidak akan mungkin berakhir seperti itu jika buka karena Shion cemburu akan kedekatanmu dengan keluarga Uchiha" Sai terlihat tersenyum licik, membuat Sakura semakin geram melihatnya.

Secret SwanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang