lima

1.1K 160 84
                                    

2 years later.

Taeyong menatap lurus deretan nomor yang ada di layar ponselnya. Itu nomor ponsel Mina. Sudah lama sekali nomor itu tidak menghubunginya.

Terakhir bertemu Mina satu bulan yang lalu. Mina datang untuk mengecek perkembangan Jaerin.

Setelah itu ia tidak melihatnya lagi, jujur Taeyong sangat merindukannya. Ia ingin melihat wajah teduhnya.

Namun siapakah ia hingga punya hak untuk melihat wajah teduh itu?

Sejak awal pertemuan mereka, Taeyong sudah merasa ada yang beda dengan jantungnya.

Tiba-tiba otaknya berputar pada kejadian indah dua tahun yang lalu.

Saat mendengar isakan Mina di telepon, ia langsung lari ke parkiran dan pergi ke rumah Mina.

Dengan ragu Taeyong mengetuk pintu di hadapannya.

Saat pintu terbuka, betapa hatinya tersentuh melihat wajah Mina yang sedikit kusut dengan mata yang sembab. Terlihat sekali wanita itu sedang pusing memikirkan anaknya.

Taeyong mengambil alih Jaerin dan menggendongnya, berusaha agar anak itu bisa terlelap sementara Mina pergi menyiapkan teh hangat.

Mata Taeyong menelisik setiap dinding rumah, tidak ada foto pernikahan yang terpajang. Apa di saat seperti ini ia boleh menaruh harap?

Taeyong menggelengkan kepala, ia bukan lelaki brengsek yang akan merebut seorang wanita dari pemiliknya. Sebagian otaknya berbisik 'mungkin pemilik rumah ini baru pindah, jadi fotonya belum sempat dipasang'.

 Sebagian otaknya berbisik 'mungkin pemilik rumah ini baru pindah, jadi fotonya belum sempat dipasang'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah berhasil menidurkan Jaerin di kamar, Taeyong dan Mina langsung pindah ke ruang tamu. Sedikit berbincang masalah demam yang Jaerin alami.

"Kalo demam lagi kamu bisa suruh ayahnya buat lepas baju, terus simpan Jaerin ke pelukannya. Itu efektif untuk menurunkan suhu tubuh."

Ada sorot sedih yang ia tangkap dari mata Mina. Wanita itu menunduk tanpa menyahut apa pun.

"Mina?"

Muna tersentak "I-iya?"

"Penjelasan saya bisa dimengerti?"

Mina mengangguk lalu memaksakan seulas senyum. Walau raut mukanya masih terlihat sedih.

Taeyong panik saat melihat Mina menghapus air matanya.

"Mina?!"

Sepuluh menit yang lalu Mina menyuruhnya untuk panggil nama saja—bukan Jaerin's Mom lagi.

"Kenapa?"

"Uhm—enggak apa-apa. Maaf ya."

"Don't be. Saya gak tahu apa yang lagi kamu hadepin, tapi saya harap kamu bisa bahagia kembali. Saya yakin kamu bisa bahagia lagi. Kamu harus percaya itu."

REWRITE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang