tiga belas

984 135 26
                                    

Tak terasa Jaerin sudah umur lima tauh lagi, sudah masuk sekolah taman kanak-kanak.

Sayangnya, Mina juga jadi sering merasa lelah. Ditambah komunitas yang ia bangun sudah semakin banyak anggota. Pekerjaan jadi semakin banyak. Disisi lain Mina juga harus mengantar jemput anaknya. Karena tidak mungkin juga Jaehyun yang mengantar jemput, karena dia sangat sibuk. Pernah sih beberapa kali Jaehyun mengantar Jaerin, hanya mengantar, tidak bisa menjemput karena ia harus ke kantor dan menjalani beberapa sidang.

Firma yang dibangun Jung Jaehyun dari sebelum menikah hingga sekarang juga semakin besar, membuat Jaehyun semakin banyak pekerjaan. Walau karyawan semakin banyak, tetap saja jika kasus-kasus besar akan ditangani oleh Jaehyun.

Apa Jaehyun sedih waktunya tersita banyak? Tentu saja iya. Dia ingin sekali bertemu anaknya sesering mungkin, kalau bisa tiap hari. Tapi ia juga harus me-rechek berkas kasus yang sedang ia tangani sehabis pulang dari kantor. Jangankan untuk Jaerin, untuk dirinya saja kadang Jaehyun tidak punya waktu.

Sebenarnya dibalik sibuknya Jung Jaehyun juga ada alasan, bukan hanya karena firma yang semakin besar, tapi juga masalah batin yang ia rasakan. Ia sadar selama dirinya cerai, ia tidak pernah sekalipun memperlakukan Mina dengan baik. Ia selalu kasar, emosional, pemarah.

Tapi semuanya pun ada sebabnya, Jaehyun hanya takut Mina pergi terlalu jauh darinya. Jadi ia memaksa Mina untuk selalu ada di dekatnya dengan cara apapun itu, bahkan dengan cara kasar sekalipun, saking Jaehyun takut Mina akan terlalu jauh darinya. Karena ia sadar, ternyata dirinya lemah, rapuh, dan tak bisa sedikitpun jauh dari wanita yang pernah ia sakiti.

Maka dari itu ia menyibukkan diri untuk menghilangkan rasa takutnya.

"Pak Jaehyun, untuk kasus pembunuhan di daerah Sentul sudah dipenuhi kelengkapan berkasnya?"

Suara Yeri—salah satu bawahannya— menyadarkan lamunan Jaehyun. Ia terkesiap.

"Hm...masih belum lengkap, terutama rekama cctv di sekitar tkp. Boleh kamu minta rekaman cctv di minimarket yang berjarak tiga ratus meter ke sebelah kanan dari tkp?"

"Baik, pak. Saya dan Jeno akan ke tkp lima menit lagi?"

Jaheyun menjentikkan jarinya, "Bagus, Jeno anak magang bawahan kamu?"

"Iya, pak."

"Bimbing terus dia. Cara kerjanya bagus, saya ada rencana untuk rekrut dia jadi pegawai setelah lulus kuliah. Saya ingin dia semakin baik."

"Baik, pak. Saya pamit. Terimakasih banyak."

Yeri menundukkan tubuhnya lalu berbalik pamit.

Setekah kepergian Yeri, Jehyun menatap arloji di tangan kanannya, sudah pukul setengah sepuluh.

Ia beranjak dan meraih jas navy yang tersampir di sofa ruangannya. Lalu keluar dari ruangan.

Jaehyun tidak bisa menahan senyum tatkala membayangkan wajah cerah anaknya saat ia tiba-tiba menjemputnya.

Jaehyun kali ini menyempatkan waktu untuk menjemput anaknya. Ini kali pertama dia menjemput Jaerin. Jadi ia sangat bahagia.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
REWRITE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang