8. Akrab

59 9 0
                                    

FREINZ ALBERT ORLANDZ

Allah Maha Baik bagi seluruh makhluk-Nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allah Maha Baik bagi seluruh makhluk-Nya. Ia tak membiarkan para makhluk-Nya kekurangan apapun termasuk kasih sayang. Sekalipun mereka mendapatkannya dari sosok lain selain keluarga kandung

☕☕☕

"THEL!" pekik Freinz panik. Kenapa tidak? Tiba-tiba saja Thel terbatuk-batuk terus menerus tanpa henti.

Freinz mengambil botol milik Thel dan mendekatkan ke arah Thel. Thel memalingkan wajah menolak.

"Ayolah, Thel. Minum dulu," bujuk Freinz dengan tangan yang menyodorkan botol Thel.

Nihil! Thel menolak permintaan Freinz dengan tangis dan batuk yang tak kunjung berhenti. Freinz menghela napas dan beralih merogoh saku celana. Mengambil ponsel dari dalam sana.

"Halo, Robert."

"Iya, Tuan," jawab seseorang di seberang sana.

"Bisakah kau menggantikanku?"

"Tapi, Tuan—"

"Saya tidak menerima bantahan. Kau bisa meminta materi meeting kepada Tey."

"Baiklah."

Freinz memutus panggilan di antara mereka dan tersenyum ke arah Thel. Thel yang sedari tadi menangis pun kini terdiam dengan tangan yang mengusap ingus.

"Minum dulu, Thel," bujuk Freinz sembari mengulurkan botol milik Thel.

Thel menegaknya dengan perlahan hingga akhirnya tandas. Freinz pun meletakkan botolnya ke atas meja makan. Thel terseyum dengan tawa menggemaskan.

"Thel cayang, Dadda," ucap Thel dengan senyum manis.

"Dadda juga sayang Thel." Freinz mengangkat tubuh mungil They dan memeluknya dengan erat. Menggelitik tubuh mungil itu.

"Kalo gitu, bagaimana kalo kita pergi jalan-jalan?" tawar Freinz kepada Thel, batita manisnya.

"Halan-halan? Yey, halan-halan," semangat Thel sembari bertepuk tangan girang. Freinz kembali tersenyum. Ia pun mencium setiap inci wajah Thel dan kembali menyantap sarapannya.

"Dadda makan dulu, ya. Thel makan sama Aunty, oke?"

Thel mengangguk antusias dan beralih ke arah Grez. Membuka mulut sembari menunjuk-nunjuk ke arah mulutnya.  Grez tersenyum dan menyuapkan sesendok bubur ke arah Thel. Menikmati kehangatan di antara mereka.

☕☕☕


Freinz dan Thel turun dari mobil mewah mereka setelah menempuh perjalanan 45 menit. Freinz melangkah masuk dengan Thel yang ia genggam di tangan kanannya. Dikarekan, Thel sendiri yang menolak 'tuk digendong.

Secangkir Kehangatan (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang