Rama Sayang Abang

2.7K 324 11
                                    

Bangtan lagi diem-diem aja nih. Jadi kangen :(

Anyway, happy reading! 💕

***

"Halo, bang Yudha?" Raka masih tidur sekarang, kondisinya sudah cukup baik, sepertinya hanya perlu istirahat. Sebagai adik yang baik, Rama berinisiatif menelepon atasan kakaknya. Lagipula, Rama cukup mengenal Yudha dengan baik. Sahabat abangnya itu dulu sering main ke rumah, Rama juga cukup akrab dengan Yudha.

"Ini Rama? Kenapa, Ram? Tumben nelepon?" Sahut Yudha.

"Iya, Bang. Ini Rama. Gini, Bang.. Bang Raka sakit, kecapekan sama maag-nya kumat kemaren. Rama mau izinin bang Raka, biar nggak ke kantor dulu hari ini. Boleh ya, Bang?" Rama sedikit memelankan suaranya, semoga Yudha menyetujui. Lagipula kalau melihat Raka sekarang, masuk kantor pun akan percuma. Tidak akan bisa bekerja maksimal.

"Loh, Raka sakit? Kok bisa sampai maag-nya kambuh?" Rama menaikkan satu alisnya, bingung dengan pertanyaan Yudha. Mereka kan satu kantor, satu ruangan pula. Kenapa Yudha seperti tidak tahu apa-apa?

"Panjang ceritanya, Bang." Rama malas membahas ini. "Jadi, gimana bang? Bang Raka izin dulu, ya?" Tukasnya.

"Iya nanti abang bilang sama ayah kalau Raka sakit. Bilangin ke Raka, santai aja di rumah sampai sembuh dulu." Ini perasaan Rama saja atau memang Yudha sedikit menekan kata 'santai aja di rumah', ya?

"Oke, makasih Bang." Sambungan terputus.

Rama jadi benar-benar penasaran, masalah apa sih yang sedang dihadapi Raka? Setelah Raka bangun nanti, Rama harus memaksa abangnya yang menyebalkan itu untuk bercerita. Harus!

***

To : Deva
Dev, boleh minta tolong nggak?

From : Deva
Ngapa dah?

To: Deva
Gue mau nguntit abang gue sendiri Dev.

Deva is calling..

"Heh! Gila, lo?!" Rama menjauhkan telepon dari telinga karena pekikan Deva. Anak itu memangnya tidak bisa santai sedikit, apa? Kalau bukan karena Deva itu dewa IT, Rama juga tidak akan minta bantuan padanya.

"Ini serius tau, Dev! Masalahnya, abang gue tuh kayak nyembunyiin sesuatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini serius tau, Dev! Masalahnya, abang gue tuh kayak nyembunyiin sesuatu. Please, lah, Dev. Lo ngerti posisi gue, ya?" Terdengar suara helaan napas diseberang. Rama maklum, ini memang melanggar prinsip Deva. Rama tahu itu. Temannya itu anti kejahatan cyber. Tapi, kan, Rama sedang tidak berbuat jahat. Ya, meskipun sedikit melanggar privasi abangnya, sih.

"Gue pikirin dulu, Ram. Kalau bisa, lo selesain masalah lo baik-baik dulu, lah. Jangan langsung ambil langkah kayak gini. Lo ngerti, kan? Yang gue omongin ini demi kebaikan lo juga."

Raka & Rama [Jinkook Local Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang