lima belas

756 116 18
                                    

"Dokter Tee?"

Taeyong berbalik, mendapati pria jangkung berpenampilan rapi dengankedua tangan menggenggam dua gelas kopi.

Yuta menyodorkan satu gelas kopi ke depan Taeyong.

"Ada apa? Tumben ke ruangan saya."

"Woy! Santuy aja kali ngomongnya, pake saya-saya-an segala."

Taeyong terkekeh, ia suka tidak sadar kalo mereka sudah berteman sejak SMA.

"Kayanya dokter ganteng satu ini lagi banyak piiran. Kenapa sih, cerita dong."

"Engga, Yut. Nggak ada apa-apa."

"Bohong sekali anda Tuang Lee." Ucap Yuta diselingi candaan.

"Dilihat dari mukanya sih kayanya pusibng masalah cinta."

Teyong mendengus, "Engga Yutaaa."

"Yang kemarin, ya?"

Seperti sudah tahu siapa orang yang dimaksud yuta membuat Taeyong menggeleng, jiwa ghibah Yuta memang sudah mendarah daging dari SMA.

Lelaki menikmat ghibah itu menyesap kopinya. "Kelihatannya kalian happy banget. Kayak apa ya..." Yuta tampak berpikir.

"Kaya keluarga bahagia. Seneng gue liatnya."

"Yutaaa."

"Jujur aja kali, Yong. Lagian umur lo cocok tuh buat sambat istri orang."

"Yutaaa, stop!" Taeyong memperingati. "Lagian dia bukan istri orang."

"Oh jadi anak kecil itu adiknya? Apa gimana? Tapi di data rumah sakit dia ibunya, kok."

"Dia udah cerai." Ucap Taeyong lesu. Sudah malas sebenanya berbincang tentang Mina. Ia selalu teringat bagaimana Jaehyun memeluk Mina di hari itu.

"What!?" wajahnya terlihat sangat terkejut, namun sedetik kemudian berubah menjadi seringaian. "Bagus, dong."

"Bagus apanya?" Taeyong menoleh.

"Gaet aja, pasti mau kok. Orang lo ganteng gini."

"Gabisa, lah. Susah."

"Apanya yang susah?" yuta mendekatkan wajahnya, terlihat sangat tertarik dengan pembukaan ghibah yang telah ia lakukan.

"Dia masih berhubungan sama suaminya. Suaminya sering samperin dia."

"Kalo gitu doang mah gampang." Yuta meraih notes dan pena di atas meja Taeyong, bersiap untuk menuliskan sesuaatu.

"Apanya yang gampang? Itu pena buat apa?"

"Kita ke Banten. Apa wetonnya?" tanya Yuta dengan muka serius.

"Weh! Jangan gitu!" Taeyong langsung meraih notes yanga da di genggaman Yuta.

Yuta mendelik. "Dih, udah baik mau dibantuin."

"Ya enggak gitu juga, Yuta. Udah ah, bentar lagi saya harus periksa pasien."

***

Mina is calling...

Tanpa menunggu banyak waktu, Taeyong menjawab panggilan tersebut. Walau tangannya sibuk memotong wortel dan mentimun.

"Ada apa, Mina?"

"Tee, maaf."

Taeyong mengernyit. "Kenapa?"

"Hari ini kamu sibuk, ga?"

"Engga, kebetulan saya nggak ke rumah sakit. Ada apa, Mina?"

"Jaerin..." Mina tampak ragu untuk mengungkapkan sesuatu. Sementara Taeyong langsung panik,takun Jaerin kenapa-napa.

REWRITE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang