sepuluh

964 139 52
                                    

"Kalo gitu Ibu pulang dulu ya, mau sekalian beres beres rumah. Eh Mina, jangan lupa dateng ya." Ibu menjentikkan jarinya. Mencoba terlihat seceria mungkin walaupun tadi sempat menangis.

Beliau terpaksa menghapus air mata dan menyembunyikan kesedihannya, karena oknum yang membuatnya seperti ini malah datang tiba-tiba.

"Jaehyun anter, bu." Jaehyun mengikuti langkah Ibu.

"Gausah, kamu disini aja temenin Mina. Sekalian nanti dateng acara."

"Gapapa, bu. Biar Jaehyun anter."

"Kalo kamu yang anter terus itu supir di depan nungguin ngapain. Masa ibu suruh pulang sendiri. "

Jaehyun merutuk dirinya sendiri yang lupa akan supir keluarganya. Supir itu memang selalu mengantar kemanapun keluarga Jaehyun suruh, contohnya mengantar ibu ke rumah Mina.

Setelah kepergian ibu, kini rumah itu dilanda kecanggungan. Mina masih bergelut dengan pikiran dan hatinya. Di satu sisi ia merasa marah atas tuduhan Jaehyun tempo hari lalu, di satu sisi ia merasa khawatir mendengar kondisi Jaehyun barusan dari ibu.

"Jaerin mana?" tanya Jaehyun canggung.

Wajahnya masih ia tundukkan, Mina sedikit malas melihat muka Jaehyun. "Di kamar tamu."

"Aku kesana." ucap Jaehyun lebih seperti meminta izin.

Hanya anggukan yang bisa Mina balas, setelahnya ia menyiapkan beberapa kudapan dan teh hangat untuk Jaehyun yang notabene-nya bisa dibilang tamu, mungkin?

Hanya anggukan yang bisa Mina balas, setelahnya ia menyiapkan beberapa kudapan dan teh hangat untuk Jaehyun yang notabene-nya bisa dibilang tamu, mungkin?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bungkusan kertas yang digunakan untuk membentuk kumpulan bunga tulip agar menjadi buket itu dibuka secara hati-hati.

Mina membersihkan vas bunga dan mengisi setengahnya dengan air. Kemudian memasukkan bunga cantik itu kedalamnya.

Ujung bibirnya tertarik kala melihat vas yang tadinya kosong menjadi indah.

Menaruh vas itu di ujung ruangan menjadi pilihan Mina, awalnya ia sempat bingung antara menaruh vas di ruang tamu atau di kamar.

Mina sedikit merenggangkan tubuhnya dan duduk diatas sofa ruang televisi. Menyalakan teve—yang sebenarnya isinya tidak begitu menarik—kemudian menyeruput segelas teh hangat di depannya.

Tampaknya Jaehyun masih asik bermain dnegan Jaerin di kamar tamu, buktinya lelaki itu belum keluar kamar dari tadi.

Karena ini sudah waktunya Jaerin makan, Mina menghampiri anaknya ke kamar tamu.

"Jaerin makan dulu yuk!"

Anak itu menoleh kemudian tersenyum senang. Kedua tangannya terangkat minta di gendong. Aneh, biasanya anak itu selalu memilih jalan sendiri.

"Tumben pengen di gendong terus." Mina mengangkat tubuh anaknya ke gendongan, kemudian meninggalkan ruangan itu.

Merasa ada yang tertinggal, Mina balik lagi ke ruangan tersebut. Ruangan yang menampakkan seorang lelaki yang melamun dengan tubuh bersila di pinggir kasur.

REWRITE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang